Jayapura, Jubi – Penjabat Gubernur Papua Ramses Limbong melantik tiga pejabat fungsional ahli utama di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua, di Aula Lukmen II, Lantai 9, Kantor Gubernur Papua, di Jalan Soa Siu Dok 2, Jayapura pada Selasa (1/10/2024). Salah satu yang dilantik adalah seorang perempuan Papua pertama yang menjabat di posisi fungsional tertinggi.
Tiga pejabat tersebut yaitu M Ridwan Rumasukun dari Sekretaris Daerah Provinsi Papua di Jayapura sekarang menjabat Analis Kebijakan Ahli Utama pada Biro Umum dan Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Papua. Lalu, Y Derek Hegemur dari Kepala Biro Hukum Setda Papua sekarang menjabat Analis Kebijakan Ahli Utama pada Biro Umum dan Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Papua.
Kemudian Anna Oktavina Salomina Hendrina Sawai dari Widyaiswara Ahli Madya pada Badan Pengembangan Sumber Daya Aparatur Provinsi Papua kini menjadi Widyaiswara Ahli Utama pada Badan Pengembangan Sumber Daya Aparatur Provinsi Papua. Sawai merupakan orang Papua dan perempuan Papua pertama yang menduduki jabatan profesi tertinggi di Widyaiswara
Usai acara pelantikan dan pengambilan sumpah, Ramses Limbong menyampaikan pejabat yang dilantik agar bisa menuangkan ide-idenya dalam menganalisis kebijakan dengan pengalaman yang dimiliki sebelumnya untuk membawa perubahan yang lebih untuk Papua.
“Bekerja dengan sepenuh hati dan mampu membuat ide untuk organisasi supaya optimal,” katanya.
Selain itu, ianberpesan kepada pemimpin Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar tidak selalu melakukan perjalanan keluar kota apabila bisa diwakilkan oleh kepala bidang atau kepala bagian yang bertanggung jawab atas hal itu.
“Itu namanya kebersamaan. Kebersamaan itu tidak harus sama rata tapi sesuai dengan porsi masing-masing,” ujarnya.
Anna Sawai, Widyaiswara Ahli Utama pertama Papua
Acara pelantikan telah usai, Anna Oktavina Salomina Hendrina Sawai, salah satu pejabat fungsional yang dilantik berpose bersama tamu undangan juga keluarga pada acara tersebut.
Jubi berkesempatan mendengar cerita perjuangan Anna Sawai hingga memperoleh jabatan fungsional Widyaiswara Ahli Utama.
“Selama Papua bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) belum ada seorang Papua yang ada sampai di level tertinggi di Widyaiswara,” ujarnya.
Ia adalah orang Papua dan perempuan Papua pertama yang bisa berada di level itu. Widyaiswara Ahli Utama, kata Sawai, merupakan level tertinggi dalam jabatan fungsional tersebut. Bagi Sawai, Widyaiswara ibarat guru bangsa. “Widyaiswara itu adalah gurunya pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara,” ujar Sawai yang juga insinyur pertanian itu.
Sawai mengungkapkan perjalanan untuk mendapat jabatan profesi itu cukup berat baginya. Dimulai dengan uji kompetensi yang diatur semua oleh lembaga administrasi negara. Ujian menulis makalah dan mempresentasikan penelitian tentang Pengembangan Kompetensi ASN di Papua dan kecintaan terhadap NKRI. Lalu, harus dipublikasikan di jurnal yang terakreditasi nasional atau internasional.
“Jadi ada proses penelitian. Pembimbingnya adalah seorang profesor yang ditentukan oleh Lembaga Administrasi Negara,” katanya.
Setelah melewati berbagai proses, ia pun dinyatakan lulus karena memenuhi syarat angka kredit, ia bisa naik ke jenjang itu. Katanya, setelah dilantik, berita acara akan dikirim ke LAN di Jakarta kemudian LAN menentukan waktu untuk untuk dirinya melakukan orasi ilmiah. (*)