Jayapura, Jubi – PSBS Biak Numfor tak mau hanya sekadar menjadi kontestan kompetisi sepak bola Liga 1 musim 2024/2025. Mereka juga tengah menggarap banyak pekerjaan rumah untuk memenuhi persyaratan atau standar klub profesional sesuai regulasi Liga 1, mulai dari urusan ketersediaan anggaran, akademi sepak bola, hingga stadion.
Saat ini, manajemen PSBS Biak Numfor menyiapkan anggaran senilai Rp80 miliar – Rp100 miliar untuk mengarungi kompetisi Liga 1. Bos Nusa Tuna dan pemegang saham PSBS Biak Numfor, Owen Rahadian menyatakan klubnya mendapat sponsor seperti Nusa Tuna, Ulam Laut, PT Freeport Indonesia, Bank Papua, Kopi ABC, dan Jelas Lebih Berani.
“Dana yang disiapkan sekitar Rp80 miliar – Rp100 miliar. Tentunya dana itu dukungan dari para sponsor dan saya juga untuk mensupport tim ini,” kata Owen.
Owen yang juga pernah menjadi sponsor Persipura Jayapura pada Liga 2 musim 2022/2023 mengatakan manajemen PSBS Biak Numfor ke depannya tak hanya akan mengandalkan dukungan sponsor pihak ketiga. Ia menyatakan PSBS Biak Numfor ingin mengembangkan bisnis dari sisi penjualan kostum dan pernak-pernik timnya, serta meraup untuk dari unggahan konten digital di media sosial.
“Liga Indonesia semakin profesional, animo sepak bola Indonesia semakin tinggi. Fokus utama saya, bagaimana PSBS bisa terus di Liga 1 dan menjadi tim unggulan di Indonesia,” katanya.
General Manager PSBS Biak Numfor, Deddy Adrianto Wibowo mengatakan tim berjuluk Badai Pasifik itu telah memperkenalkan “Kasumasa”, merek produsen perlengkapan olahraga lokal yang mereka gunakan dalam Liga 1 2024/2025. Berbagai perlengkapan olahraga “Kasumasa” akan dijual lewat toko resmi konstum dan pernak-pernik PSBS Biak Numfor yang bakal dibuka di Kota Jayapura dan Biak. Hanya saja, Deddy belum mau membocorkan harga kostum resmi PSBS.
“Kami ingin membawa nama Biak, dan tidak [akan] meninggalkan representasi Biak dari seluruh elemen khusus merek Kasumasa, merek lokal di Biak. Kami ingin membawa kultur masyarakat Biak ke seluruh elemen PSBS. Pasti akan ada store-nya di Biak, Jayapura, dan kita harapkan di seluruh Indonesia,” kata Deddy.
Bagian dari PR klub profesional
Rencana untuk mengembangkan bisnis PSBS Biak Numfor itu adalah bagian dari pekerjaan rumah atau PR yang harus dikerjakan manajemen PSBS sebagai klub sepak bola Liga 1. Presiden klub PSBS, Yan Permenas Mandenas mengatakan pihaknya bertekad membangun PSBS menjadi klub profesional asal Papua. Ia juga ingin PSBS menjadi perintis industri sepak bola di Tanah Papua.
“Mudah-mudahan PSBS bisa menjadi spirit untuk kebangkitan sepak bola Papua menuju sepak bola profesional. Sepak bola industri olahraga yang punya dampak kepada masyarakat Papua khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,” kata Mandenas.
Namun, mengurus uang dan pembiayaan bukanlah satu-satunya PR PSBS Biak Numfor. Sebagai salah klub yang berkompetisi di Liga 1, PSBS terikat regulasi untuk memiliki sebuah tim muda atau akademi. Para pesepak bola belia yang dibina PSBS akan diikutkan ajang Elite Pro Academy (EPA).
Manajemen PSBS Biak Numfor merespons cepat kebutuhan itu. Mereka membuat Nota Kesepahaman bersama Badan Liga Sepak bola Pelajar Indonesia (BLiSPI) untuk membina tim sepak bola muda PSBS.
“Kami mencoba memenuhi syarat lolos EPA, dan yang tercepat untuk dari sisi standar PSSI. Kami memang masih bekerja sama dengan beberapa partner dari luar papua,” kata Yan Mandenas.
Dalam kerja sama dengan BLiSPI itu, PSBS menggodok pembentukan akademi sepak bolanya sendiri. PSBS juga akan membentuk tim putri PSBS yang akan diikutkan kompetisi Liga 1 putri.
“Ke depan, PSBS akan membangun akademi sendiri, merekrut bibit pemain Papua yang kami bina dan latih untuk mengisi tim profesional PSBS. Syarat liga sekarang lebih ketat dari sebelumnya,” ujar Mandenas.
General Manager PSBS Biak Numfor, Deddy Adrianto Wibowo menyatakan tim muda PSBS yang dibentuk demi memenuhi kewajiban bermain di ajang EPA PSSI itu bakal menjadi tumpuan regenerasi tim PSBS pada masa mendatang. Deddy yakin PSBS akan memprioritaskan bakat-bakat muda asal Papua untuk diorbitkan.
“Kami masih membuka kesempatan untuk pemain muda ke PSBS Biak Numfor. Itu salah satu tujuan kami berkolaborasi untuk pembangunan EPA dan memprioritaskan pemain dari Papua sendiri,” kata Deddy.
PSBS bahkan berupaya memenuhi tuntutan untuk memiliki markas sendiri di Biak. Saat ini, Stadion Cenderawasih Biak sedang direnovasi, demi memenuhi standar Liga 1. Selama masa renovasi itu, PSBS Biak Numfor memilih bermarkas di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua.
Sayangnya, saat ini Stadion Lukas Enembe belum memiliki LED board untuk menayangkan iklan sepanjang pertandingan Liga 1. Akibatnya, hingga akhir September 2024 nanti PSBS terpaksa menggelar laga kandang di Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali. Pada 18 Oktober 2024, PSBS dijadwalkan menjamu Semen Padang di Stadion Lukas Enembe.
“Jadi memang persyaratan menggunakan homebase banyak, [termasuk] tersedianya LED board. Kami tetap memilih Jayapura sebagai home base sambil menunggu stadion di Biak direnovasi,” ujar Deddy. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!