Jayapura, Jubi – Seorang pakar politik Vanuatu mengatakan pembangunan kembali pusat bisnis Port Vila yang hancur, merupakan isu utama yang harus ditangani pemerintahan baru.
Jotham Napat, 52, Perdana Menteri keempat negara itu dalam lima tahun, terpilih tanpa lawan pada hari Selasa setelah pemilihan cepat pertengahan Januari. Demikian dikutip Jubi.id dari RNZ Pasifik, Jumat (14/2/2025).
Napat memimpin pemerintahan koalisi lima partai, dengan lebih banyak partai mikro yang cenderung berpihak pada pemerintahannya.
Pemilu dadakan itu terjadi setelah gempa bumi berkekuatan 7, 3 skala Richter pada 17 Desember 2024, yang menewaskan 14 orang dan membuat ribuan orang mengungsi.
Profesor Madya Adjunct Universitas Griffith, Dr Tess Newton Cain mengatakan kepada Pacific Waves bahwa mencapai stabilitas dalam pemerintahan juga merupakan kunci bagi pemerintahan baru Vanuatu.
Newton Cain yakin Napat, yang sebelumnya pernah menduduki jabatan menteri senior, adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu.
“Stabilitas pemerintahan bukanlah tugas satu orang. Stabilitas memerlukan konsensus, kompromi, dan pembangunan serta pemeliharaan koalisi dari sejumlah orang, terutama para pemimpin partai,” katanya.
“Saat ini, dia sedang berhadapan dengan koalisi lima partai. Saya perkirakan, setelah pemerintahan terbentuk, dia mungkin menemukan bahwa ada kelompok independen dan kelompok beranggota tunggal lain yang ingin berpihak pada partai-partai yang menjadi anggota koalisi itu,” katanya.
Dia berharap pemerintahan barunya bertahan hingga akhir masa jabatan.
“Jelas, ini tentang proses stabilitas yang perlu diusahakan semua orang,” katanya.
“Apa yang benar-benar kami harapkan adalah kombinasi pengalaman dan komitmen baru untuk berfokus pada gambaran yang lebih besar dan hadir selama masa jabatan parlemen penuh serta berupaya mencapai beberapa kebijakan penting,” lanjutnya.
Newton Cain mengatakan koalisi Napat mengambil pendekatan teknokratis terhadap pekerjaannya, dan diharapkan segera merilis rencana 100 hari.
“Mereka juga berencana mengadakan KPI tiga bulan untuk menteri dan pejabat senior, dan tinjauan kinerja tiga bulan, yang saya pahami tampaknya mereka tanggapi dengan sangat serius,” katanya.
Ia mengatakan pemerintah “memiliki pekerjaan besar di depan mereka”.
“Kami telah mendengar dari beberapa anggota senior pemerintahan ini bahwa mereka tengah berupaya meningkatkan konektivitas internet, dan memastikan bahwa penyediaan layanan benar-benar berupaya menjangkau hingga ke daerah terpencil sejauh mungkin,” katanya.
“Saya kira mereka tahu apa yang diharapkan dan dibutuhkan [oleh masyarakat],” katanya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!