Nabire, Jubi – Ribuan pelajar di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah, berunjuk rasa pada Rabu (26/2/2025). Mereka menolak program Makan Bergizi Gratis atau MBG, dan meminta pemerintah membuat program pendidikan gratis.
Para pelajar yang berunjuk rasa itu siswa berbagai sekolah tingkat SMP, SMA, dan SMK yang tergabung dalam Solidaritas Siswa Siswi Kabupaten Deiyai. Mereka berkumpul dan berunjuk rasa di Lapangan Thomas Adii sejak pukul 08.20 WP, lalu berpawai menuju Kantor Bupati Deiyai.
Koordinator demonstrasi itu, Damianus Dawapa saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Rabu menjelaskan bahwa dalam unjuk rasa itu ia telah membacakan pernyataan sikap Solidaritas Siswa Siswi Kabupaten Deiyai untuk menolak program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. “Program tersebut menjadi sorotan penolakan publik di kalangan rakyat dan pelajar se-Indonesia, khususnya di Provinsi Papua Tengah,” katanya.
Dawapa mengatakan program Makan Bergizi Gratis tidak menguntungkan pelajar di Tanah Papua, dan tidak akan memajukan pembangunan sektor pendidikan. Hingga kini, kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di Papua Tengah belum terpenuhi, namun anggaran Pemerintah Kabupaten Deiyai justru terpangkas efisiensi pemerintah pusat.
Menurutnya, program Makan Bergizi Gratis ini tidak menjamin kemajuan pendidikan dan peningkatan mutu aktivitas belajar mengajar di sekolah. Dawapa menegaskan pelajar di Deiyai lebih membutuhkan pendidikan gratis yang bermutu ketimbang program Makan Bergizi Gratis. Ia mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Deiyai memprioritaskan program sesuai dengan konteks kebutuhan daerah.
Dalam pernyataan sikapnya, Solidaritas Siswa Siswi Kabupaten Deiyai menyatakan menolak pemangkasan anggaran pendidikan Dana Otonomi Khusus Papua untuk membiayai Makan Bergizi Gratis. Mereka juga mendesak Pemerintah Kabupaten Deiyai memperhatikan sarana dan prasaran pendidikan yang dibutuhkan sekolah, demi meningkatkan mutu pendidikan di Deiyai.
Para pelajar itu juga meminta Pemerintah Kabupaten Deiyai membuka program beasiswa yang membiayai pendidikan keguruan, karena kabupaten di Papua Tengah itu masih kekurangan guru. Selain itu, mereka juga meminta Pemerintah Kabupaten Deiyai membuat perpustakaan di setiap sekolah.
“Kami pelajar se-Kabupaten Deiyai tidak membutuhkan Makan Bergizi Gratis. Yang kami butuhkan adalah pendidikan yang memadai dan gratis. Pemerintah Kabupaten Deiyai harus membenahi sekolah yang kini tidak menjalankan kegiatan belajar mengajar,” ujar Dewapa saat membacakan pernyataan sikap Solidaritas Siswa Siswi Kabupaten Deiyai.
Dawapa mengatakan, pihaknya lebih mencintai makanan yang tuhan berikan dari alam Deiyai ketimbang makan siang bergizi gratis dari pemerintah. “Tuhan sudah memberikan alam yang kaya makanan yang berlimpah kepada kami di Deiyai. Saya meminta pemerintah pusat bikin program pendidikan gratis daripada Makan Bergizi Gratis,” katanya.
Ketua Komisi A DPR Kabupaten Deiyai, Yason Edowai menemui para pelajar dan menerima aspirasi mereka. “Setelah menerima aspirasi ini, kami akan sampaikan kepada pemerintah daerah, dan kami akan membahas bersama pemerintah. Setelah itu kami akan kembali mengumumkan [hasil pembahasan itu] kepada para pelajar dan publik,” katanya.
Penjabat Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Deiyai, Melianus Pakage mengatakan pihaknya menerima aspirasi para pelajar itu. “Terima kasih adik-adik pelajar yang datang menyampaikan aspirasi. Saya berpesan agar generasi muda terutama pelajar dapat membaca buku sebanyak banyaknya. Saya pesan generasi muda harus membaca buku lagi, bukan baca status di media sosial,” katanya.
Pakage mengatakan program pemerintah dan kebutuhan masyarakat harus dipahami sama-sama, baik pemerintah dan masyarakat. “Ini antara program pemerintah dan kebutuhan masyarakat, ini harus menjadi landasan pemikiran ke depan, terutama bagaimana kami rembuk untuk menyatakan sikap kami,” katanya.
Pakage menjelaskan kepada para pelajar bahwa Makan Bergizi Gratis merupakan program pemerintah pusat, sehingga Pemerintah Kabupaten Deiyai tidak bisa menghapuskan program itu. “Kalau [itu] Pemerintah Kabupaten Deiyai punya program, ya [bisa] hari ini kami bilang sudah kami hapus, kami tiadakan. Tapi ini program pemerintah pusat,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!