Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat bersama KNPB wilayah Numbay dan Sentani merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-16 di Jayapura, Papua.
Perayaan HUT KNPB di Jayapura, Selasa (19/11/2024), dihadiri sejumlah pihak. Mereka memberikan sejumlah masukan dan kritikan.
Juru bicara internasional KNPB, Victor Yeimo menjelaskan cikal-bakal lahirnya KNPB, 16 tahun lalu.
“Kalau eksistensi dan sikap KNPB saat ini jelas dan harus dirawat, generasi kita harus percaya bahwa revolusi membutuhkan kader-kader yang konsisten, komitmen dan konsekuen dalam kesadaran berorganisasi dan perjuangan,” kata Victor Yeimo.
Yeimo melanjutkan, demikian dikutip dari siaran pers kepada Jubi, Rabu (20/11/2024), generasi hari ini adalah generasi yang akan mampu menentukan arah perjuangan.
“Karena besok sudah pasti setiap individu dan organisasi berjuang, untuk mempertahankan dirinya sendiri, sambil menunggu waktu kematian menjemputnya,” kata Yeimo.
Ketua Parlemen Nasional West Papua (PNWP), Buchtar Tabuni mengajak aktivis KNPB, untuk bersatu mewujudkan misi bersama.
Menurut Tabuni, yang membuat persatuan berantakan adalah kelompok LSM, gereja dan akademisi, termasuk anggota DPR, yang masuk dalam struktur strategis organisasi gerakan perlawanan.
Sementara itu, pimpinan NGR (Nieuw Guinea Raad), Hakim Pahabol mengatakan, KNPB layak memainkan peran sebagai media nasional. Maka dari itu, penting untuk dijaga sebagai aset bangsa.
“Termasuk semua organisasi perlawanan,” kata Pahabol.
Menurutnya, KNPB harus mampu memadamkan api dengan cara yang bijak dan tepat. Harus punya tahapan agenda perjuangan yang jelas, kapan memulai dan mengakhiri.
“Ada aksi maka ada reaksi, reaksi akan melahirkan perubahan untuk mewujudkan perundingan damai yang difasilitasi oleh pihak ketiga (internasional) yang netral. Di situlah kita menjadi subjek dalam status gugatan hukum,” katanya.
Perwakilan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) versi kongres Sentani, Bazoka Logo mengatakan, pejuang tidak boleh moderat atau cengeng.
Logo berpandangan bahwa tidak dibenarkan, bila setiap aspirasi politik pejuang (Papua merdeka) diserahkan kepada DPR, MRP, bupati dan gubernur.
“Karena itu sama saja kita memperbaiki wajah kolonialisme NKRI,” kata Logo.
Sekretaris WPNA (West Papua National Authority), Marthen Manggaprouw menyatakan, perlawanan butuh solidaritas yang luas.
Manggaprouw bahkan respek terhadap eksistensi dan militansi KNPB, yang tetap eksis hingga 16 tahun.
Namun demikian, Manggaprouw menyarankan KNPB terus membuka diri, menerima kritikan rakyat dan belajar dari kegagalan-kegagalan masa lalu.
“Kita pasti merdeka,” katanya.
Ester Haluk dari Garda Papua mengatakan, persatuan itu penting.
“Kalau sudah bersatu, kenapa bubar dan bikin pemerintahan atau negara,” kata Haluk.
Menurut Haluk, KNPB harus sadar, bahwa presiden-presiden yang dibentuk secara sepihak dalam pemerintahan sementara atau transisi, tidak akan membawa perubahan atau memerdekakan bangsa dan rakyat Papua Barat dari kolonialisme.
“Jadi, berhenti baku tipu rame di sini,” katanya.
Pendapat lain dikatakan Manu Iyaba dari Gempar Papua. Iyaba menilai, pemimpin West Papua hari ini lebih memilih hidup nyaman dan berpikir serta bertindak elitis.
Memilih posisi tinggi dalam struktur organisasi pembebasan, tetapi praktiknya jauh dari harapan rakyat.
“Bila kalian pemimpin, maka wajib datang ke basis-basis rakyat yang melawan. Pemimpin wajib mendidik rakyat supaya rakyat sadar, sebab faktanya hari ini rakyat Papua sedang sibuk dengan politik praktis kolonial, bahkan mereka baku bunuh sendiri,” katanya.
Sedangkan perwakilan pemuda gereja, Eneko Pahabol mengatakan, gereja terus menyuarakan penderitaan rakyat Papua. Dia bahkan mengajak pejuang Papua merdeka, untuk terus beribadah.
Pahabol meyakini bahwa perjuangan Papua merdeka akan terwujud, bila berlandaskan iman.
Mahasiswa Uncen, Kamus Bayage memberi apresiasi kepada KNPB. Menurut dia, KNPB adalah organisasi perlawanan berbasis rakyat dan media nasional yang masih eksis.
“Pesan singkat kami, persatuan adalah mutlak, maka persatuan itu penting dalam perjuangan bersama,” katanya.
Ketua 1 KNPB Pusat Warpo S. Wetipo mengatakan, KNPB lahir karena ancaman, tumbuh mekar dalam ancaman, mati sekalipun pun dalam ancaman.
“Maka ancaman milik kita. Dan juga ancaman lahir dan datang bertubi-tubi menyerangmu, walau kau hanya kena dampak sekalipun, atau DPO, karena ada KNPB. Maka itu KNPB adalah hidangan ancaman sehat dan sempurna. Titik,” katanya. (*)