Nabire, Jubi – Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XXXVI Wilayah Sinak, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kalenak Murib menyatakan bertanggung jawab atas insiden penembakan hingga tewas seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terjadi di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah pada Sabtu (15/6/2024) pukul 12.25 Waktu Papua.
Murib menyebutkan aparat yang ditembak itu mengangkut barang dari Bandara Udara Tapulinik ke Pos Koramil di Gigobak ketika ditembak TPNPB Kodap XXXVI.
“Tadi siang anggota Koramil Sinak pakai mobil Strada ke badar udara di Tapulunik untuk kasih naik bahan makanan di dalam mobil Strada, saat mereka mau kembali ke Pos Koramil anggota TPNPB langsung tembak anggota Koramil, satu langsung tewas,” katanya kepada Jubi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (15/6/2024).
Menurut Murib, setelah tertembak, anggota TNI tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Sinak di Gigobak.
“Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, malam ini anggota yang dapat tembak itu berada di Rumah Sakit Gigobak, besak pagi baru bawa mayat pulang,” katanya.
Seorang warga di lokasi yang enggan disebutkan namanya membenarkan terjadinya insiden penembakan di Jalan Bandara, Kampung Tapulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak itu. Menurutnya kejadian itu pada Sabtu, 15 Juni 2024 pukul 13.20 WIT.
“Kami dengar tadi ada penembakan yang dilakukan oleh OTK (Orang Tak Dikenal) yang diduga dilakukan oleh OPM (Organisasi Papua Merdeka) Puncak, wilayah Sinak,” ujarnya.
Ia mengatakan dalam kejadian tersebut mengakibatkan seorang personel TNI bernama Praka Hendrik, anggota Koramil 1717-02/Sinak, meninggal dunia.
“Saat ini korban sudah dievakuasi ke Puskesmas Sinak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Saat ini jajaran aparat keamanan TNI-Polri sedang melakukan pengejaran di sekitar lokasi kejadian, serta melaksanakan Siaga 1 untuk mengantisipasi adanya aksi gangguan susulan,” katanya.
Kepala Satuan Tugas Hubungan Masyarakat Operasi Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno mengatakan usai menembak anggota Koramil, kelompok TPNPB diketahui langsung melarikan diri ke Kampung Tinonggame untuk menghindar dari kejaran aparat gabungan TNI-Polri.
“Kami dari Satgas Ops Damai Cartenz bersama aparat gabungan TNI-Polri telah merespon kejadian tersebut dengan melakukan pengejaran terhadap TPNPB,“ kata Bayu.
Atas kejadian itu, tambah Bayu, Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz-2024 akan terus melakukan pengejaran serta penegakan hukum yang tegas dan terukur terhadap kelompok TPNPB di Papua tersebut.
“Ini kami lakukan untuk memberi rasa aman kepada seluruh masyarakat di Papua, agar ke depan tidak ada lagi korban, baik dari aparat keamanan maupun warga sipil,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Kamis (6/6/2024), seorang prajurit Komando Distrik Militer atau Kodim 1715/Yahukimo atas nama Pratu Rajami Uhio, mengalami luka tembak pada paha kiri setelah diserang kelompok TPNPB-OPM di Jalan Seradala Kilometer II, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan sekitar pukul 18.20 WP.
Penyerang anggota Kodim tersebut diduga kelompok TPNPB Kodap XVI Yahukimo.
Minta Pemerintah Jokowi selesaikan konflik Papua
Menanggapi penembakan prajurit TNI tersebut, anggota DPR Papua Laurenzus Kadepa meminta Pemerintah Joko Widodo di akhir masa jabatannya harus menyelesaikan konflik berkepanjangan di Tanah Papua.
“Bila konflik belum berakhir, Presiden Joko Widodo gagal dalam mengakhiri konflik di Tanah Papua,” ujarnya.
Kadepa berharap Presiden Jokowi di akhir jabatannya bisa menaruh satu ‘legacy’ (warisan) yang baik untuk mengakhiri konflik di Papua.
“Di akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo ini kita lihat banyak khasus kekerasan yang terjadi, harusnya konflik kekerasan ini diselesaikan baru Joko Widodo mengakhiri masa jabatannya,” katanya.
Pria kelahiran Kampung Toyaimuti, Distrik Aradide, Kabupaten Paniai ini mengatakan, sebentar lagi presiden baru akan melanjutkan kepemimpinan Jokowi. “Justru korban terus berjatuhan, TPNPB ditembak, aparat keamanan ditembak, warga terus mengungsi dari kampungnya sendiri,” ujarnya.
Menurut Kadepa pemerintah harus berani mengambil langkah tegas agar Papua benar-benar aman.
“Rakyat Papua membutuhkan perdamaian yang sesungguhnya, bukan perdamaian yang semu. Hal itu harus dipikirkan oleh pemerintah daerah,” ujarnya.
Ia mengimbau agar aparat keamanan dan TPNPB-OPM berhenti mengejar masyarakat sipil. “Tapi harus selamatkan warga sipil,” katanya. (*)
Discussion about this post