Jayapura, Jubi – Hingga Minggu (13/4/2025) Tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 bersama Polres Yahukimo dan Tentara Nasional Indonesia atau TNI berhasil menemukan 13 jenazah pendulang emas yang dibunuh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. 13 jenazah ini, termasuk 11 jenazah yang ditemukan sebelumnya. Operasi pencarian dan evakuasi korban pendulang emas yang dibunuh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat masih terus dilakukan tim gabungan polisi dan tentara.
Hal itu disampaikan Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo di Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada Minggu (13/4/2025). “13 jenazah telah ditemukan [dan] tentara dan polisi masih di lokasi untuk proses pencarian [jenazah pendulang emas] dan evakuasi,” kata Yusuf pada Minggu malam.
Pada 6-9 April 2025, TPNPB mengatakan membunuh 17 pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan yang diduga sebagai mata-mata militer Indonesia. Pembunuhan itu dilakukan pasukan Komando Daerah Pertahanan XVI Yahukimo dan Komando Daerah Pertahanan III Ndugama Derakma.
Yusuf mengatakan 12 jenazah pendulang emas telah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi. Yusuf mengatakan 1 jenazah belum bisa dievakuasi karena alasan cuaca.
“Sebelum ditemukan kami belum bisa komentar [terkait 17 korban pembunuhan oleh TPNPB]. Yang penting kami tetap cari terus,” ujarnya.
Yusuf melanjutkan, 12 jenazah yang berhasil diidentifikasi itu atas nama Wawan Tangahu, Stenli Humena, Suardi Laode alias Kaswadi, Yuda Lesmana, Safaruddin, dan Riki Rahmat. Korban lainnya yang atas nama Muhammad Arif, Abdur Raffi Batu Bara, Stefanus Gisbertus, Zamroni, Ariston Kamma dan Rusli.
Yusuf mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. Yusuf mengatakan Satgas Ops Damai Cartenz terus mengintensifkan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak di lapangan agar seluruh korban bisa segera diidentifikasi dan dikembalikan kepada keluarga masing-masing.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi dan tetap mengikuti pembaruan resmi dari kami. Mari bersama-sama kita jaga situasi tetap kondusif,” ujarnya.
Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan komitmen aparat keamanan dalam menuntaskan proses evakuasi sekaligus terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Sebanyak 307 anggota TNI/Polri dilibatkan dalam proses evakuasi korban. Terdiri atas 167 anggota polisi, 50 anggota tentara dari Kodim Yahukimo, 40 anggota Komando Pasukan Gerak Cepat atau Kopasgat TNI AU, dan 50 anggota marinir.
“Kami tidak akan berhenti bekerja semaksimal mungkin. Para pelaku akan terus kami kejar dan ditindak tegas sesuai hukum. Aksi keji terhadap warga sipil ini tidak bisa ditoleransi,” kata Faizal dalam keterangan tertulisnya, pada Minggu malam.

Keluar dari wilayah konflik bersenjata
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional atau TPNPB, Sebby Sambom meminta agar segera keluar orang non Papua atau imigran yang bekerja sebagai pendulang emas atau berada di wilayah konflik bersenjata di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Sambom mengatakan wilayah Yahukimo merupakan wilayah operasi TPNPB Kodap XVI Yahukimo dibawah Komandan Operasi TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Walikota Kopitua Heluka.
“Wilayah Yahukimo dari Jetni sampai Suru-suru, Yali Angguruk sampai Yali Mex adalah wilayah operasi TPNPB Kodap XVI Yahukimo. Saya sampaikan kepada orang imigran Indonesia segera keluar dari wilayah konflik bersenjata di Kabupaten Yahukimo,” kata Sambom dalam keterangan tertulisnya, pada Minggu (13/4/2025).
Sambom menegaskan hanya orang asli Papua yang bekerja sebagai pendulang emas di wilayah pertambangan rakyat di Korowai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Namun, Sambom mengingatkan agar orang asli Papua untuk tidak bekerja sama dengan militer Indonesia.
“Dan juga kami sampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat asli di Yahukimo untuk menghentikan kerjasama dengan intelijen militer Indonesia di wilayah konflik bersenjata. Jika diketahui orang Papua yang terlibat sebagai mata-mata militer Indonesia, kami siap tembak mati karena telah memasuki wilayah perang,” ujarnya.
Juru Bicara Jaringan Damai Papua atau JDP, Yan Christian Warinussy pada Sabtu (12/4/2025) mengatakan bahwa jalan kekerasan termasuk membunuh siapapun dan oleh siapapun serta mengangkat senjata tidak akan pernah bisa menyelesaikan konflik di Tanah Papua. Warinussy menyampaikan JDP turut berduka cita yang amat mendalam atas peristiwa pembunuhan pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Warinussy mengatakan hanya pendekatan damai dan nirkekerasan yang dapat menyelesaikan konflik di Tanah Papua. Hal ini tidak saja ditujukan kepada TPNPB, tetapi juga bagi negara yang diwakili TNI, Polri bahkan dan pemerintah daerah maupun pemerintah kabupaten di Tanah Papua.
“Jalan dialog semestinya dipertimbangkan oleh negara termasuk TPNPB dalam merintis upaya penyelesaian damai dan berkeadilan,” kata Warinussy.(*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!