Jayapura, Jubi – Perkumpulan Perempuan Pegunungan Bintang atau PPPB menggelar pelatihan master of ceremony atau MC, moderator, dan notulen untuk perempuan Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. Pelatihan itu dihelat di aula asrama baru Pegubin Jl. Buper-Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Rabu (26/7/2024).
Koordinator PPPB Desiana Kalakmabin mengatakan, PPPB dibentuk pada 14 Februari 2021, dan sudah menggelar berbagai pelatihan terkait pengembangan diri dan hak-hak dasar perempuan, termasuk pengaruh globalisasi, yang dapat mengancam eksistensi perempuan Pegunungan Bintang.
“Kali ini kami adakan pelatihan MC, moderator dan notulen dengan tujuan membangun perempuan Pegunungan Bintang, agar dapat tampil percaya diri di depan banyak orang, ketika dipercayakan suatu acara yang sifatnya formal, semi-formal dan nonformal,” kata Desiana Kalakmabin.
Kalakmabin mengatakan pelatihan dilakukan untuk mengatasi grogi, rasa takut, gugup, kaku, nerves atau pun blank,.sehingga dirinya bersama teman-teman berkeinginan mendidik dan mempersiapkan perempuan Pegunungan Bintang, untuk tampil kokoh di zaman globalisasi ini.
Usai mendapat materi, peserta pelatihan MC, moderator dan notulen dari PPPB itu langsung langsung melakukan praktik. Mereka dipandu tiga pemateri.
“Kami merasa penting untuk memberikan pelatihan MC, moderator dan notulen, karena topik ini penting sekali untuk dibekali (kepada) seorang pembicara di depan umum,” kata Kalakmabin.
“Lalu di PPPB sangat membutuhkan (MC, moderaror, dan notulen) karena seorang pembicara yang baik pasti melewati tahap ini,” lanjut mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Jayapura atau USTJ itu.
Mahasiswa semester 8 kampus STIE Port Numbay Jayapura, Zapira Alwolmabin yang menjadi pemateri berkata, Perkumpulan Perempuan Pegunungan Bintang atau PPPB berdiskusi tentang bagaimana menjadi seorang pembawa acara atau MC yang profesional, dan siap dipakai di tingkat organisasi kampus, organisasi pemerintahan dan organisasi masyarakat.
Zapira Alwolmabin berpendapat bahwa belajar menjadi MC penting, agar dapat menampilkan diri di depan banyak orang dengan tenang tapi tetap fokus dan konsisten pada acara yang dipandu.
“Kita juga mengatur jalannya suatu kegiatan agar lancar dan tertib sesuai harapan penyelenggara suatu acara,” ujar Zapira Alwomabin.
Menurut Alwomabin pada era globalisasi sangat penting untuk perempuan Pegunungan Bintang memiliki skil atau keterampilan berbicara di depan banyak orang, seperti menjadi seorang lawyer, MC, notulen dan moderator. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan skill.
“Dan generasi sekarang, mari kita belajar menjadi MC, moderator ataupun notulen, karena itu menyangkut nasib masa depan. Semoga materi yang saya berikan tadi menjadi bekal (motivasi), membuka wawasan dan (PPPB) bisa menjadi MC yang profesional,” ujarnya.
Tripena Alimdam, mahasiswi Universitas Doktor Husni Ingratubun atau Unigrat Papua yang menjadi peserta bersyukur karena dapat membangun dirinya dengan pengembangan potensi, untuk tampil berdiri tangguh di depan banyak orang.
Menurut dia, suksesnya suatu acara atau diskusi sangat didukung juga oleh seorang pewara, moderator dan notulen.
“Menurut saya saling berhubungan antara pembawa acara, moderator dan notulen, karena semua bekerja keras untuk sukses dalam suatu acara,” katanya.
“Kalau MC sangat berpengaruh karena dia dapat mengatur jalannya suatu acara. Sehingga setelah belajar ini saya ingin tampil percaya diri seperti kaka-kaka pemateri tadi dan juga dapat membantu saya (agar) berani tampil di kampus pas presentasi maupun di luar kampus,” lanjutnya.
Christo Uropmabin, Ketua KMK Se-Jayapura yang juga mahasiswa Universitas Cenderawasih, mengapresiasi Perkumpulan Perempuan Pegunungan Bintang atau PPPB. Dia mengajak kaum laki-laki dari Pegunungan Bintang, untuk mendukung dan mendorong perempuan dari daerah itu, agar bisa tampil di berbagai forum, seperti perempuan lainnya di Papua dan Indonesia.
“Kita mau supaya perempuan itu punya forum tersendiri untuk membangun dia punya diri. Ini bisa dibilang perempuan bantu perempuan. Terutama karakter seorang pemimpin di masa depan,” ujarnya.
Uropmabin mengatakan perlu adanya persiapan menjadi pemimpin masa mendatang. Salah satunya dengan melatih diri menjadi seorang MC, moderator dan notulen, untuk melatih juga kemampuan menulis laporan. (*)
Discussion about this post