Jayapura, Jubi – Musik, lagu, dan tari merupakan bagian penting dari budaya Pasifik, dan juga dapat menjadi sarana yang ampuh untuk aktivisme. Seperti halnya Band Black Brothers dari Papua Barat yang pada 1979 menjadi salah satu band paling populer di wilayah tersebut dan sempat berbasis di Vanuatu dengan membangun studio Vanuwespa di Port Villa.
“Memang benar setelah Black Brother popular di Pasifik memasuki era 2000 sampai sekarang generasi muda di Tanah Papua khususnya Gen z sangat menggemari musik dari Pasifik terutama DMP dari Solomon Island dan musisi lainnya seperti Saugas dari Central Province PNG,” kata Ruben Bonay, pengamat musik di Pasifik dan Tanah Papua lewat pesan singkatnya kepada jubi.id, Senin (11/11/2024).
Karena itulah dia tidak kaget jika karakter musiknya memiliki jiwa yang sama dengan orang-orang Melanesia di Tanah Papua.
Sebelumnya musisi di Pasifik lebih banyak mengetahui musik reggae hanya dengan mendengar musik dari Black Brother yang kala itu berbasis di Port Villa, Vanuatu.

Dalam kultur.media disebutkan bahwa Black Brothers diakui oleh para peneliti musik di Pasifik Selatan seperti Camleia dan Michael Web Gannon sebagai band pertama yang membawa musik reggae ke Pasifik Barat Daya seperti, Papua Nugini, Vanuatu dan Kepulauan Solomon.
Pendapat itu dibenarkan keyboard dan penulis lagu Lonceng Kematian dan Hari Kiamat, Yochie Patipelohi bahwa memang benar Black Brother yang mempopulerkan musik reggae di Pasifik kala itu.
“Ya, itu benar, sangat benar. Karena ketika kami tiba di sana, kami mengetahui bahwa mereka menjiplak lagu-lagu kami dari sini (Indonesia). Ketika kami tiba di Port Moresby, tidak ada musik reggae yang dimainkan. Kebanyakan dari mereka memainkan lagu-lagu daerah, menggunakan ukulele. Sekarang di Papua (Indonesia) mereka juga memainkan musik semacam itu, string band. Ada juga yang memainkan musik rock n roll tetapi tidak ada reggae sama sekali,” kata Jochie sebagaimana dikutip jubi.id dari kultur.media, Senin (11/11/2024).
Dikatakan kerja sama BB dengan Raymond Chin dari CHM Supersound menjadi titik awal kepopuleran Black Brother di Pasifik Selatan. Kala itu terutama karena mereka membuat lagu lagu berbahasa Tok Pidgin. “’Hula Reggae’ cukup populer di sana dan juga ‘Mi Ted Long SP.’ SP adalah singkatan dari South Pacific, merek bir. Jadi “Mi Ted Long SP” berarti saya tergila-gila menikmati bir SP. Kedua lagu ini sangat terkenal di seluruh Pasifik,” kata Patipelohi.
Selain itu lagu berjudul Wanpla Meri juga terkenal di Port Moresby dan lagu berjudul Wolkabout Long Chinatown di Honiara, ibukota Kepulauan Solomon.
Era 2000 bangkitnya musisi Pasifik
Setelah era Black Brothers, muncul pula Grup Black Sister yang berbasis di Sydney Australia. The Black Sister terdiri dari vokalis Lea, Rosalie, dan Petra merupakan putri dari mendiang gitaris Black Brothers, August Rumwaropen.
Ketiga putri Rumwraopen ini lahir di Port Vila, Vanuatu mengikuti ayahnya sejak era 1980-an. Mereka juga berkolaborasi dengan seniman Vanuatu dalam Festival Budaya Melanesia di Port Villa Vanuatu, Juli 2023 lalu.
“Sebenarnya lagu-lagu dari Grup DMP Solomon sudah lama dikenal di Tanah Papua khususnya di Jayapura sejak awal 2000 sampai sekarang,” kata Ruben Bonay pengamat musik di Jayapura. Dia mengatakan ketertarikan generasi muda di Tanah Papua karena irama dan hentakan perkusi serta alunan musiknya sangat menjiwai anak anak muda di Papua karena ada nilai-nilai budaya Melanesia dalam hentakan perkusinya, mirip pukulan tifa bertalu-talu.

Jadi kata Ruben Bonay, pada 2024 ini musisi asal Solomon sudah banyak diundang ke Papua mulai dari DMP popular dengan lagi Balandina. Ruben Bonay menambahkan musisi Pasifik mulai bangkit terutama di Kepulauan Solomon, kemudian mulai masuk industri musik reggae di Pasifik hingga ke Australia dan Amerika Serikat.
Musik dari Solomon bisa diterima karena menurut Ruben Bonay ada kesamaan etnisitas dan hentakan perkusi yang mirip serta soul atau jiwa Melanesia. “Itu yang membuat kehadiran musik Solomon bisa diterima di kalangan muda Tanah Papua,” katanya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!