Jayapura, Jubi – Masalah di pusat-pusat kota di seluruh negeri telah menjadi tantangan bagi pemerintah, terutama kesejahteraan penduduk di masyarakat. Kenyamanan dan keamanan di Papua Nugini (PNG) sangat riskan sebab mulai pukul 16.00 sore tak ada lagi kegiatan termasuk kehidupan malam terkecuali di hotel dengan sekuriti ketat.
Peneliti senior National Research Institute, Dr Philip Kavan, mengatakan ada sembilan faktor yang berkontribusi terhadap masalah ketidakamanan di Port Moresby, kota terbesar di Papua Nugini.
“Faktor pendorong dan tarik, penyelundupan narkoba, pemuda sebagai pelaku, kekurangan pemolisian, kelangkaan lahan, ledakan budaya, budaya senjata api, aspek gender dan pekerja seks,” katanya sebagaimana dilansir the National.com, Jumat (2/9/2022).
Kavan mengatakan ada empat pendekatan untuk mempromosikan komunitas yang lebih aman.
Yang pertama adalah menyediakan kerangka hukum yang lebih tepat untuk layanan keamanan dan kesejahteraan di mana kolaborasi masyarakat lokal dengan agen penegak hukum dipromosikan.
Yang kedua adalah menyediakan lebih banyak kantor polisi untuk diakses orang dan lebih banyak orang yang direkrut ke sektor ini.
Ketiga, mengurangi masalah perkawinan dan KDRT dengan mendorong masyarakat untuk terlibat dalam mempersiapkan masyarakat untuk kehidupan keluarga dan dalam mengatasi kekerasan dalam rumah tangga. Keempat, kepolisian mengubah strategi pemolisian.
Sementara itu dikutip dari RNZ.com menyebutkan bahwa Port Moresby, selama bertahun-tahun kota ini telah memiliki reputasi yang layak untuk pelanggaran hukum. Tetapi Direktur Program Pengembangan Kota Aktif, Fazilah Bazari, mengatakan ada lebih dari itu. Dia percaya dengan kolaborasi itu bisa menjadi kota yang damai, cinta, sukacita, dan rasa hormat.
Ms Bazari mengatakan Moresby memiliki begitu banyak hal untuk ditawarkan dalam hal budayanya yang beragam, pemandangannya, dan atraksi lainnya dan ini dapat dimanfaatkan di bawah merek ‘Amazing Port Moresby’ mereka.
“Menonjolkan semua hal positif yang ditawarkan kota ini,” katanya.
“Seringkali hal-hal baik ini tidak diberi perhatian yang cukup dan kami terus-menerus mencurahkan seluruh energi ke dalam cerita-cerita negatif dari Port Moresby, dan kemudian itu menjadi apa yang dibicarakan orang-orang,” katanya sebagaimana dilansir Focus on the positives of Port Moresby | RNZ News. (*)