Serui, Jubi – Program revitalisasi bahasa daerah di Kabupaten Kepulauan Yapen belum maksimal karena belum ada anggaran khusus di tahun 2024.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Yapen, Bob M Matui, menyatakan bahwa satu-satunya upaya yang dilakukan sejauh ini adalah pembuatan kamus bergambar bahasa Saweru, dengan rencana pembuatan kamus bahasa Onate yang masih tertunda karena kendala anggaran.
“Kami sudah mencetak 1.000 eksemplar kamus bergambar bahasa Saweru dan disebarkan ke sekolah-sekolah pada tahun 2023. Untuk kamus bergambar bahasa Onate, rencananya akan diusulkan untuk anggaran tahun 2025,” ujar Matui di ruang kerjanya pada Rabu (2/10/2024).
Selain program kamus, Matui menjelaskan pihaknya sedang mendata 10 unsur kebudayaan di Yapen, termasuk teknologi tradisional yang digunakan oleh masyarakat setempat. Mereka juga tengah merencanakan pelestarian dua cagar budaya di Yapen, yaitu rumah pastori peninggalan Belanda dan lapangan terbang pertama di Serui.
Sementara itu, Elly Merani, anggota Dewan Adat Kabupaten Kepulauan Yapen, menyoroti semakin langkanya penutur aktif bahasa daerah di kalangan lansia. Ia menegaskan pentingnya program revitalisasi yang serius agar generasi muda tidak kehilangan kemampuan berbahasa daerah. Menurutnya, satu-satunya bahasa yang masih terjaga dengan baik di Yapen adalah bahasa Ambaidiru, yang diajarkan sejak usia dini.
“Pemda harus lebih fokus pada program revitalisasi ini karena generasi muda sudah mulai kehilangan kemampuan berbicara dalam bahasa daerah mereka,” tegas Merani. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!