Jayapura, Jubi – Kasus malaria di Kota Jayapura pada tahun lalu mencapai jumlah tertinggi saat Juli. Terdeteksi lebih 5.700 kasus dari sekitar 24 ribu pemerikasaan malaria.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari mengatakan pemeriksaan malaria terbanyak pada tahun lalu ialah saat Mei, yakni sekitar 24.400 pasien. Namun, yang dinyatakan positif menderita malaria sekiitar 4.600 pasien.
“Kasus tertinggi ditemukan pada Juli. Adapun kasus terendah ialah pada Februari, yakni sebanyak 2.535 pasien dari 18.584 pemeriksaan,” kata Ni Nyoman melalui pesan instan, Senin (3/3/2024).
Karena malaria masih menjadi penyakit endemik di Kota Jayapura, Nyoman mengimbau masyarakat rutin memeriksakan kesehatan mereka ke puskesmas setempat. Menurutnya, banyak pasien tetap merasa sehat padahal sudah terjangkit malaria.
“Kebanyakan pasien baru memeriksakan diri setelah mengalami demam dan panas tinggi. Mereka seharusnya memeriksakan diri saat sedang sehat, untuk pencegahan,” ujarnya.
Dia menilai masyarakat juga masih kerap mengabaikan gejala serangan malaria. Gejala itu mereka anggap akibat kelelahan fisik sehingga akan segera pulih setelah cukup beristirahat.
“Kota Jayapura termasuk wilayah yang banyak kasus malaria. Pasien tidak boleh anggap remeh terhadap penurunan kesehatannya,” kata Nyoman.
Kepala Puskesmas Waena Evalina Diodoran Malau mengingatkan pasien malaria rutin mengonsumsi obat hingga tuntas. Mereka juga harus disiplin dalam memeriksa ulang kesehatan saat proses penyembuhan.
“Kalau dijadwalkan periksa ulang [oleh dokter/puskesmas], pasien harus datang untuk memastikan kesembuhannya. Kalau tidak diperiksa ulang, kita [paramedis] tidak bisa memastikan pasien itu sudah sembuh atau belum dari malaria,” kata Evalina. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!