Jayapura, Jubi – Warga di 500 kampung dan kelurahan di Papua masih terbiasa buang air besar sembarangan. Kebiasaan itu berpotensi menularkan berbagai penyakit.
Kepala Dana Kanak-Kanak Internasional (Unicef) Papua Aminuddin M Ramdan mengatakan berdasarkan sejumlah penelitian, kebiasaan buang air besar sembarangan juga dapat memicu tengkes atau stunting. Dampak itu bisa bermula dari serangan diare pada bayi dan anak.
“Berdasarkan sejumlah penelitian, penyebab stunting berkorelasi dengan kondisi lingkungan [permukiman] yang tidak bersih. Karena lingkungannya yang tidak bersih, muncul berbagai penyakit, seperti diare yang dapat mengakibatkan stunting,” kata Aminuddin saat Lokakarya Advokasi Kebijakan Sanitasi Penting atasi Stunting Provinsi Papua, Kamis (20/6/2024).
Menurut Aminuddin, kebiasaan buang air besar sembarangan juga dapat memicu penularan polio. Penyakit tersebut sampai saat ini diketahui masih menyebar di sejumlah daerah di Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
“Salah satu [media] penyebaran dan penularan polio ialah tinja. Virus dari tinja masuk ke mulut. Hal-hal seperti ini [wabah penyakit] tidak akan pernah bisa selesai kalau salah satu isu itu [kebiasaan buang air besar sembarangan] tidak segera ditangani,” kata Aminuddin.
Karena itu, lanjutnya seluruh pemangku kepentingan mesti melakukan percepatan dalam menanggulangi kebiasaan buang air besar sembarangan. Percepatan tersebut harus melibatkan kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), organisasi keagamaan, dan pemangku adat dalam mengampanyekan Gerakan Setop Buang Air Besar Sembarangan.
Staf ahli Gubernur Papua, Daniel R Senis mengatakan perilaku buang air besar sembarangan tidak boleh disepelekan. Itu karena dampaknya tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berpotensi menularkan berbagai penyakit, seperti diare, tipes, disenteri, atau kolera.
“Diare dan tipes pada anak akan mengganggu pertumbuhan serta perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal bisa mengakibatkan stunting, bahkan kematian,” kata Senis, yang membidangi keahlian pengembangan sumber daya manusia, tersebut.
Lokakarya Advokasi Kebijakan Sanitasi Penting atasi Stunting Provinsi Papua juga dihadiri sejumlah perangkat daerah dari seluruh kabupaten dan kota di Papua. Mereka menandatangani komitmen bersama dalam menanggulangi penyebab tengkes dan polio di daerah masing-masing. (*)
Discussion about this post