Sentani, Jubi – Pedika Douw penjual noken Papua asal Nabire, setiap tahunnya selalu di siapkan stan untuk mengikuti festival Danau Sentani oleh pengelola festival di Jl Kalkhote, Kabupaten Jayapura, Papua pada Sabtu (22/6/2024). Pada tahun ini keuntungannya menurun dari tahun-tahun sebelumnya.
“Saya jualan sudah dari 2017, setiap kali ada Festival Danau Sentani, pemerintah selalu sediakan stand buat saya,” kata Douw.
Untuk tahun ini ia mengakui tidak dapat banyak keuntungan, dari hasil jualan nokennya. Mulai dari hari pertama pembukaan festival, sampai hari ini (22/6/2024) dari pagi hingga malam, dirinya hanya mendapat keuntungan Rp200 ribu.
“Tadi saya sudah pakai Rp100 untuk beli makan dan minum, kalau noken tidak laku lagi mama hanya bawa pulang Rp100 ribu saja hari ini,” ujarnya.
Festival tahun ini, lanjutnya, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Mereka ( mama-mama) yang berjualan noken rata-rata tidak dapat keuntungan lebih, padahal tahun sebelumnya mereka bisa membawa pulang uang, Rp3 juta – Rp 4 juta.
Menurut Mama Pedika Douw, penyebab kurang lakunya jualan kemungkinan akibat stand yang tidak semenarik beberapa tahun lalu. Banyak pengunjung yang lebih tertarik untuk beli jualan pedagang-pedagang dari para pendatang yang berjualan mainan di dalam lokasi festival.
“Untuk stand karena disesuaikan pemerintah jadi gratis, dan hanya dua stand saja yang disediakan untuk mama kami jual noken Papua, teman-teman yang lain harus duduk di luar lokasi festival, di trotoar untuk jual dorang punya noken,” ujarnya.
Harga noken Papua yang dijual juga bervariasi, itu disesuaikan dengan bentuk motif dan bahan yang digunakan untuk pembuatan noken Papua.
“Kalau anggrek ada yang Rp2,5 juta sampai Rp500 ribu, itu tergantung motif dan bahannya. Kalau yang terbuat dari kulit genemo rata-rata kami semua jual paling tinggi Rp200 ribu, dan paling rendah Rp100 ribu, kalau dari bahan benang biasa yang motif bisa Rp350 ada yang Rp100 ribu, yang tidak bermotif Rp100 Ribu,” ujarnya.
Mama Pedika Douw, juga mengatakan nanti seusai festival Danau Sentani, ia masih harus tinggal lagi di Kota Jayapura, untuk jualan noken Papua miliknya. Ia juga menumpang di rumah kerabatnya. (*)
Discussion about this post