Jayapura, Jubi – Tokoh pemuda Kabupaten Puncak, Denius Tabuni menyatakan sebagian warga Distrik Yugumuak dan Distrik Mageabume di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, telah mengungsi ke sejumlah kampung Distrik Sinak, Puncak. Ia menyatakan para pengungsi itu membutuhkan bantuan bahan makanan, pakaian layak pakai, dan tenda.
Sejumlah ratusan warga mengungsi dari warga Distrik Yugumuak dan Distrik Mageabume pasca kontak tembak antara pasukan TNI dan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Distrik Yugumuak pada Jumat (3/3/2023) pekan lalu. Kontak tembak itu berdampak kepada warga sipil, menyebabkan seorang warga meninggal dunia dan dimutilasi, dan delapan warga lainnya dilaporkan terluka karena terkena tembakan.
Denius Tabuni mengatakan para warga mengungsi karena alasan keamanan. Menurutnya, eskalasi konflik bersenjata antara TNI dan TPNPB membuat warga menjadi korban, kehilangan nyawa, terluka, dan kehilangan harta benda.
“Masyarakat sementara ini masih trauma, dan tidak bisa kembali ke kampung halamannya untuk berkebun. Di tempat pengungsian, pengungsi kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan. Pemerintah Kabupaten Puncak harus memberikan bantuan makanan, pakaian layak pakai, serta tenda tenda untuk menampung warga yang mengungsi [ke Sinak],” kata Tabuni melalui layanan pesan WhatsApp kepada Jubi, Senin (6/3/2023).
Tabuni mengatakan dalam catatan pribadinya warga sipil sudah 10 kali mengungsi. Setiap kali mengungsi, warga tidak bisa berkebun, sehingga kesulitan mencari bahan pangan ataupun air bersih.
“Kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten Puncak jangan lambat merespon [para warga yang mengungsi], sebab sudah mendengar bahwa masyarakat Distrik Yugumuak, Distrik Mageabume dan Distrik Sinak mengungsi. [Mereka] harus segera merespon, sebab [dalam] situasi [konflik bersenjata] begini masyarakat [tidak tahu] mau kemana lagi,” katanya.
Tabuni mengatakan seharusnya Pemerintah Kabupaten Puncak mengetahui kebutuhan warga sipil yang mengungsi. “Pemerintah Kabupaten Puncak bisa ada karena rakyat, pemerintah [terdiri dari] anak anak asli daerah, [sekarang mereka] ada rasa kemanusiaan atau tidak?” tanyanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!