Jubi Papua
Donasi
  • Home
  • Tanah Papua
    • Anim Ha
    • Bomberai
    • Domberai
    • La Pago
    • Mamta
    • Mee Pago
    • Saireri
    • Arsip
  • Indepth
  • LEGO
  • Nasional
  • Dunia
  • Pasifik
  • Kerjasama
    • Menyapa Nusantara
    • Provinsi Papua Tengah
    • Kabupaten Jayawijaya
    • Kabupaten Jayapura
    • Kabupaten Mappi
    • Provinsi Papua
  • Networks
    • Jubi TV
    • English
    • Deutsch
    • France
    • Indeks
Jubi Papua
Donasi
  • Home
  • Tanah Papua
    • Anim Ha
    • Bomberai
    • Domberai
    • La Pago
    • Mamta
    • Mee Pago
    • Saireri
    • Arsip
  • Indepth
  • LEGO
  • Nasional
  • Dunia
  • Pasifik
  • Kerjasama
    • Menyapa Nusantara
    • Provinsi Papua Tengah
    • Kabupaten Jayawijaya
    • Kabupaten Jayapura
    • Kabupaten Mappi
    • Provinsi Papua
  • Networks
    • Jubi TV
    • English
    • Deutsch
    • France
    • Indeks
Search
  • Home
  • Kategori
    • Tanah Papua
    • Indepth Stories
    • LEGO
    • Pasifik
    • Nasional & Internasional
    • Dunia
    • Nusa
    • Opini
  • Kerjasama Pemberitaan
    • Majelis Rakyat Papua
    • Menyapa Nusantara
    • Kabupaten Jayapura
    • Kabupaten Jayawijaya
    • Kabupaten Merauke
  • Foreign Languages
    • English
    • Deutsch
    • French
  • Laman
    • Indeks
    • Redaksi
    • Kode Etik
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Follow US
Jubi Papua > Blog > Mamta > Anum Siregar ibaratkan Markus Haluk menulis apa yang ada di halaman rumah
MamtaPolhukam

Anum Siregar ibaratkan Markus Haluk menulis apa yang ada di halaman rumah

Aida Ulim
Last updated: October 4, 2025 10:09 am
Author : Aida UlimEditor : Arjuna Pademme Published October 4, 2025
Share
3 Min Read
Markus Haluk
Diskusi lima seri buku yang ditulis Markus Haluk tentang Sejarah Politik, Hukum, HAM dan Demokrasi di West Papua, di Fakultas Fisip Uncen, Kota Jayapura, Papua Jumat (03/10/2025)

Jayapura Jubi – Direktur Aliansi Demokrasi untuk Papua atau AlDP, Latifa Anum Siregar mengibaratkan Markus Haluk menulis apa yang ada di halaman rumah. Sayangnya rumahnya tidak ada pagar, sehingga orang bisa masuk dan keluar sembarangan.

Hal itu dikatakan Anum Siregar saat hadir sebagai narasumber dalam peluncuran dan diskusi buku lima seri tentang sejarah politik, hukum, HAM dan demokrasi di West Papua, yang ditulis Markus Haluk. Peluncuran dan diskusi buku itu digelar di Fakultas Fisip UniversitasCenderawasih atau Uncen di Kota Jayapura, Papua, Jumat (03/10/2025).

“Jadinya kita ini sudah nyaris mengalami disorientasi posisi. Mana lagi yang benar, kalau yang benar saja tidak bisa lagi diperjuangkan. Itulah kondisi halaman rumah di Papua yang digambarkan penulis dalam lima seri buku tersebut,” kata Anum Siregar.

Menurutnya, dari lima seri buku ini semuanya menceritakan persoalan di Tanah Papua, sehingga tak heran apabila buku lima seri ini memiliki ribuan halaman, sebab begitu banyak konflik yang ada di Tanah Papua. Mulai dari konflik perebutan sumber daya hingga konflik politik identitas.

*****************

Jubi.id adalah media yang berbasis di Tanah Papua. Media ini didirikan dengan sumberdana masyarakat melalui donasi dan crowd funding. Dukung kami melalui donasi anda agar kami bisa tetap melayani kepentingan publik.

CLICK HERE!

