Jayapura, Jubi – Bentrokan antar massa pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Puncak Jaya nomor urut 1 (Yuni Wonda – Mus Kogoya) dan pasangan nomor 2 (Miren Kogoya – Mendi Wonerengga) kembali terjadi pada Senin (3/3/2025) di Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.
Hal itu membuat pelayanan publik di kantor pemerintahan dan kegiatan belajar mengajar di Mulia lumpuh. Sejumlah warga juga dilaporkan mengungsi ke kompleks Komando Distrik Militer 1714/Puncak Jaya, Kepolisian Resort atau Polres Puncak Jaya dan Aula Pertemuan Klasis Mulia Puncak Jaya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Puncak Jaya, Amir Wonda, pada Rabu (5/3/2025) mengatakan, aktivitas pelayanan publik di kantor pemerintahan, kegiatan belajar mengajar di sekolah di Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya terhenti dikarenakan keamanan belum kondusif.

“Semua aktivitas perkantoran maupun aktivitas masyarakat lumpuh total. Pendidikan pun sama tidak berjalan. Ada warga yang mengungsi,” kata Wonda kepada Jubi melalui panggilan telepon.
Wonda mengatakan bentrok antara massa pasangan calon Bupati-Wakil Bupati membuat siswa maupun guru tidak berani untuk masuk sekolah. Proses belajar mengajar tidak bisa berjalan. Keamanan tidak belum kondusif.
Sejumlah guru juga telah mengungsi menghindari bentrok tersebut. “Anak-anak ketakutan untuk datang ke sekolah [dan] kebanyakan guru-guru mengungsi ke luar kota, sebagian ada di Kota Mulia. Saya [juga] mengungsi di tempat lain. Sementara pertikaian masih berlanjut,” ujarnya.
Pihaknya telah memberitahukan agar pihak sekolah memberikan materi secara online khusus untuk siswa kelas 6 SD, kelas 9 SMP dan kelas 12 SMA/SMK. Wonda mengatakan hal itu dilakukan mengingat para siswa tersebut akan mengikuti ujian di April dan Mei 2025.
“Guru-guru berikan materi secara online khusus untuk siswa 6 SD, siswa kelas 9 SMP dan siswa kelas 12 SMA/SMK. Kami informasikan masing-masing sekolah untuk online, tidak bertatap muka. Teknis belajarnya guru-guru di sekolah yang atur, kami cuma arahkan begitu,” katanya.
Wonda mengatakan untuk siswa lainnya bisa belajar secara mandiri terlebih dahulu di rumah. di Mulia, ibukota Puncak Jaya itu ada 14 PAUD, 7 SE, 4 SMP, dan 2 SMA/SMK.
“Sekolah yang di luar kota Mulia, aktivitas belajar mengajar tetap berjalan,” ujarnya.
Seorang pegawai di Puncak Jaya juga mengatakan, pelayanan publik di kantor pemerintahan tidak berjalan. Termasuk aktivitas jual beli di pasar, dan aktivitas belajar mengajar.
Pegawai tersebut mengatakan sebagian besar warga sudah mengungsi di Kodim 1714/Puncak Jaya. Hingga kini massa pasangan calon bupati-wakil bupati saling berjaga dengan panah dan senjata tajam lainnya.
“Untuk pelayanan publik lumpuh. Untuk saat ini kami belum masuk kantor. Mulia lumpuh dan kami di rumah saja mengamankan diri, tidak ada aktivitas kantor, hanya perbankan setengah hari saja. Sebagian besar warga sudah mengungsi di Kodim 1714/Puncak Jaya. Kondisi Mulia, Puncak Jaya sangat rawan, sudah lumpuh,” kata pegawai tersebut kepada Jubi, pada Selasa malam, (4/3/2025).
Massa paslon saling berjaga
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan massa pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Puncak Jaya nomor urut 1 dan nomor 2 masih saling berjaga.
Benny mengatakan aksi saling serang antar massa pendukung di Kota Mulia, Puncak Jaya, pada Senin (03/02/25) dipicu meninggalnya salah satu massa pendukung pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Puncak Jaya.

