Jayapura, Jubi – Beberapa kejadian atau gangguan keamanan di Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan, menyebabkan pengerjaan ruas Jalan Trans Wamena—Jayapura harus dihentikan sementara. Demikian disampaikan Kepala Satuan Kerja atau Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Jayawijaya Rendra Subekti.
Rendra mengatakan sejak November 2024 proses pengerjaan ruas Jalan Trans Wamena, khususnya di Kabupaten Yalimo, harus dihentikan akibat adanya aksi penembakan.
“Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pekerjaan dihentikan sementara,” katanya saat dihubungi Jubi.id pada Kamis (6/2/2025).
Pengerjaan, jelas Rendra, baru kembali dilanjutkan pada 9 Januari 2025 di Kilometer 366, yaitu di Distrik Benawa, Kabupaten Yalimo yang berbatasan dengan Kabupaten Keerom. Pengerjaan jalan sepanjang 50 km itu diaktifkan kembali, setelah sejak November 2024 dihentikan karena faktor keamanan.
“Saat ini pengerjaan dari arah Benawa sudah aktif lagi, mobilisasi alat pun telah dilakukan,” ujarnya.
Sedangkan untuk pengerjaan jalan dari arah Elelim, ibu kota Yalimo ke arah Benawa hingga kini masih belum dilanjutkan, menimbang sejumlah peritiwa penembakan terjadi di sepanjang jalan itu.
Apalagi, kata Rendra, kontur ruas jalan dari Elelim ke Benawa masih tanah, sehingga cukup berat dengan melewati beberapa sungai atau kali, seperti Kali Yahuli, Kilika, dan Kali Edan.
“Fokusnya saat ini dari arah Jayapura ke Benawa saja dulu, sambil menunggu situasi mulai kondusif. Kemungkinan kalau itu bisa terjadi, pertengahan Februari 2025 ini ruas dari Elelim ke Benawa bisa dilanjutkan yang ditargetkan sepanjang 12 kilometer,” katanya.
Saat ini, tambahnya, untuk ruas Elelim-Benawa yang telah teraspal sepanjang 6,5 kilometer dari target 12 km. Sedangkan 5,5 kilometer lagi masih jalan tanah.
55 km belum diaspal
Rendra menjelaskan, Jalan Trans Jayapura—Wamena dengan total sepanjang 575 kilometer saat ini masih berstatus ‘on contraction’ dikerjakan sekitar 50 km. Kemudian ditambah dari arah Benawa ke Elelim dengan target pengerjaan pada 2025 ini sepanjang 12 km teraspal, namun baru 6,5 km yang sudah dilakukan pengaspalan.

“Target kita pada akhir 2026 rampung,” katanya.
Sedangkan ruas jalan dari arah Abenaho (Distrik Yalimo yang berbatasan dengan Kabupaten Jayawijaya) untuk kelanjutan pengerjaannya pada 2025 ini masih menunggu kepastian anggaran dari kementerian, khususnya beberapa paket pekerjaan.
Meski begitu, dalam pengerjaannya pihaknya tidak membatasi keluar-masuk kendaraan atau lajuran yang melintasi Jalan Trans, meski dari informasi yang diperoleh Satker Pelaksanaan Jalan Nasional ada pembatasan yang diberlakukan pihak keamanan.
“Kami sifatnya hanya melakukan buka-tutup jalan saja, untuk tidak bolehnya dilintasi kendaraan, itu menjadi wewenang pihak keamanan agar tetap fungsional,” katanya.
Menurut Rendra, selain faktor keamanan, kendala utama dalam pengerjaan Jalan Trans Jayapura—Wamena adalah faktor cuaca. Apalagi jalannya masih banyak berupa tanah, sehingga cukup menyulitkan dan perlu dilakukan pembatasan dengan cara buka-tutup.
Kendaraan lajuran sudah jarang
Akibat sering terjadi peristiwa penembakan di Kabupaten Yalimo membuat sejumlah kendaraan pribadi maupun lajuran memilih untuk tidak dulu melakukan aktivitas ke arah Yalimo.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan saat ini kondisi kendaraan yang melintas cukup sepi dibandingkan sebelum adanya beberapa kasus kekerasan.
Meski pada awal tahun ini ia masih sering melintas, namun ia juga memilih untuk tidak meintas di atas pukul 3 sore.
“Masih ada juga yang bawa kendaraan, tetapi kalau untuk lajuran kebanyakan sopir memilih untuk tidak narik dulu. Kalau juga ingin jalan, diusahakan tidak mendapat gelap di jalan,” katanya.
Terkait kejadian penembakan di Kabuaten Yalimo, Kepala Operasi Damai Cartenz 2025 Brigjen Pol Faizal Ramadhani mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan membantu memberikan informasi yang dapat mempercepat proses penyelidikan yang sedang dilakukan.
“Kami meminta dukungan masyarakat agar peristiwa ini dapat diselidiki dengan tuntas dan pelaku dapat segera diketahui, demi terciptanya keamanan dan kedamaian di Papua,” kata Brigjen Faizal Ramadhani melalui siaran pers yang diterima Jubi di Jayapura, Sabtu (18/1/2025). (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!