Sentani, Jubi – Sejumlah pedagang di pasar lama dan juga Pasar Pharaa Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura mengeluhkan hasil penjualan mereka setiap hari yang kian menurun. Hal ini berbanding terbalik dengan dua atau tiga tahun lalu.
Ina Mehue, 36 tahun, pedagang di Pasar Pharaa, mengaku kesal karena jualannya banyak tidak laku dibandingkan sebelumnya.
Ibu dua anak ini setiap hari berjualan sayur-mayur, sagu, dan ubi-ubian, serta bahan-bahan dapur seperti bumbu, cabai, bawang, dan tomat.
“Sayur-mayur seperti kangkung, bayam, dan sawi harus dipesan di sejumlah petani dan tengkulak, termasuk bahan-bahan dapur seperti bawang, tomat, dan cabai,” katanya, Sabtu (13/7/2024).
Menurutnya, jumlah pembeli setahun setelah Covid-19 mulai menurun. Barang jualan yang biasa banyak terjual sejak pagi, lalu tidak banyak lagi. Bahkan sampai batas hari penjualan pada sore hari tidak banyak yang terjual.
Sayuran, kata Ina, ada stok yang terbatas, seperti sayur sawi, bayam, dan kangkung cabut. Sayur seperti ini harus habis terjual karena sekali panen.
“Sekali pesan bisa sampai 50 ikat yang besar, lalu dibagi-bagi lagi menjadi dua bagian untuk semua jenis sayuran, sementara bahan dapur atau bumbu dibeli per kilogram untuk dijual kembali,” katanya.
Pendapatan setiap hari, lanjut Mehue, sebelum Covid-19 dan sesudah Covid-19 sangat jauh berbeda. Sebelum Covid-19 setiap hari ia bisa memperoleh Rp500 ribu hingga Rp700 ribu. Namun setelah Covid-19 sangat susah mengembalikan modal, meski Rp500 ribu saja.

Ditambah, katanya, dengan kondisi Pasar Pharaa yang minim perhatian dari pemerintah, serta banyak pedagang dan pasar yang berjualan di luar pasar utama.
“Bahan jualan yang sama, setiap pagi ada pedagang dengan menggunakan mobil dan motor yang masuk ke perumahan warga untuk berjualan. Akhirnya pasar yang besar ini jadi sunyi pembeli, pendapatan kita jadi menurun drastis,” ujarnya.
Hal senada juga dirasakan Merry Yoku, pedagang yang berjualan di Pasar Lama Sentani. Padahal lokasi pasarnya tepat di pinggir jalan raya.
Menurutnya, belakangan ini banyak ‘pasar dadakan’ yang muncul di pertigaan hingga pinggir jalan raya.
“Setiap pagi para pedagang yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, biasanya membeli bahan jualan juga di pasar lama, lalu pergi berjualan ke kompleks perumahan warga yang jauh dari pasar,”

ujarnya.
Mery mengaku bahan dagangan sayuran seperti cabai dan tomat sudah jarang dijualnya karena selalu tidak habis. Ia hanya menjual bawang putih dan bawang merah, itupun dibelinya dalam jumlah sedikit.
“Setiap toko atau kios di Sentani sudah menjual bahan natura seperti yang kami jual saat ini, yaitu sayur-mayur, ubi, rempah-rempah, dan bumbu dapur, tahu hingga ikan mentah. Pembeli lebih memilih ke toko atau kios yang berjualan natura termasuk pedagang bergerak,” katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jayapura mencatat jumlah penduduk di wilayah Distrik Sentani 71.174 jiwa. Sedangkan pertumbuhan ekonomi melalui penjualan dan perdagangan dengan toko dan kios sebanyak 330 unit, warung makan 114 unit, dan pasar permanen 1 unit. Kemudian pasar semi permanen 2 unit dan pasar tanpa bangunan (dadakan) tersebar di 5 titik atau tempat.
Kepala Pasar Pharaa Sentani Keliopas Mehue mengatakan jumlah pedagang di Pasar Pharaa pada 2023 sebanyak 700 pedagang.
Mereka terbagi dalam beberapa kelompok. Ada kelompok pedagang musiman yang saat awal paling dominan, namun saat ini hanya tinggal 200-an pedagang. Kemudian pedagang kelontong dan barang produksi yang menempati lantai atas dan sebagian di lantai bawah dengan menambah los mereka masing-masing. Dua kelompok ini berjumlah 200-an di lantai atas dan 200-an di lantai dasar.

“Soal pembeli yang ke Pasar Pharaa, akhir-akhir ini mulai berkurang. Data kami pada tiga tahun lalu, pengunjung pasar bisa sampai 700 hingga 800 orang per hari. Sedangkan hari libur mencapai 1.000 orang,” katanya.
Menurutnya, jumlah pengunjung berkurang karena sudah banyak pedagang yang membuka lapak-lapak jualan di sepanjang pertokoan di Sentani dan juga ada pasar dadakan.
“Secara kasar bisa dihitung dari jumlah blok karcis parkir kendaraan, per satu kendaraan. Misalnya blok karcis mobil setiap hari ada 5 blok (1 blok karcis =100 lembar) dan blok karcis motor setiap hari 7 blok. Sore hari petugas parkir bawa kembali 3 blok karcis mobil dan 2 blok karcis motor,” ujarnya.

Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura mencatat ada 83 pedagang mobile dari Kota Jayapura yang menggunakan roda empat maupun roda dua untuk berdagang di wilayah kota Sentani. Sedangkan di kota Sentani ada 13 pedagang yang beroperasi secara bergerak, baik roda dua maupun roda empat. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!