Jayapura, Jubi – Tim gabungan Satgas Damai Cartenz 2025, Kepolisian Resor (Polres) Yahukimo, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah berhasil mengevakuasi 15 jenazah pendulang emas yang dibunuh oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) hingga Senin (14/4/2025). Dari jumlah tersebut, 12 jenazah telah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga masing-masing.
Pada 6–9 April 2025, TPNPB mengklaim telah membunuh 17 pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, yang mereka tuduh sebagai mata-mata militer Indonesia. Aksi pembunuhan ini dilakukan oleh pasukan Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama Derakma.
Kelima belas jenazah ditemukan di berbagai titik wilayah pendulangan emas, yaitu 3 jenazah di Tanjung Pamali, 5 jenazah dari dua titik di Kampung Bingki, 3 jenazah dari Area 22, 1 jenazah dari Area 33, 1 jenazah di Muara Kum, 1 jenazah dari Area Kepala Air Mumok, 1 jenazah di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang.
Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Adarma Sinaga, menyatakan bahwa proses evakuasi berjalan aman dengan melibatkan 307 personel gabungan TNI dan Polri.
“Kami juga akan terus berupaya menemukan sisa korban lainnya serta terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku,” ujar Adarma dalam keterangan tertulisnya, Senin malam (14/4/2025).
Adarma menambahkan bahwa 12 jenazah yang telah diidentifikasi sebelumnya ditangani oleh Tim Dokkes Polri dan DVI Polri. Sementara tiga jenazah lainnya yang ditemukan di Area 22, Area 33, dan Tanjung Pamali pada Senin masih berada di RSUD Dekai untuk proses identifikasi lanjutan.
Selain itu, dua orang korban, yakni Johanis Adu dan Suwito, ditemukan dalam keadaan selamat di Tanjung Pamali. Keduanya telah dievakuasi ke Dekai dan kini mendapat perawatan medis serta pendampingan psikologis.
12 Jenazah telah diserahkan ke keluarga
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo, menyatakan bahwa 12 jenazah yang telah diidentifikasi telah diserahkan kepada keluarga masing-masing. Yusuf juga menegaskan bahwa proses identifikasi melibatkan pihak keluarga secara aktif.
Adapun nama-nama korban yang telah diserahkan antara lain: Wawan Tangahu, Suardi Laode alias Kaswadi, Stenli Humena, Yuda Lesmana, Riki Rahmat, Muhammad Arif, Safaruddin, Abdur Raffi Batu Bara, Stefanus Gisbertus, Zamroni, Ariston Kamma dan Rusli.
“Hingga saat ini, 12 dari 15 jenazah telah kami serahkan ke pihak keluarga. Kami juga memberikan pendampingan secara menyeluruh bagi keluarga korban,” kata Yusuf, Senin malam.
Yusuf juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah dan Kodim Yahukimo atas kerja sama yang solid.
“Kami berterima kasih kepada Pemda, Polres, dan Kodim. Sangat luar biasa, kami bahu-membahu, berjibaku di lapangan bersama TNI–Polri sehingga proses ini berjalan lancar,” ujarnya.

TNI bantah korban adalah anggota militer
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, membantah bahwa para pendulang emas di Yahukimo adalah prajurit TNI atau mata-mata militer. Ia menanggapi pernyataan Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, pada 8 April 2025 yang menyebut pembunuhan dilakukan terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai intelijen militer Indonesia.
“Tidak ada prajurit TNI yang bekerja sebagai pendulang emas. Jadi sudah dipastikan bahwa korban bukan anggota TNI karena tidak ada prajurit kami di lokasi tersebut,” kata Candra kepada Jubi, Senin.
Candra menyebut TPNPB-OPM sengaja menyebarkan teror dan propaganda dengan dalih membunuh mata-mata untuk membenarkan aksi pembunuhan terhadap warga sipil.
“Pemberitaan hoaks bahwa korban adalah prajurit TNI atau mata-mata militer adalah bagian dari teror dan propaganda yang sengaja disebar oleh gerombolan OPM dan simpatisannya,” tambahnya.
TPNPB minta pendulang non-Papua keluar dari wilayah konflik
Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, dalam pernyataan tertulisnya pada Minggu (13/4/2025), menyerukan agar pendulang emas non-Papua segera meninggalkan wilayah konflik bersenjata di Kabupaten Yahukimo. Menurutnya, wilayah tersebut merupakan zona operasi Kodap XVI Yahukimo di bawah pimpinan Komandan Operasi, Walikota Kopitua Heluka.
“Wilayah Yahukimo dari Jetni sampai Suru-suru, dari Yali Angguruk sampai Yali Mex adalah wilayah operasi Kodap XVI Yahukimo. Saya minta orang-orang imigran Indonesia segera keluar dari wilayah konflik bersenjata di Yahukimo,” ujar Sambom.
TPNPB telah menetapkan zona perang di wilayah Papua Pegunungan meliputi Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang, dan Nduga. Di wilayah Papua Tengah, zona perang meliputi Kabupaten Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Dogiyai, Paniai, dan Deiyai. Sementara di Papua Barat Daya, zona perang ditetapkan di Kabupaten Maybrat.*

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!