Jayapura, Jubi – Petani buah sirih dari Arso dan Koya menjual sirih ke beberapa daerah di luar Jayapura. Hal itu berdampak pada melonjaknya harga sirih, akibat minimnya pasokan ke pasar-pasar di Kota Jayapura.
Rahman, salah satu pedagang buah sirih di Pasar Otonom Kota Jayapura mengatakan, sirih diperoleh dengan cara membelinya dari petani sirih daerah Koya. Namun, sejak Mei lalu, pasokan sirih yang didapat dari petani mulai menurun. Sirih yang biasanya buat dibeli pedagang setempat, telah banyak dipasok ke luar Jayapura.
“Sirih kurang di pasar ini karena [para] petani ekspor ke luar Jayapura. Kebanyakan dikirim ke Serui, Manokwari, dan Sorong,” kata Rahman saat diwawancara Jubi di Pasar Otonom, Kotaraja, Kota Jayapura pada minggu malam (9/6/2024).
Rahman mengatakan, perbandingan modal yang dikeluarkannya cukup signifikan. Sebelumnya, untuk belanja sirih untuk jualan perhari, dia hanya perlu mengeluarkan Rp1 juta untuk mendapatkan tiga kantong buah sirih ukuran 100cm dan biaya transportasi. Namun dengan kondisi saat ini, dia harus merogoh kantong lebih dalam; Rp1,2 juta untuk kapasitas serupa.
“Sebelum sirih susah di bulan Mei, sirih per kantong masih Rp300 ribu perkantong. Saya biasanya sekali beli tiga kantong jadi tambah biaya pulang pergi Koya [sebesar] Rp100 ribu, itu Rp1 juta saja pengeluaran perhari. Sekarang sudah Rp1,2 juta,” tutur Rahman.
Pedagang sirih lainnya di Pasar Regional Youtefa Kota Jayapura, Seli Mabel mengatakan, kondisi kurangnya pasokan buah sirih cukup menguras isu kantongnya. Sebelumnya untuk belanja satu kantong buah sirih dari petani sirih di Arso, hanya perlu mengeluarkan Rp250 ribu. Sekarang jadi Rp400 ribu perkantongnya.
“Kitong tidak rugi juga, tapi keuntungan su tidak besar seperti sebelumnya lagi. Sekarang tong [punya] pengeluaran modal jualan besar. Tapi banyaknya sirih tidak seperti sebelumnya. Jadi tong jual dengan tumpukan sedikit-sedikit saja, ada pembeli yang mengeluh tapi ini sudah situasi yang ada’” kata Mabel.
Perempuan asal Wamena, Papua Pegunungan itu menambahkan, ketika modal belanja buah sirih terlampau mahal, dia terpaksa memilih membeli dengan harga rendah. “Modal tidak cukup karena terpakai untuk kebutuhan sehari-hari. Sirih semakin susah begini sa biasanya hanya beli Rp50 ribu perkantong [ukuran 24cm] untuk dijual lagi,” katanya.
Yoram, pedagang sirih di pasar Otonom Kota Jayapura mengatakan sirih jualannya dia peroleh dari petani sirih di Arso dan Koya. Dia menjelaskan volume belanja buah sirih jualannya sedang menurun, meski mendapat pasokan dari dua petani sekaligus.
“Sirih susah sekali sekarang, sebelumnya sa jual itu kira-kira lebih dari 50 buah per tumpukan, tapi sekarang sa aturnya hanya 10 sampai 13 buah pertumpukan sirih,” katanya. (*)
Discussion about this post