Akibat bentrokan itu satu orang meninggal dunia, 15 orang luka-luka terkena panah, dan 38 rumah dan satu sekolah dasar terbakar.
“Kronologi awal kejadian aksi saling serang ini terjadi pasca penganiayaan dengan senjata tajam yang menyebabkan korban meninggal dunia. Situasi hari ini aman terkendali, tidak ada lanjutan pertikaian dari kedua kubu massa, Kedua kubu massa menahan diri di tempat masing-masing, serta aktivitas masyarakat mulai berjalan normal,” kata Benny dalam keterangan tertulis yang diterima Jubi, pada Selasa malam.
Benny mengatakan, Kapolres Puncak Jaya bersama Pemerintah Daerah Puncak Jaya telah mengupayakan untuk menyelesaikan konflik antar kedua kubu massa. Namun mereka belum bisa untuk berdamai dengan alasan adanya jatuh korban.
Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara, mengatakan Personel Polres Puncak Jaya dan personel BKO Brimob berupaya melerai kedua massa yang sedang bertikai. Namun, menurutnya situasi masih memanas. Aksi saling serang tak terhindarkan. Mengakibatkan adanya korban jiwa dan rumah warga yang dibakar.
“Sampai dengan saat ini, Personel Puncak Jaya masih dalam status waspada, mengantisipasi adanya pembakaran rumah atau bangunan kantor,” kata Kuswara dalam keterangan tertulis yang diterima Jubi dari Kabid Humas Polda Papua tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Puncak Jaya, Amir Wonda mengatakan bentrokan, pada Senin (3/3/2025) itu menyebabkan gedung Pusat Kegiatan Belajar Mengajar atau PKBM terbakar. Wonda juga mengatakan kursi, meja, meja, lemari dan alat permainan yang diperuntukkan bagi lima sekolah Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD, ikut terbakar.
“Bantuan alat-alat sekolah PAUD yang disimpan dalam satu rumah hangus semua. Barang belum dibagikan ke masing-masing PAUD, semua hangus terbakar. Ini gara-gara pemilihan bupati. Semua mau menang, tidak ada yang mau kalah,” ujar Wonda kepada Jubi pada Rabu.
Berbeda dengan keterangan pihak kepolisian, Wonda mengatakan sudah ada 5 warga yang meninggal dunia karena terkena panah, sejak bentrokan itu terjadi pada Senin, 3 Maret. “Meninggal dunia terkena panah,” kata Wonda.
579 warga mengungsi

Komandan Distrik Militer atau Dandim 1714/Puncak Jaya, Letkol Inf Irawan Setya Kusuma mengatakan setidaknya 579 warga masih mengungsi di Kodim 1714/Puncak Jaya guna menghindari bentrokan antar massa pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Puncak Jaya nomor urut 1 dan nomor 2. Irawan mengatakan saat ini masyarakat masing-masing pendukung pasangan calon bupat-wakil bupati nomor urut 1 dan nomor 2 masih berjaga-berjaga.
“Saat ini masyarakat masing-masing pendukung paslon masih berjaga-jaga,” kata Irawan dalam keterangannya yang disampaikan Pasi Ops Kodim 1714/PJ, Kapt Inf Daniel Sine kepada Jubi melalui layanan pesan WhatsApp, pada Rabu (5/03/2025).
579 warga yang mengungsi itu terdiri atas 363 orang mengungsi pasca bentrokan massa pendukung pasangan calon bupati-wakil bupati yang terjadi pada 3 Maret 2025. Sementara sebanyak 216 warga telah mengungsi pasca bentrokan massa pendukung pasangan calon bupati-wakil bupati yang terjadi pada 5 Februari 2025.
Warga yang mengungsi itu terdiri atas orang asli Papua (463 jiwa), dan warga non Papua (116 jiwa). Mereka terdiri atas orang dewasa 324 jiwa dan anak-anak sejumlah 255 jiwa.
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari untuk warga yang mengungsi, dibantu pihak Kodim 1714/PJ, PMI Puncak Jaya dan Pemerintah Daerah Puncak Jaya. Irawan mengatakan upaya TNI saat ini melaksanakan perbantuan kepada Polres Puncak Jaya, ikut menjaga situasi yang aman dan kondusif.
“Melaksanakan patroli dialogis terhadap tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat utk bisa menenangkan masyarakatnya masing-masing,” ujarnya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!