Sentani, Jubi – Yayasan WWF Indonesia Program Papua, memiliki pusat belajar yang diresmikan pada 8 Agustus 2018 dengan nama Holey Narey. Wadah belajar bersama tentang konservasi inklusif.
Saat ini WWF Indonesia Program Papua bersama Bank Indonesia meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kaum muda melalui pelatihan penggunaan aplikasi Canva dan Capcut. Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman serta keterampilan praktis dalam menuliskan dan bercerita terkait praktik-praktik baik yang telah dilakukan.
Koordinator Communication dan Learning Center Yayasan WWF Indonesia Program Papua, Jeni Karay menjelaskan pihaknya telah bekerja sama dengan BI sejak lama, telah melaksanakan sejumlah kegiatan sejak 2024 lalu.
“Ini kegiatan terakhir melalui CSR nya Bank Indonesia, 7 kegiatan yang lain sudah kami laksanakan di tahun 2024, jadi total semua ada 8 kegiatan,” ujar Jeni di sela-sela kegiatan pelatihan yang dilaksanakan di Pusat Belajar Holey Narei Kantor Yayasan WWF Indonesia program Papua, Kampung Sereh, Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat (10/1/2024) lalu.
Peserta adalah anak muda dari 15 komunitas dari Kabupaten dan Kota Jayapura, sekitar 30 orang peserta terlihat antusias. Menurutnya, pelatihan penggunaan aplikasi Canva dan CapCut kali ini merupakan hal lazim. Hanya saja perlu kreatifitas. Sehingga konten-konten gambar maupun video yang dipublikasikan akan jauh lebih menarik.
“Dua aplikasi ini walaupun bukan yang prime, masih bisa dimanfaatkan dan mudah digunakan. Baik di gadget maupun laptop, ada banyak menu dan template sebagai pilihan,” katanya.
Kegiatan pelatihan terbagi dalam dua sesi. Pertama, pelatihan pengenalan dari bagian atau menu pada aplikasi CapCut hingga bagaimana penggunaannya. Sesi kedua berkutat pada pemanfaatan aplikasi Canva.
“Setelah pengenalan serta pemahaman terkait dua aplikasi ini, peserta juga diminta untuk mempraktikannya dan diupload pada media sosial mereka masing-masing,” katanya.
Jeni juga berharap dari kegiatan pelatihan yang dilaksanakan ini bisa berdampak kepada sosialisasi konservasi inklusi, serta pesan baik bagi lingkungan alam. konten-konten yang dihasilkan kelak dapat dinikmati dan diterima masyarakat di dalam dan luar Papua.
“Jadi, ini merupakan closing kegiatan bersama BI melalui CSR nya, kita berharap juga di tahun mendatang ada dukungan yang sama untuk pengembangan kreativitas generasi muda. Khususnya penyelamatan terhadap lingkungan dan alam sekitar kita,” katanya.
Dua video dari peserta yang sempat dibahas dalam sesi praktik CapCut berupa video yang menceritakan kegiatan Hidroponik dan juga Ruang belajar.
Terkait video tema hidroponik salah satu peserta menceritakan bagaimana anak muda di Holey Narey bisa membuat dan merawat tanaman hidroponik. Sedangkan pada video ruang belajar, pembuat videonya ingin menunjukan semangat anak muda dalam melakukan edukasi.
Salah satu peserta pelatihan, Afid Fadila dari Komunitas Duta Inspirasi Indonesia Provinsi Papua mengaku sangat senang, dirinya dapat terlibat dan mengikuti pelatihan tersebut.
Menurutnya, pelatihan penggunaan dua aplikasi ini sangat penting karena di komunitas tempat ia bekerja, soal publikasi di media sosial juga menggunakan dua aplikasi ini. Hanya saja pemahamannya belum begitu dalam, menyelami fungsi dan kegunaan dari fasilitas yang tersedia.
“Pengalaman baru, tetapi juga ilmu serta wawasan untuk pengembangan kerja kita di waktu-waktu mendatang, khususnya di dalam komunitas,” ujar Fadila.
Senada dengan ini, peserta lainnya yang merupakan Pemuda di Kampung Sereh, Aleks Ondi mengatakan dirinya sangat beruntung karena dapat terlibat dalam pelatihan itu.“Selama ini kitong (kita) posting video dan foto di media sosial itu standar-standar saja. Tanpa diedit atau diolah lagi melalui aplikasi. Begitu ada video langsung saja posting, begitu juga dengan foto,” ujarnya.
Menurut Aleks, kegiatan seperti ini hendaknya dilakukan secara rutin di kampung-kampung. Sehingga menambah wawasan dan terjadi peningkatan kapasitas muda-mudi di kampung.
“Publikasi potensi daerah seperti di kampung -kampung sangat penting. Kuliner, asesoris budaya, tempat wisata, tetapi juga aneka ragam hayati seperti flora dan fauna. Pemahaman penggunaan dua aplikasi ini sangat penting, walaupun masih ada banyak fasilitas penunjang layanan lainnya,” kata Aleko sapaan akrabnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!