Sentani, Jubi – Momentum liburan Natal dan Tahun Baru, tren okupansi (keterisian hunian/kamar) sejumlah hotel di Sentani bervariasi, ada yang meningkat, ada pula yang menurun.
Supriyadi, resepsionis Grand Tahara Hotel menuturkan momentum liburan Natal dan Tahun baru meningkatkan 20-30 persen okupansi di hotel tersebut, dibanding hari biasanya.
“Alhamdulillah, ada peningkatan pada bulan Desember ini lumayan. Okupansinya sekarang rata-rata di atas 50 persen, mudah-mudahan selanjutnya lebih banyak lagi,” katanya saat ditemui Jubi di sela-sela waktunya melayani tamu hotel, Senin (23/12/2024).
Menurutnya, posisi hotel yang strategis, dekat dari bandara menjadi salah satu alasan tamu memilih bermalam di hotel itu. “Mungkin karena Desember kan banyak masyarakat yang mau balik kampung, jadi membutuhkan tempat transit yang tidak jauh dari Bandara,” katanya.
Waktu tempuh dari hotel itu ke Bandara sekitar lima menit. Selain itu, tambahnya, tamu yang menginap di hotelnya mendapatkan fasilitas penjemputan dan pengantaran di Bandara. Gratis.
Lia, resepsionis Grand Allison Hotel, mengatakan libur Nataru tidak berdampak signifikan terhadap okupansi di tempatnya bekerja itu. Kira-kira persentasenya 29 persen sampai 40 persen. Menurutnya, angka tersebut standar. Tidak turun, tidak meningkat.
“Kayaknya biasa saja, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, sama seperti hari biasanya, tidak ada yang [hampir] penuh,” ujarnya.
Kemudian, untuk promo yang ditawarkan untuk menarik tamu adalah fasilitas kolam renang yang disediakan. Selain itu ada harga spesial juga, dengan Rp1.050.000, tamu sudah mendapatkan sarapan, makan siang, dan makan malam per hari dengan menikmati fasilitas hotel, sedangkan kalau harga normalnya biasanya Rp700.000. Namun hanya sarapan tanpa makan siang dan makan malam.
Ni Luh, resepsionis Grand Papua Hotel Sentani, menuturkan untuk sementara reservasi kamar menjelang libur Nataru dari masyarakat lokal belum ada. Namun, lanjutnya, sudah ada beberapa masyarakat dari luar Jayapura yang reservasi. Liburan Nataru, katanya, tidak begitu berdampak.
“Ya, benar sekali. Kalau untuk hotel kami, sementara tamu lokal belum masuk [reservasi] sama sekali, hanya saja ada beberapa tamu dari luar daerah saja yang masuk [reservasi] ke sini,” katanya.
Dia mengaku, memang okupansi hotel untuk Desember ini menurun, rata-rata sekitar 20 persen sampai 30 persen, tidak seperti bulan-bulan sebelumnya biasanya mencapai 50 persen hingga 60 persen.
Menurutnya, perputaran uang di Jayapura karena sudah ada pemekaran provinsi baru menjadi salah satu faktornya. “Jadi, mungkin perputaran uangnya terbatas di Jayapura,” katanya.
Ni Luh menjelaskan, untuk meningkatkan okupansi, pihak berupaya promosi melalui media sosial juga telemarketing dengan menghubungi tamu-tamu hotel yang royal. Selain itu ada pula promo lainnya, yaitu potongan harga.
“Dari 28 Desember 2024 – 31 Desember 2024, kami turunkan harga kamar dari harga normalnya tipe superior Rp1 juta setelah diskon menjadi Rp695.000 sudah termasuk dengan sarapan pagi untuk dua orang,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!