Jayapura, Jubi – Dua puluh anak Kaledonia Baru yang menderita guncangan gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter di Port Vila telah dipulangkan dari Vanuatu. Mereka dipulang ke Noumea, Kaledonia Baru dengan menggunakan pesawat militer Prancis CASA.
Operasi khusus tersebut dilakukan pada Kamis (19/12/2024), sebagai bagian dari operasi bantuan yang dilakukan Angkatan Bersenjata Prancis yang berpusat di Nouméa, Kaledonia Baru dalam menanggapi gempa bumi dahsyat yang mengguncang ibu kota Vanuatu, di mana beberapa bangunan runtuh.
Kelompok anak-anak, dari Kaledonia Baru Utara (Népoui, Koné, Pouembout, dan Poia), berusia antara 8 dan 14 tahun. Demikian dikutip jubi.id dari RNZ Pasifik, Sabtu (21/12/2/2024).
Mereka mengunjungi Vanuatu sebagai bagian dari perkemahan liburan yang diselenggarakan asosiasi olahraga mereka dan diawasi empat orang dewasa.
Salah satu dari mereka, Melissa Rangassamy, mengatakan kepada Radio lokal Rythme Bleu saat tiba di Nouméa bahwa kelompok itu sedang piknik di pantai Port Vila ketika tanah mulai bergetar hebat.
“Anak-anak berjatuhan ke tanah, semua orang berjatuhan di sekitar, suasana panik. Kami meminta anak-anak untuk tidak bergerak. Saat itu, mereka dalam keadaan syok,” katanya.
“Kami kumpulkan mereka semua, naikkan mereka ke bus, dan langsung pergi ke tempat yang lebih tinggi,” katanya.
“Senang sekali bisa kembali ke rumah,” tambahnya.
Komisi Tinggi Prancis di Kaledonia Baru mengatakan unit bantuan psikologis khusus tersedia bagi siapa saja yang membutuhkan bantuan.
“Lebih banyak penerbangan untuk mengevakuasi warga negara Prancis akan dilakukan dari Port Vila ke Kaledonia Baru,” kata Duta Besar Prancis untuk Vanuatu Jean-Baptiste Jeangène Vilmer.
Vanuatu memiliki komunitas Prancis yang signifikan. Diperkirakan lebih dari 3.300 warga negara Prancis, termasuk dari Kaledonia Baru.
Kaledonia Baru juga merupakan rumah bagi komunitas kuat ni-Vanuatu yang berjumlah sekitar 5.000 orang.
Satu warga negara Prancis dikonfirmasi menjadi korban tewas
Seorang warga negara Prancis kelahiran Vanuatu telah dipastikan meninggal dunia.
Ia ditemukan di bawah reruntuhan salah satu bangunan yang paling parah terkena dampak di pusat kota Port Vila.
Ia telah diidentifikasi sebagai Vincent Goiset, berasal dari keluarga kaya asal Vanuatu yang sudah lama berkecimpung di bidang ekonomi dan berdarah Vietnam.
Jumlah korban tewas akibat gempa bumi 17 Desember 2024 mencapai 15 orang pada Jumat (20/12/2024), namun kemungkinan masih akan bertambah.
Prancis, Australia, dan Selandia Baru: 100% ‘FRANZ’
Baik Australia maupun Selandia Baru, melalui angkatan bersenjatanya, telah mengerahkan bantuan, termasuk tim pencarian dan penyelamatan perkotaan, dalam upaya untuk menemukan korban selamat di bawah bangunan yang runtuh.
Kedua negara merupakan bagian dari perjanjian tripartit yang disebut ‘FRANZ’ (Prancis, Australia, Selandia Baru). Ditandatangani pada 1992, perjanjian tersebut memberlakukan kebijakan koordinasi sistematis antara ketiga angkatan bersenjata saat mereka beroperasi untuk memberikan bantuan kepada negara-negara Kepulauan Pasifik yang terkena bencana alam.
Sebagai bagian dari pengaturan ‘FRANZ’, kontribusi Prancis mencakup penerbangan pengintaian awal dari jet Falcon-200 yang berbasis di Nouméa (dikenal sebagai Gardian ) saat fajar pada Rabu (18/12/2024), sebagian besar untuk menilai landasan udara Bauerfield.
Port Vila hanya berjarak 500 km dari Nouméa.
Kemudian pada hari itu, helikopter PUMA Prancis mengangkut bantuan darurat dan personel (termasuk para ahli dalam penilaian struktur bangunan, telekomunikasi, dan pasokan penting seperti air dan listrik) ke Port Vila untuk menilai situasi lebih lanjut.
Pesawat militer kecil CASA juga mengoperasikan sejumlah rotasi antara Nouméa dan Port Vila, membawa lebih banyak pasokan bantuan (termasuk jatah makanan, air, dan peralatan IT) dan kembali dengan para pengungsi.
Komisi Tinggi Prancis juga mengatakan jika diperlukan, fregat pengintai yang bermarkas di Nouméa, Vendémiaire, dan kapal bantuan luar negeri d’Entrecasteaux, akan ditempatkan dalam mode siaga, “siap berlayar dari Nouméa ke Vanuatu dalam waktu masing-masing 72 dan 96 jam”.
Kedutaan-kedutaan besar ‘diratakan’ gempa
Setelah gempa bumi Selasa (17/12/2024), empat kedutaan besar di Port Vila (Selandia Baru, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Prancis), semuanya berada di bawah satu atap, telah dipindahkan sementara ke kepala misi masing-masing.
“Kantor mereka, yang dulu terletak di gedung tiga lantai, runtuh dan “rata dengan tanah”, kata duta besar Prancis.
Perdana Menteri Sementara Vanuatu Charlot Salwaï telah mengumumkan keadaan darurat setidaknya hingga Natal. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!