Jayapura, Jubi – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Dok 2 Jayapura, dr Anton Mote mengatakan sekitar 300 pasien rawat inap dievakuasi keluar bangunan rumah sakit itu setelah gempa bermagnitudo 5,4 mengguncang Kota Jayapura pada Kamis (9/2/2023). Mereka kini dirawat inap di tenda yang didirikan di halaman rumah sakit.
“Ada enam tenda yang kami dirikan, dan semua pasien dirawat di tenda karena ruang rawat inap retak akibat gempa. Pasien yang ditampung di tenda itu dari Ruang Perinatologi [atau ruang perawatan bayi] dan Intensive Care Unit. [Ada juga] tenda kebidanan, tenda campuran penyakit dalam dan anak,” kata Mote kepada Jubi di halaman RSUD Dok 2 Jayapura, Kamis.
Mote mengatakan ada empat orang warga Kota Jayapura yang meninggal akibat gempa Kamis. Mereka sempat dibawa ke RSUD Dok 2, namun tidak tertolong.
“Untuk pasien dari rumah sakit tidak ada yang mengalami korban jiwa. Korban itu [adalah korban gempa] dari luar [dan dibawa ke] RSUD Dok 2,” katanya.
Mote mengatakan pada Kamis siang pihaknya telah menghubungi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengecek kondisi ruang perawatan RSUD Dok 2. Ternyata, pada Kamis sore terjadi gempa. Pendirian tenda di halaman RSUD Dok 2 Jayapura itu mengikuti rekomendasi BMKG Wilayah V Jayapura.
“Pihak BMKG merekomendasikan agar ruangan seperti rawat inap dan beberapa ruangan [lainnya] tidak digunakan karena keretakan akibat gempa bumi, sehingga kami ungsikan 300 pasien untuk ditampung di enam tenda yang didirikan,” katanya.
Mote mengatakan BMKG Wilayah V Jayapura juga tidak merekomendasikan penggunaan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dok 2. Pihaknya akan segera membangun tenda untuk melakukan pelayanan gawat darurat di luar IGD.
Mote mengatakan pihaknya mendapatkan bantuan tenda dari BPBD Provinsi Papua, Kementerian Sosial. “Kami masih berkoordinasi dengan mereka, apabila kami membutuhkan tenda, kami akan menghubungi lagi. Tapi sementara mencukupi,” katanya.
Menurutnya, sejumlah pelayanan RSUD Dok 2 Jayapura terganggu karena gempa pada Kamis merusak sejumlah fasilitas dan peralatan medis di sana. “Pastinya [sejumlah layanan medis kami] juga akan terganggu, pemeriksaan radiologi dan laboratorium ada di bangunan yang runtuh akibat gempa, [sehingga] alat tidak berfungsi. Kami akan melakukan pemetaan lagi,” katanya.
Meskipun demikian, Mote menegaskan RSUD Dok 2 tetap buka dan menerima pasien. “Kami akan selalu siap untuk menampung warga yang akan datang ke RSUD Dok 2 untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” katanya. (*)