Jayapura, Jubi – Divisi Perikanan dan Satwa Liar (DFW) Persemakmuran Kepulauan Mariana Utara (CNMI) mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 29 spesies di wilayah tersebut yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Spesies Terancam Punah Amerika Serikat (ESA).
Manajer Program Spesies Terancam, Carey Demapan, mengatakan DFW terlibat aktif dalam proyek-proyek yang bertujuan untuk melindungi dan memulihkan populasi spesies tersebut, dengan fokus pada pemantauan populasi, pemulihan habitat, serta mitigasi ancaman.
“Untuk mamalia seperti kelelawar, kami melakukan pemantauan di Saipan, Tinian, dan Rota, serta menyediakan rehabilitasi bagi kelelawar yang terluka hingga dapat dilepaskan kembali ke alam,” ujar Demapan, dikutip dari laman RNZ Pasifik, Sabtu (12/4/2025).

Sementara untuk spesies burung, DFW melaksanakan pemantauan populasi secara menyeluruh di Saipan, Tinian, dan Rota, serta memiliki sejumlah proyek konservasi untuk spesies tertentu. Salah satunya adalah penyusunan dan penerapan Rencana Konservasi Avifauna Marianas, yang bertujuan menciptakan populasi burung yang cukup besar untuk menghindari ancaman predator, seperti ular pohon coklat.
Burung-burung yang menjadi fokus konservasi antara lain:
- Rota Bridled White Eye
- Nightingale Reed Warbler
- Mariana Crow
Beberapa burung endemik lain juga telah berhasil ditranslokasi ke pulau-pulau di utara CNMI, seperti:
- Rufous Fantail
- Saipan Golden White-eye
- Bridled White-eye
- White-throated Ground Dove
DFW juga bekerja sama dengan mitra penerima hibah untuk memantau jangka panjang populasi dan sarang Burung Gagak Mariana di Rota, sekaligus mendukung penangkaran dan pelepasan anak burung gagak untuk meningkatkan populasinya.

Di Pulau Tinian, DFW meluncurkan proyek untuk menyelidiki ekologi bersarang burung dara laut Mariana, dan di Pulau Managaha mereka memasang liang sarang buatan untuk burung puffin.
Setiap 10 tahun sekali, DFW juga melaksanakan Bioinventory, yaitu survei menyeluruh terhadap semua spesies yang terdaftar secara lokal, termasuk penilaian habitat mereka. Upaya pengendalian predator invasif seperti tikus juga terus dilakukan di berbagai habitat burung.
Perlindungan Reptil, Invertebrata, dan Flora
Untuk reptil, DFW menjalankan program pemantauan jangka panjang penyu laut, dengan melakukan survei mingguan di pantai-pantai bertelur utama di Saipan. Di Tinian dan Rota, penilaian pantai dilakukan dua kali setahun.
“Data ini memungkinkan kami untuk memperkirakan jumlah penyu bersarang tiap tahun. Kehadiran staf di pantai juga mencegah pemburuan dan penebangan ilegal,” kata Demapan.
Terkait kadal Slevin yang terancam punah, DFW merencanakan studi habitat di Pulau Sarigan untuk memperkirakan populasi dan kebutuhan habitatnya.
DFW juga aktif dalam pemantauan koloni siput dan pengendalian predator invasif seperti cacing pipih.
Untuk spesies tumbuhan, banyak yang ditemukan di Pulau Rota. DFW melaksanakan program perbanyakan dan penanaman untuk beberapa jenis, antara lain:
- Serianthes nelsonii (pohon api)
- Osmoxylon mariannense
- Nesogenes rotensis
- Heritiera longipetiolata
- Maesa walkeri
- Tabernaemontana rotensis
Cycas micronesica akan dimasukkan dalam program tahun fiskal 2026. Proses perbanyakan meliputi pengumpulan benih, perawatan lokasi, penyemaian, dan penanaman kembali setelah tanaman mencapai ukuran yang memadai. Beberapa spesies tanaman yang rentan juga dipagari untuk mencegah gangguan hewan, dan DFW menggunakan pestisida alami untuk melindungi dari hama.
Pendidikan dan Izin Penelitian
DFW juga aktif melakukan pendidikan publik melalui sekolah, media sosial, dan acara masyarakat guna meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan spesies langka.
Mereka juga meninjau dan menerbitkan izin penelitian ilmiah, guna memastikan bahwa setiap aktivitas eksternal tidak membahayakan spesies terancam maupun habitatnya.
Demapan menambahkan bahwa banyak spesies yang dilindungi memiliki rencana pemulihan resmi dari US Fish and Wildlife Service, sebagai panduan agar spesies tersebut bisa dikeluarkan dari daftar ESA. (*)
Daftar Spesies Endemik Terancam Punah di Kepulauan Mariana Utara
Mamalia dan Burung
- Kelelawar Ekor Selubung (Emballonura semicaudata)
- Nightingale Reed-Warbler (Acrocephalus luscinia)
- Burung Walet Mariana (Aerodramus bartschi)
- Mariana Crow (Corvus kubaryi)
- Moorhen Mariana (Gallinula chloropus guami)
- Megapoda Mikronesia (Megapodius laperouse)
- Burung Kacamata Rota (Zosterops rotensis)
Reptil dan Invertebrata
- Kadal Slevin (Emoia slevini)
- Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
- Kupu-kupu Titik Delapan Mariana (Hypolimnas octoculamarianensi)
- Kupu-kupu Pengembara Mariana (Vagrans egistina)
- Rota Blue Damselfly (Ischnura luta)
- Siput pohon bungkuk (Partula gibba)
- Siput pohon Langford (Partula langfordi)
- Siput pohon rapuh (Samoana fragilis)
Tumbuhan
- Serianthes nelsonii (Tronkon Guafi)
- Osmoxylon mariannense
- Nesogenes rotensis
- Heritiera longipetiolata (Ufa-halomtano)
- Solanum guamense
Spesies Kategori “Terancam”
- Kelelawar Buah Mariana (Pteropus mariannus mariannus)
- Penyu Hijau (Chelonia mydas)
- Bulbophyllum guamense
- Cycas micronesica
- Dendrobium guamense
- Maesa walkeri
- Nervilia jacksoniae
- Tabernaemontana rotensis
- Tuberolabium guamense

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!