DERAP NUSANTARA

Halaman kerjasama pemberitaan Jubi dan Kantor Berita Antara

LPOI akan bentuk lembaga keamanan konsumen dan pengawasan obat-makanan

LPOI
Ketua Umum LPOI Said Aqil Siroj (tengah) saat membuka lokakarya fikih keamanan obat dan makanan di Jakarta, Kamis (29/12/2022). - ANTARA/HO-Humas LPOI.

Jakarta, Jubi – Lembaga Persahabatan Ormas Islam atau LPOI akan membentuk sebuah lembaga keamanan konsumen dan pengawasan obat serta makanan yang diberi nama Badan Perlindungan Konsumen Muslim dan Pengawasan Industri atau BPKMPI.

“Kami akan mendirikan sendiri lembaga keamanan konsumen dan obat-obatan. Kami akan bikin sendiri yang akan diberi nama Badan Perlindungan Konsumen Muslim dan Pengawasan Industri (BPKMPI),” kata Ketua Umum LPOI Said Aqil Siroj saat membuka lokakarya fikih keamanan obat dan makanan sebagaimana dikutip dari siaran pers di Jakarta, Kamis (29/12/2022).

BPKMPI didedikasikan sebagai organ strategis untuk melindungi konsumen Muslim Indonesia yang akan melakukan pengawasan terhadap dunia industri makanan dan obat di Indonesia.

Selain itu, BPKMPI juga akan bertugas memberdayakan, mengapresiasi, dan menyertifikasi UMKM dan industri, termasuk melakukan advokasi kebijakan publik serta mendorong perkembangan ekosistem UMKM dan dunia industri berbasis halalan thoyyiban mubarokan (halal dan baik).

Lebih lanjut, Said menjelaskan salah satu hal yang melatarbelakangi pendirian lembaga tersebut bernilai penting untuk dilakukan oleh LPOI adalah kasus kematian anak akibat gagal ginjal yang disinyalir dipicu obat-obatan mengandung Etilen Glikol (EG) dan Ditilen Glikol (DEG) yang membahayakan. BPKMPI diharapkan dapat mencegah kasus tersebut terulang kembali.

Selain itu, lanjut Said, BPKMPI juga penting untuk didirikan mengingat adanya jajanan anak dan produk susu yang mengandung garam, gula, serta lemak berlebih sehingga perlu pengawasan yang lebih baik. Berikutnya, ada pula persoalan penolakan produk makanan mi, kecap, dan saus yang ditolak di luar negeri.

“Jadi secara spesifik, pembentukan lembaga ini oleh LPOI adalah dalam rangka melakukan upaya hifdzu nafs (melindungi jiwa) dan hifdzu nasl (melindungi keturunan/generasi) seluruh umat manusia,” ucap Said.

Said berharap pelaksanaan lokakarya dan pembentukan BPKMPI dapat menghadirkan pengawasan obat dan makanan dari hulu ke hilir yang berjalan lebih baik karena sebuah produk yang dikonsumsi oleh masyarakat, terutama Muslim tidak hanya membutuhkan sekadar cap halal, tetapi juga baik dan bermanfaat.

“Dalam Alquran dikatakan, halalan thayyiban, halal dan baik atau bermanfaat. Kalau halal, tapi menjadikan penyakit juga tidak thayyiban. Jadi sangat berbahaya,” ucapnya. (*)

 

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!

Baca juga