*****************

Katanya, buku itu bukan menulis tentang kekecewaan dan tentang rasa putus asa. Namun mengajarkan dan mengajak semua pihak untuk tidak boleh berhenti berjuang karena orang Papua masih ada.

More Read

Pengungsi, Blok Wabu
Blok Wabu di Intan Jaya tidak punya IUPK, mahasiswa terus kawal penolakan Blok Wabu
IMPPETANG se-Indonesia gelar mimbar bebas tolak pengiriman militer
Mahasiswa dan aktivis desak perlindungan hak masyarakat adat
BEM Fisip Uncen dan Honai Center luncurkan lima seri buku
Asosiasi Wartawan Papua sesalkan intimidasi terhadap reporter Tribun Papua

“Yang berikut bicara soal empat akar masalah di [Tanah] Papua, itu benar sekali apa yang dikatakan. Saya mengajak kita membawa konstruksi berpikir, supaya lebih dapat [memahami] persoalan di Papua. Jadi persoalan di [tanah] Papua yang ada di rak paling atas adalah persoalan sejarah integrasi,” ujarnya.

Sementara itu, akademisi Uncen, Dr. Bernarda Meteray mengatakan Markus Haluk menutup bukunya dengan sebuah doa dan harapan, agar keluarga besar Melanesia di Pasifik dan seluruh dunia mendengar dan merespons suara hati rakyat Papua.

“Sebenarnya, buku ini merupakan suara hati dari orang Papua, buku ini bukan sekedar kritik terhadap negara, tapi menandakan bahwa sejarah masa lalu cukup penting sekali,” kata Dr. Bernarda Meteray.

Menurutnya, tidak semua orang berani bicara tentang sejarah, padahal semua orang lahir dari sejarah. Tanpa masa lalu, tidak ada sejarah, sehingga buku lima seri ini merupakan wajah orang Papua.

“Mengapa ini penting karena buku ini berusaha membangun kembali kesadaran kolektif orang Papua yang bermasalah selama ini. Saya percaya, Haluk tidak menulis dengan kebencian, tapi dengan semangat perlawanan yang bermurah. Seperti hari ini kita duduk dengan baik sambil berdiskusi,” ujarnya.

Katanya, buku ini juga tidak meminta belas kasihan, tapi menuntut pengakuan dan keadilan. Baik sebagai akademisi, sebagai mahasiswa dan warga negara lain yang tentu memiliki tanggung jawab untuk membaca ulang sejarah Papua secara jujur.

“Kita perlu membuka hati dan pikiran untuk mendengar suara rakyat Papua,”katanya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!

TAGGED:Latifah Anum SiregarMarkus HalukMenulis Buku
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Threads Email Copy Link Print
Share
Leave a comment Leave a comment
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terkini

Paguyuban Pasundan
Warga keturunan Jawa Barat di Papua Barat gelar Muswil Pertama Paguyuban Pasundan
Domberai
Plt Sekda
Yusuf Yambe Yabdi menjabat Plt Sekda yang baru
Kabupaten Jayapura
Pemkab Jayapura
Haris Richard Yocku: Pemkab Jayapura berkonsentrasi terhadap pendidikan
Kabupaten Jayapura
Tokoh asal teluk wondama
Inilah Tokoh Asal Teluk Wondama: Dari Wakapolda Irian Jaya Pertama, Doktor Pertama, Dubes Pertama hingga Penulis Lagu Kidung Jemaat
Domberai
Menkeu Australia Sambut Purbaya Yudhi dengan Panggilan Telepon Perdana
Menkeu Australia Sambut Purbaya Yudhi dengan Panggilan Telepon Perdana
Pasifik

PT Media Jubi Papua

Terverifikasi Administrasi dan Faktual oleh Dewan Pers

trusted

Networks

  • Post Courier
  • Vanuatu Daily Post
  • Solomon Star News
  • The Fiji Times
  • Radio New Zealand
  • Radio Djiido
  • 3CR Community Radio
  • Cook Islands News
  • Pacific News Service
  • Bouganville News
  • Marianas Variety

Follow Us

  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Kode Etik
  • Laporan Transparansi
Facebook X-twitter Youtube Instagram Tiktok
Jubi PapuaJubi Papua
Copyright ©️ 2024 PT. Media Jubi Papua.