Jayapura, Jubi – Pekan Imunisasi Nasional atau PIN Polio tahap pertama akan dilakukan serentak di Tanah Papua pada Senin (27/5/2024) untuk mencegah penyebaran kasus polio di sejumlah kabupaten di Tanah Papua lainnya yang belum ditemukan kasus tersebut.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Aaron Rumainum MKes saat pertemuan dengan sejumlah wartawan di Jayapura mengatakan, dari enam provinsi di Tanah Papua sejumlah kasus polio sudah ditemukan pada tiga provinsi DOB, yaitu Mimika (Papua Tengah), Nduga (Papua Pegunungan) dan Asmat (Papua Selatan).
Oleh karena itu agar kasus polio tidak meluas, maka diharapkan masyarakat, khususnya orang tua untuk tidak menolak pemberian tetes manis polio kepada anaknya agar anak tumbuh sehat dan tidak mengalami kelumpuhan akibat polio di masa depan. “Imunisasi ini merupakan hak anak, jadi ini kewajiban kita sebagai orang tua untuk memenuhi hak anak itu,” katanya, Rabu (22/5/2024).
Sementara di Provinsi Papua, kata Rumainum, PIN akan menyasar 188.659 anak berusia antara 0-7 tahun. Usia tujuh tahun yang dimaksud yaitu 7 tahun 11 bulan 29 hari. Tetes manis polio (novel Oral Polio Type 2 (nOPV2) dan bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) akan diberikan empat kali dalam kurun waktu empat bulan dengan jarak imunisasi satu ke imunisasi berikutnya selama satu bulan.
“[Anak] dua kali menerima tetes manis kebal penyakit polio tipe 2 secara berturut. Kenapa? Supaya kekebalan maksimal, kalau satu kali saja kekebalan cuman 73-90 persen, tapi kalau dua kali pemberian imunisasi menjadi 93-100 persen kekebalannya,” ujarnya. “Lalu dua kali berikutnya, tetes manis kebal penyakit polio untuk tipe 1 dan tipe 3.”
Untuk mendapatkan pelayanan imunisasi polio, masyarakat bisa membawa anak usia 0-7 tahun ke puskesmas, posyandu, atau pos imunisasi lainnya dalam koordinasi puskesmas. “Vaksinnya sudah di-drop di puskesmas, jadi pada 27 Mei 2024 tinggal dilaksanakan,” ujarnya.
Selain itu, untuk usia anak sekolah, akan menyasar PAUD, TK, SD/sederajat.
Health Officer UNICEF Papua dr Husny Muttaqin menuturkan vaksin yang digunakan bukan vaksin yang betul-betul baru. “Vaksin ini sudah dikembangkan sejak 10 tahun yang lalu dan sudah digunakan lebih dari 30 negara, lebih dari 700 juta dosis diberikan,” katanya.
Sebelumnya pada Sub-PIN Polio sudah diberikan di Aceh, Sumatera Utawa, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sejauh ini, katanya, belum ditemukan kondisi serius akibat penetesan vaksin tersebut.
Dr Husni menjelaskan penetesan vaksin itu tetap akan diberikan kepada anak usia 0-7 tahun walaupun sebelumnya telah menerima imunisasi rutin lainnya. Akan tetapi jika kondisi anak sedang tidak sehat, maka pemberian imunisasi polio akan ditunda hingga anak sehat.
“Misalnya kami berikan imunisasi polio kebetulan bertepatan dengan jadwal imunisasi campak, itu cukup aman,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!