Jayapura, Jubi- Situasi di Kaledonia Baru, khususnya Nouméa, masih tegang sepanjang Selasa (14/5/2024) malam, dengan adanya pembakaran, penembakan, dan penjarahan di titik-titik panas ibu kota dan sekitarnya.
Komisaris Tinggi Prancis Louis Le Franc pada Selasa(14/5/2024) pagi membenarkan larangan 48 jam terhadap senjata dan amunisi, serta penjualan alkohol. Demikian dikutip jubi.id dari https://www.rnz.co.nz, Rabu (15/5/2024).
Namun kini jam malam yang berlaku selama 48 jam dari senja hingga fajar (18.00 hingga 06.00) juga telah diberlakukan. “Kami atas nama kepolisian Prancis di Noumea juga melarang pertemuan publik di Greater Nouméa Area, “kata Le Franc kepada wartawan pada Selasa(14/5/2024) saat konferensi pers, seraya menambahkan bahwa jam malam tersebut sangat signifikan. Bala bantuan keamanan sedang dalam perjalanan ke wilayah Pasifik Prancis.
Penghalang jalan yang dipasang di beberapa titik akses bundaran menuju Nouméa masih menjadi lokasi terjadinya bentrokan hebat dalam perang gerilya di kota. Hal ini menimbulkan terjadinya tembakan dan gas air mata, meskipun sekitar 700 agen pasukan keamanan telah dikerahkan di lapangan.
“Saya sekali lagi meminta para pemimpin kelompok politik pro-kemerdekaan untuk melakukan segala daya mereka dan memberitahu para pemuda yang melakukan teror terhadap penduduk di Wilayah Greater Nouméa untuk segera berhenti,” katanya.
“Jika tidak terjadi seperti ini, dengan mempertimbangkan kekerasan ekstrim (yang terlibat) dan penggunaan senjata api, maka akan ada korban jiwa,” dia sekali lagi memperingatkan,”tambahnya.
“Risikonya adalah kembali ke masa yang sebagian dari anda pernah jalani, pada tahun 1984-1988”, sebuah perang saudara yang meletus dengan latar belakang perjuangan pro-kemerdekaan dan hanya dapat diakhiri dengan penandatanganan Matignon tahun 1988.
Puluhan orang telah terbunuh pada waktu itu, saat peristiwa 1988. “Saat Anda berlari menuju tepi tebing, selalu ada waktu untuk berhenti. Namun, sepertinya kita sedang menuju lurus ke arah itu,” tambah Le Franc.
Sepanjang Senin (13/5/2024) malam, Nouméa menjadi tempat terjadinya pembakaran bisnis lokal oleh sekelompok anak muda yang digambarkan Le Franc sebagai kelompok yang “sangat agresif”, “di luar kendali”, “bersenjata” dan terkadang “mabuk”.
Transportasi umum dan taksi di Nouméa tetap tidak beroperasi pada hari Selasa (14/5/2024) Menurut polisi Prancis, sekitar 35 petugas terluka di berbagai tingkatan dan hampir 80 orang ditangkap. Pada
Selasa (14/5/2024), pada siang hari, sekolah, tempat usaha administrasi publik, dan toko memilih untuk tetap tutup. Ada pula adegan penjarahan yang dilakukan beberapa kelompok peserta.
‘Semacam perang saudara’
Berbicara pada konferensi pers yang sama pada Selasa (14/5/2024), Walikota Nouméa Sonia Lagarde menyampaikan penilaian suramnya terhadap situasi tersebut, dengan mengatakan bahwa prospek “semacam perang saudara” kini menjadi sangat nyata. Ia menghimbau agar masyarakat tidak main hakim sendiri.
“Saya menyerukan ketenangan di kedua sisi. Saya tidak tahu apakah saya akan didengar, tapi saya menyerukan semua orang untuk tidak menyerah pada provokasi. Saya tahu ini bisa membuat frustrasi, menggoda, tapi saya yakin semua orang harus tenang,” katanya mendesak.
“Apakah hal ini terkendali? Bagi saya, hal ini bahkan telah lepas dari tangan para pemimpin CCAT,” kata Lagarde.
CCAT adalah “Komite Koordinasi dan Aksi Lapangan” yang dihidupkan kembali beberapa bulan yang lalu oleh Union Calédonienne (UC), salah satu komponen utama FLNKS front pro-kemerdekaan. “Mereka telah membiakkan monster dan kami tidak tahu ke mana monster ini akan pergi (…) Saya menyerukan ketenangan,” katanya.
Pemimpin CCAT Christian Tein mengatakan kepada Radio Djiido yang pro-kemerdekaan bahwa dia menyerukan agar para pemuda tersebut “bersikap santai”. “CCAT tidak pernah memanggil mereka untuk melakukan penjarahan (…) Kami adalah organisasi yang bertanggung jawab,” tambahnya.
Komisaris Tinggi Perancis Louis Le Franc mengatakan pada Selasa(14/5/2024) bahwa dia yakin Tein “bertanggung jawab atas semua yang terjadi saat ini”.
Dia mengatakan dia sedang mempertimbangkan untuk membawanya ke pengadilan. Para pemimpin juga meminta seluruh masyarakat untuk tenang, mengingat bentrokan mulai muncul antara demonstran pro-kemerdekaan dan kelompok sipil warga pro-Prancis. Kedua belah pihak dilaporkan bersenjata.
“Warga Kaledonia (Baru) mulai kehilangan kesabaran. Saya pikir kita bisa membicarakan gerilyawan yang sangat terorganisir dengan baik. Apa yang kita lihat adalah generasi muda yang terlatih. Kita akan mencapai semacam perang saudara,” kata Lagarde.
Hantu perang saudara muncul kembali
“Kami cukup cemas, kami punya anak. Kami berusaha melindungi diri dari penyerangan yang kami dengar. Kami juga mendengar hal-hal yang tidak tertahankan,”kata warga di Noumea.
“Jika kami membentuk sebuah kelompok, beberapa puluh orang, mungkin kami akan dapat membentuk front jika terjadi penyerangan,” kata seorang warga pinggiran kota Nouméa kepada media publik Nouvelle-Calédonie la Première.
Di salah satu distrik Nouméa, La Coulée, pipa air dirusak oleh anggota kelompok perusuh. Ada juga laporan mengenai orang lanjut usia yang diselamatkan dari tempat tinggal mereka yang terbakar. Semua penerbangan ke dan dari bandara internasional Nouméa-La Tontouta juga dibatalkan sepanjang Selasa (14/5/2024).(*)
Discussion about this post