Jayapura, Jubi – Berstatuskan debutan di kompetisi Liga 1 musim depan tak serta merta membuat PSBS Biak dianggap sebagai tim kacangan. Manajemen klub sepak bola asal Papua berjuluk ‘Badai Pasifik’ itu sudah menyalakan sinyal bahaya bagi para pesaingnya. Kejutan demi kejutan di lantai transfer terus bermunculan.
Sang manajer, Yan Permenas Mandenas membuktikan ucapannya, seperti janjinya sejak jauh hari bertekad membangun PSBS sebagai kekuatan baru dari Tanah Papua di kompetisi sepak bola kasta tertinggi Indonesia.
Mandenas bersama manajemen PSBS yang ditopang oleh perusahaan besar produksi ikan tuna handline di Indonesia, Nusa Tuna, ingin menunjukkan kepada publik menjadikan PSBS sebagai klub luar biasa walaupun sebelumnya dikenal sebagai tim papan bawah di Liga 2.
“Saya mencoba untuk membuat tim ini menjadi luar biasa dan bisa mencuri perhatian dari kalangan pecinta sepak bola di Tanah Air. Itu menjadi motivasi saya, saya ingin membuat tim yang dulunya biasa-biasa saja menjadi tim yang luar biasa,” kata Mandenas.
Manajemen PSBS tak mau tanggung-tanggung dalam mempersiapkan komposisi skuad jelang tampil di Liga 1 musim depan. Perekrutan pelatih dan pemain asing yang dilakukan, menghadirkan decak kagum dari penikmat sepak bola nasional.
Di jagad media sosial misalnya, sejumlah netizen memuji langkah manajemen PSBS yang bergerak senyap melakukan gebrakan transfer mendatangkan pelatih dan pemain asing dengan level kelas dunia.
Siapa yang tak terkejut, Juan Eduardo Esnaider bukan nama asing bagi penggemar sepak bola. Namanya besar di kompetisi La Liga, menghiasi skuad Real Madrid, Espanyol, Real Zaragoza, dan Atletico Madrid pada era 90-an. Ia juga sempat mengisi line up Juventus di musim 1999-2001.
Esnaider yang berkebangsaan Argentina itu baru saja dipinang sebagai juru taktik anyar PSBS untuk menukangi Alexsandro Perreira dkk di Liga 1 selama dua musim ke depan. Ini jadi kejutan pertama yang dibuat manajemen PSBS di bawah komando Mandenas.
Pelatih yang berlisensi Pro UEFA itu pernah menjadi pelatih kepala klub Liga Spanyol Getafe pada musim 2016. Setelah itu dia lebih banyak menghabiskan waktunya di Jepang. Pada 2017 menjadi pelatih kepala klub Liga 2 Jepang JEF United Chiba, kemudian pada musim 2023 dia menjadi pelatih kepala klub Liga 2 Jepang Renofa Yamaguchi FC.
“Pengalaman dan prestasinya kami nilai baik sehingga kami sepakat dia menjadi pelatih PSBS musim depan,” ujar Mandenas.
Selang tiga hari setelah pengumuman Juan Esnaider sebagai pelatih, manajemen PSBS kembali membuat kabar mengejutkan. Bek asal Argentina, Julian Velazquez diumumkan sebagai pemain asing pertama.
Velazquez memang belum punya pengalaman bermain di persepakbolaan Indonesia. Tapi palang pintu berusia 33 tahun itu bukan pemain sembarangan. Dia berlabel bek terbaik di Division Profesional Clausura, Liga Utama Bolivia, saat berkostum klub Jorge Wilstermann. Kemungkinan, Velazquez direkomendasikan oleh Juan Esnaider yang merupakan kompatriotnya.
Usai diumumkan sebagai pemain baru PSBS Biak, Velazquez bahagia dan tertantang untuk menjalani petualangannya di kompetisi sepak bola Indonesia. “Terima kasih teman-teman,” katanya di akun instagramnya.
Bidik Juara Liga 1
Pergerakan di lantai transfer oleh manajemen PSBS masih terus berlanjut. Bisa jadi bakal ada kejutan lain yang akan menyusul. Rumor terbaru dari akun instagram Gozipbola membocorkan satu striker asing juga asal Argentina dan berasal dari klub yang sama dengan Julian Velazquez, bernama Cristian Gabriel Esparza akan merapat ke PSBS.
Manajemen Badai Pasifik tampaknya tak mau membuang-buang waktu untuk membentuk skuad yang solid sebelum kompetisi Liga 1 musim depan digulirkan. Apalagi, mereka membidik target untuk menjadi juara di kompetisi kasta tertinggi Indonesia itu, seperti yang dikatakan Mandenas beberapa waktu lalu.
“Semoga konsistensi kita nanti bisa menciptakan sejarah baru lagi dengan menjuarai Liga 1. Itu target kita ke depannya. PSBS jadi jawaban pasca Persipura turun di Liga 2, dan hari ini kita bisa menunjukkan konsistensi bahwa tim Papua sudah siap untuk bersaing lagi di Liga 1,” kata Mandenas.
Keseriusan manajemen PSBS untuk menjadi tim yang kuat di Liga 1 juga mendapatkan pujian dari legenda Persipura asal Brasil, David Da Rocha. Ia menilai Mandenas benar-benar serius dengan proyeksi jangka panjang PSBS.
“Saat proyek PSBS dimulai, saudara Yan Mandenas meminta bantuan saya untuk mencari pemain Brasil, dan atas pengalaman saya di Indonesia dan khususnya di Papua saya dapat Alexsandro dan Puji Tuhan dia menjadi top skor, pemain terbaik dan juara Liga 2,” kata Da Rocha.
“Soal pelatih dan pemain asal Argentina itu bukan melalui kami, tapi Yan Mandenas berkompeten dan akan menjadi pilihan tepat untuk membuat PSBS berkembang. Kita di Brasil berdoa untuk mereka sukses lagi,” ujarnya.
Mantan kapten Persipura di awal 90-an, Nando Fairyo menilai, kesuksesan sebuah tim tak terlepas dari finansial yang kuat dan kejelian dalam merekrut pemain asing yang berkualitas.
“Yang sangat penting adalah keuangan yang kuat untuk mengelola tim dan kontrak pemain yang berkualitas mumpuni,” kata Nando.
Menarik untuk dinanti, seperti apa kejutan berikutnya yang akan dibuat oleh manajemen PSBS Biak. Mengingat kuota pemain Asia mereka belum terisi. (*)
Discussion about this post