Manokwari, Jubi-Dua Korban bencana longsor di Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat, telah ditemukan oleh Tim Gabungan Basarnas, TNI Polri dan masyarakat sekira pukul 13.00 Wit, di Kampung Mbente Distrik Minyambouw Senin (27/5/2024). Keduanya yakni Yunus Ullo dan Desi Ullo, bapak dan anak.
Dua korban itu tertimbun tanah sejak Minggu (26/5/2024) siang. Setelah menggunakan alat berat Eksavator, tim gabungan akhirnya berhasil menemukan para korban dalam kondisi tertimbun tanah dan sudah tak bernyawa. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Basarnas Manokwari, Suyatna.
“Ya, korban bencana longsor di Minyambouw semuanya sudah ditemukan. Satu korban ditemukan sekitar pukul 13.00 wit, menyusul beberapa menit tim berhasil menemukan korban yang terakhir,” jelas Suyatna.
Kata Suyatna, dalam operasi SAR ini, diturunkan sebanyak 12 personel Tim Basarnas Manokwari ke lokasi longsor sejak Minggu (26/5). “12 personel Basarnas yang dikirim untuk operasi pencarian korban,” jelasnya.
![Dua korban longsor Minyambouw ditemukan Tim Gabungan Basarnas dan TNI Polri 2 adlu grafis](https://jubi.id/wp-content/uploads/2024/05/adlu-grafis.png)
Sementara Ketua DPRD Papua Barat Orgenes Wonggor membenarkan bahwa longsor itu terjadi di kampungnya, Mbenti Distrik Minyambouw. “Ia itu Kampung saya, kemarin terjadi longsor. Tadi sedang dilakukan pencarian dengan alat berat,” kata Orgenes Wonggor di Manokwari.
Dia menyebut tanah akibat longsor menyebabkan rumah warga tertimbun, terdapat tiga rumah yang tak berpenghuni, sedangkan dua rumah lainya ada penghuni. Bahkan akses dari Kabupaten Manokwari ke Kabupaten Pegunungan Arfak lumpuh total akibat Jalan utama Trans Papua Barat tertimbun tanah. “Ia akses memang putus karena tanah menutup akses utama,” katanya.
Terdapat Lima Korban dalam bencana tersebut 4 orang ditemukan tewas tertimbun tanah, sedangkan satu lainya selamat dan di evakuasi ke Rumah Sakit Pertama Distrik Warmare Kabupaten Manokwari.
Dana Taktis Kebencanaan separuh ke Pilkada
Orgenes Wonggor menyebut bahwa dana taktis kebencanaan di Papua Barat harus dianggarkan baik oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat maupun Pemerintah kabupaten di Papua Barat. “Bencana alam ini datang kan tidak bisa diprediksi, sehingga seharusnya dana darurat kebencanaan dianggarkan,” katanya.
Tahun 2023, menurut Wonggor, anggaran darurat kebencanaan dianggarkan sekitar Rp 60 Miliar. “Kalau tahun ini tidak tau berapa, tapi dialihkan untuk Pemilihan Kepala Daerah,” jelasnya.
![Dua korban longsor Minyambouw ditemukan Tim Gabungan Basarnas dan TNI Polri 6 IMG 20240526 205642](https://jubi.id/wp-content/uploads/2024/05/IMG_20240526_205642-720x536.jpg)
Tidak hanya longsor di Distrik Minyambouw, Hujan dengan intensitas tinggi juga telah menyebabkan banjir dan jembatan putus di Manokwari dan Pegunungan Arfak. Selain itu puluhan rumah terendam banjir di Kabupaten Teluk Bintuni, Manokwari dan di Pegunungan Arfak. Sejumlah ruas utama akses jalan Trans Papua Barat juga tertutup Longsor.
“Daerah atas itu memiliki topografi yang cukup miring jadi harus dipilah mana lokasi yang bisa masyarakat berkebun dan mana yang jadi kawasan lindung,” kata Wonggor.
Dia mengatakan, longsor di kawasan jalan menuju Kabupaten Manokwari Selatan volumenya kecil, sehingga dengan cepat dilakukan pembersihan. “Tapi kalau lewat Minyambouw ke Pegaf itu putus total. Ada banyak jalan yang rusak, termasuk jembatan di kali Numow itu juga ada putus,” katanya.(*)
Discussion about this post