Sentani, Jubi – Penjabat atau Pj Bupati Jayapura Triwarno Purnomo meminta warga di Kabupaten Jayapura agar selalu waspada dan terus meningkatkan kewaspadaan kamtibmas di lingkungan masing-masing, terkait tingginya kasus pencurian kendaraan bermotor atau curanmor.
Kamtibmas, kata Triwarno, adalah tanggung jawab bersama yang harus dilakukan warga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan secara meluas. Karena itu ia mengimbau agar pos ronda atau sikamling diaktifkan di lingkungan masing-masing dengan dikoordinir langsung ketua RT/RW.
“Tugas kita menjaga keamanan, kenyamanan pada lingkungan di mana kita tinggal, karena tidak mungkin orang lain yang datang dan menjaga lingkungan kita sendiri. Jika ada hal-hal yang dianggap meresahkan dan tidak bisa diatasi oleh warga maka bisa dilaporkan kepada pihak keamanan, tidak main hakim sendiri karena tidak akan menyelesaikan persoalan hingga selesai,” katanya di Sentani, Kamis (27/6/2024).
Pj Bupati mengatakan saat ini jumlah penduduk dan perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain, khususnya di Kabupaten Jayapura, sangat aktif. Pembangunan rumah hunian juga terus bertambah dari waktu ke waktu, karena itu penting bagi masyarakat untuk saling mengontrol dan meningkatkan penjagaan keamanan satu dengan lainnya.
“Ada muka-muka baru di kompleks, langsung laporkan kepada ketua RT/RW setempat untuk didata, sekalian dikonfirmasi dokumen kependudukannya,” ujarnya.
Menurut Triwarno pertumbuhan di segala bidang di Kabupaten Jayapura setiap saat mengalami peningkatan yang disebabkan daerah ini merupakan jalur keluar-masuk orang dan barang di Provinsi Papua.
“Kondisi dan suasananya juga turut mengalami perubahan yang sangat besar, berbeda dengan situasi pada belasan tahun lalu di mana daerah ini masih agak sepi dari pengunjung dan proses pembangunan,” katanya.
Kepolisian Resor (Polres) Jayapura selama setahun (2023) telah menerima 326 laporan kasus Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) yang terjadi hanya di Distrik Sentani.
Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus Macklarimboen menjelaskan sebagian besar dari total jumlah kasus itu telah diselesaikan dan sebagian lainnya masih dalam proses penyelidikan dan penyelesaian lebih lanjut.
Sasaran utama lokasi curanmor, katanya, adalah tempat umum dan pemukiman warga.
Sebanyak 326 kasus pencurian kendaraan bermotor di Distrik Sentani itu terjadi hampir di semua kelurahan dan kampung, namun terbanyak di Kelurahan Sentani dan Kelurahan Hinekombe.
Perinciannya, Kalurahan Sentani Kota 160 kasus, Kelurahan Hinekombe 120 kasus, Kelurahan Dobonsolo 32 kasus, Kampung Ifar Besar 3 kasus, Kampung Yobeh 2 kasus, dan Kampung Sereh 9 kasus.
Sedangkan klasifikasi terjadinya kasus curanmor meliputi waktu kejadian, modus operandi, dan Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Untuk waktu kejadian, waktu terjadinya curanmor pada waktu malam hingga dini hari (00.00 – 02.00 WIT) dengan 131 kasus kejadian. Kemudian waktu pagi, siang, hingga sore 18 hingga 19 kasus.
“Modus operandinya, ketika pemilik lupa kunci stang motor, lupa cabut kunci motor, dan pelaku sendiri yang merusak stang atau kunci motor,” ujarnya.
Pelaku yang merusak kunci atau stang motor ada 404 unit, yang tidak mengunci stang motor 8 unit, dan lupa mencabut kunci 14 unit.
Sedangkan TKP terbanyak adalah pemukiman warga (242 kasus), jalan raya (59 kasus), pertokoan (46 kasus), pasar (26 kasus), perkantoran dan tempat wisata (10 kasus), sekolah dan bandara (8 kasus), hotel dan rumah sakit (5 kasus), tempat ibadah (4 kasus), dan kebun (2 kasus).
Kapolres AKBP Fredrickus mengatakan terjadinya kasus curanmor ini tidak hanya dipicu oleh adanya kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku, tetapi juga kelalaian dari pemilik kendaraan sendiri.
“Oleh sebab itu, diharapkan agar para pemilik kendaraan selalu memastikan keamanan kendaraanya saat di luar rumah, tempat parkir, dan memastikan kendaraanya sudah terkunci,” katanya.
Upaya yang dilakukan Polres Jayapura selama ini, kata Kapolres, adalah patroli rutin, kegiatan ‘Sa Buang’ atau tatap muka dengan masyarakat melalui form (FKPM), kegiatan razia selektif, dan kegiatan penertiban.
Terkait maraknya pencurian kendaraan bermotor, tokoh masyarakat di Sentani, Maurits Felle mengakui ada banyak keluhan warga soal kehilangan kendaraan mereka. Ada yang disebabkankelalaian pemilik kendaraan sendiri dan ada juga yang benar-benar kehilangan kendaraan karena dicuri oleh oknum-oknum yang memanfaatkan situasi dan kondisi lokasinya.
“Misalnya terjadi di tempat umum, bisa jadi kelalaian dari pemilik yang lupa mencabut kunci kontaknya, tetapi di halaman atau di teras rumah lalu ada kecurian berarti yang bekerja sudah dalam komplotan atau kelompok,” ujar Felle.
Menurutnya, dari setiap kejadian pasti yang bersangkutan membuat laporan polisi. Laporan polisi ini yang diharapkan ada tidak lanjut oleh kepolisan.
“Menemukan barang hilang memang tidak mudah, tetapi paling tidak ada jawaban yang diberikan kepada pemilik kendaraan yang hilang,” ujarnya. (*)
Discussion about this post