Jayapura, Jubi-Statistik menunjukkan jumlah kasus HIV/AIDS di Fiji telah meningkat menjadi 552 dari Januari hingga Juni 2024, menandai peningkatan 573 persen dibandingkan dengan tahun 2017.
Hal ini dikatakan , spesialis medis HIV/AIDS, dr. Rachel Devi saat memberikan pengarahan kepada sekretaris tetapi di Kantor Pusat UNAIDS di Suva Fiji sebagaimana dilansir fijivillage.com yang dikutip jubi.id Minggu (13/10/2024).
Devi menegaskan tidak ada wilayah di Fiji yang dikecualikan dari HIV/AIDS. di Fiji, Divisi Tengah mencatat jumlah tertinggi dengan 380 kasus, diikuti oleh Divisi Barat dengan 151 kasus, Divisi Utara dengan 19 kasus, dan Divisi Timur dengan 2 kasus.
Ia mengatakan secara khusus, 97 persen kasus adalah orang dewasa, dengan 381 pria dan 169 perempuan yang terkena dampaknya, mencerminkan kesenjangan gender dan 3 persen anak-anak.
Sementara itu, pemerintah Fiji mendukung Strategi Lonjakan HIV 2024-2027 yang ditujukan untuk mengatasi berbagai isu yang saling terkait dengan berfokus pada pencegahan, pengobatan, pengurangan dampak buruk, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah mengatakan penekanan khusus akan diberikan pada tanggapan kesehatan masyarakat yang terkoordinasi terhadap HIV/AIDS dan Narkoba, terutama karena meningkatnya prevalensi narkoba keras seperti metamfetamin dalam masyarakat Fiji.
Mereka mengatakan faktor utama yang menyebabkan lonjakan ini meliputi peningkatan perilaku seksual tanpa kondom dengan banyak pasangan, dan prevalensi penggunaan narkoba suntik yang mengkhawatirkan, yang menyumbang 15 persen dari peningkatan kasus.
Mereka menambahkan, kelompok umur yang paling terdampak oleh lonjakan ini adalah mereka yang berusia 20-39 tahun dan tren mengkhawatirkan lainnya seperti “chemsex” dan “bluetoothing” (berbagi jarum suntik berisi obat-obatan) memperburuk penyebaran virus.
Devi menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran tentang tren ini dan tindakan pencegahan pemerintah.
Salah satu langkahnya adalah menjadikan pengujian dan pengobatan, dapat diakses di semua daerah dengan mendesentralisasikan layanan, mempromosikan pendidikan dan kesadaran, memperkuat pengumpulan dan analisis data, serta memperluas program penanggulangan .(*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!