Sentani, Jubi – Dampak musibah kebakaran yang terjadi di Pasar Baru Sentani, Jumat (6/1/2023) pekan lalu, mengakibatkan Pasar Pharaa Sentani, Kabupaten Jayapura menjadi tumpuan tempat berjualan bagi bagi pedagang musiman yang sehari-hari berjualan di Pasar Baru.
Dari pantauan di lapangan, los di bangunan besar di Pasar Pharaa nampak sesak dan sudah tidak bisa menampung para pedagang musiman untuk meletakkan dagangan mereka di lantai dasar di lima los yang ada di bangunan besar tersebut.
Sebagian pedagang yang tidak mendapat berjualan di dalam los pasar, terpaksa menggelar dagangannya di pinggir jalan masuk Pasar Pharaa. Ada juga yang meletakkan dagangannya di tempat parkir kendaraan di pasar tersebut.
Agustina Klemen, salah seorang pedagang musiman di Pasar Baru yang menjual buah-buahan, lapaknya ikut terbakar. Ia terpaksa menggelar karung di pinggir jalan masuk Pasar Pharaa untuk menjual aneka buah dagangannya seperti mangga, rambutan, dan buah naga.
“Tidak ada tempat di dalam los pasar yang besar. Kami korban dari pasar yang terbakar,” ujar Agustina saat ditemui di Pasar Pharaa Sentani, Selasa (10/1/2023).
Dikatakan, sambil menunggu upaya Pemerintah Kabupaten Jayapura, kebutuhan rumah tangga harus tetap terpenuhi. Sementara kondisi pasar yang terbakar belum ada tanda-tanda pembangunan kembali, ia memutuskan sementara mencari tempat berjualan di Pasar Pharaa.
“Apakah tempat atau los, lapak, dan kios yang terbakar masih menjadi milik kami atau tidak. Sementara kondisi bekas pasar masih tertimbun dengan puing-puing seng dan abu bekas los dan kios yang terbakar,” kata Agustina Klemen.
“Pendataan pedagang sudah dilakukan dan kami berharap tidak ada lagi penambahan data pedagang setelah musibah kebakaran kali ini,” imbuhnya.
Menurutnya, pertambahan pedagang di pasar yang terbakar, tiga hingga empat tahun lalu sangat minim pedagang. Tetapi kondisi itu berubah drastis. Banyak pedagang kelontong dan sembako yang membuka lapak dan kiosnya di dalam Pasar Baru dan sangat berdempetan, sehingga musibah kebakaran seperti kemarin yang terjadi sangat sulit untuk dihindari.
“Sebelum terbakar, masih ada ruas jalan bagi pembeli yang masuk ke pasar itu. Sehingga ada pembatas yang lebar antar satu los dengan lapak yang lain. Lalu, kami sebagai pedagang musiman juga mendapat ruang untuk menggelar karung sebagai tempat jual dagangan kami. Pembuatan lapak baru saja dua bulan terakhir ini kami bangun lalu musibah [kebakaran] terjadi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pasar Pharaa Sentani, Keliopas Mehue, mengatakan area di luar los Pasar Pharaa memang banyak pedagang musiman yang menggelar dagangan mereka.
Menurut Keliopas, tempat jualan di dalam los Pasar Pharaa memang sudah ditempati semua oleh pedagang.
“Sementara lagi didata, pedagang dan tempat jualnya, sehingga nanti dalam penempatan tempat jual tidak salah. Karena, pedagang yang lalu sudah lama berjualan sehingga nanti kembali lagi ke tempat jualnya setelah proses perbaikan infrastruktur pasar,” jelasnya. (*)