Manokwari, Jubi – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB OPM menyebut Komandan Batalion Wilayah Moskona Teluk Bintuni, Mayor Marthen Aikingging, sempat melakukan perlawanan sehingga terjadi kontak tembak pada Rabu (18/12/2024), dengan personel TNI/Polri di Kampung Meyah Lama, Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Saat itu komandan kami [Mayor Marthen Aikingging] ditembak, dan dalam keadaan sadar ditangkap dan dibawa oleh aparat militer Indonesia ke rawa-rawa di bawah pohon sagu lalu dipukul, ditikam, dan disiksa hingga tak berdaya. Selanjutnya aparat militer menggunakan sebuah terpal lalu membungkusnya hidup-hidup, dan dibuang ke dalam rawa hingga meninggal dunia,” kata Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom, Senin (23/12/2024).
Menurut laporan Kodap IV Sorong, Marthen Aikingging dibuang ke dalam rawa pada 18 Desember dan baru diangkat jenazahnya pada 21 Desember oleh aparat militer Indonesia. Kondisi jasadnya sudah hancur, lalu dibawa ke Kota Bintuni dan diserahkan ke pihak rumah sakit.
“Setelah di rumah sakit, jasad Mayor Marthen Aikingging dijaga ketat oleh aparat militer dan pihak keluarga dilarang untuk melihatnya, karena seluruh tubuhnya telah hancur terkena [terendam] air rawa. Jenazah kemudian dibawa ke pihak keluarga oleh aparat dan dimakamkan dalam penjagaan ketat,” ujarnya.
Seorang kerabat mendiang Aikingging yang enggan namanya disebutkan, memberi keterangan berbeda. Ia mengaku bahwa Aikingging ditembak mati di kampung dan jenazahnya dibawa ke Kota Bintuni pada Jumat (20/12/2024) malam. Kemudian jenazah dimakamkan pada Sabtu (21/12/2024).
“Marthen Aikingging telah ditembak mati di kampung. Saat pemakaman keluarga dilarang membuka peti untuk melihatnya,” katanya.
Seorang warga Kampung Meyah Lama yang juga enggan namanya disebutkan, mengaku bahwa waktu itu tidak terjadi kontak senjata antara TNI/Polri dan kelompok TPNPB OPM, seperti yang diberitakan oleh sejumlah media nasional dan lokal Papua.
Ia mengatakan aparat TNI/Polri hanya ke kampung bersama dua warga setempat, untuk menangkap Marthen Aikingging di Kampung Meyerga, Distrik Moskona Barat.
Pencarian Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni
Pencarian Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tomi Marbun memasuki hari keenam. Pencarian menggunakan mode transportasi laut (longboat) dan transportasi udara, yakni dua unit helikopter milik Baharkam Polri dan Tim SAR.
Menurut Sebby Sambom, aparat militer Indonesia yang melakukan penyisiran melalui udara menggunakan helikopter, telah melontarkan dua bom ke wilayah Markas Batalion Moskona. Ledakan bom tersebut mengakibatkan warga sipil di Distrik Moskona ketakutan, dan mereka melarikan diri ke hutan.
Sambom menyampaikan, selama penyisiran misi pencarian AKP Tomi Marbun berlangsung hingga Minggu kemarin, aparat militer Indonesia telah mendirikan dua kamp di muara Kali Cempedak dan Meyah.
“Dalam misi pencarian seorang anggota polisi [kasat reskrim] yang terjatuh ke kali, terjadi baku tembak, hingga Minggu sore aparat militer Indonesia terus memperluas penyisiran di wilayah Distrik Moskona, yang mengakibatkan banyak warga sipil melarikan diri ke hutan,” katanya.
“TPNPB Kodap IV Sorong Raya mengatakan bahwa perang akan tetap berlanjut dan mereka tidak akan mundur,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Ongky Isgunawan mengatakan, memang telah terjadi kontak tembak pada Rabu (18/12/2024). Pasukan Gabungan TNI/Polri terdiri dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif 642/KPS, Yonif 763/SBA, Kompi C Brimob Teluk Bintuni dan Resmob Polres Teluk Bintuni.
“Kita lakukan tindakan kepolisian ini dalam rangka mengejar Marthen Aikingging, DPO Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), pelaku pembunuhan pekerja jalan Bintuni–Maybrat 2022,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi kepolisian terkait perkembangan pencarian Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!