Jayapura, Jubi – Para alumni dan mahasiswa asal Pegunungan Bintang membuka Posko Umum Korban Pengungsian untuk warga sipil di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, yang terpaksa mengungsi pasca 4 Desember 2024. Posko bantuan dibuka di Asrama Putra Pegunungan Bintang, Waena Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Alumni atau senior mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang di Kota Jayapura, Binius Kakyarmabin, mengatakan para mahasiswa membuka posko pengungsian itu untuk membantu menggalang bantuan keperluan warga yang mengungsi. “Karena saat mereka mengungsi tidak membawa apa-apa tapi mereka keluar dengan apa yang ada di badan mereka saja sehingga warga sangat membutuhkan uluran tangan semua orang yang peduli soal kemanusian di Pegunungan Bintang,” kata Binius Kakyarmabin kepada Jubi di posko pengungsi, di Asrama Mahasiswa Pegunungan Bintang, Waena Kota Jayapura, Papua, Kamis (12/12/2024).
Menurut keterangan Binius Kakyarmabin, sejak tanggal 4 Desember 2024 malam sekitar 300-an personel TNI/Polri masuk ke wilayah Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan Bintang. Para personil keamanan itu, lanjutnya, menempati Kantor Distrik Oksop, di Kampung Nganggom. Sejak itulah masyarakat kemudian mengungsi ke hutan karena ketakutan.
“Setelah itu, hari kedua TNI melakukan operasi di beberapa kampung hingga TNI sampai menyisir rumah, gedung gereja. Karena itu masyarakat yang sudah lebih dulu mengungsi ke hutan [memilih tetap tinggal di hutan] sampai per-hari ini. Masyarakat yang mengungsi dari 5 kampung yaitu Kampung Oksop, Mimin, Atenor, Oktumi, dan Alut Bakon [sampai hari ini] masih mengungsi di hutan,” kata Kakyarmabin.
Menurut alumni mahasiswa ini setidaknya ada 401 orang yang mengungsi, dan banyak yang belum terdata yang juga mengungsi ke tempat lain. “Banyak kebutuhan mereka, terutama menyangkut ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Sebagian besar masyarakat itu ada di hutan dan sebagian besar ada di Oksibil. Dan data sementara yang kami dapat ada sekitar 401 orang yang mengungsi [dan lainnya] tidak terdata,” katanya.
Kakyarmabin menjelaskan dalam posko ini pihaknya membuka bantuan terutama untuk bahan makanan atau sembako, pakaian layak pakai untuk perempuan dan laki-laki, dan anak-anak. “Dari 401 warga yang mengungsi ini ada anak-anak, lansia, ibu hamil, sehingga kami buka posko ini untuk memberikan bantuan,” katanya.
Ia mewakili seluruh mahasiswa Pegunungan Bintang mengajak seluruh mahasiswa dan masyarakat Papua untuk peduli. Bahwa musibah yang terjadi di Distrik Oksop adalah duka bersama, sehingga warga pengungsi yang sangat butuh bantuan mendapatkan uluran tangan dari semua orang.
“Ajakan ini kepada semua orang, baik kepada mahasiswa, aktivis, OKP Cipayung, LSM, Gereja, dan Yayasan-yayasan yang membantu kemanusian untuk uluran tangan kita. Mereka [pengungsi] butuh pertolongan dari kita semua,” katanya.
Koordinator tim Posko Pengungsi, Yosias Lepki, mengatakan posko itu dibuka atas inisiatif mahasiswa sendiri karena keluarga mereka sendiri yang sedang mengungsi akibat penyisiran aparat keamanan. Mereka merasa tak bisa hanya diam. Oleh karena itu ia mengajak kepada semua warga Papua maupun non Papua untuk memberikan perhatian walau sedikit kepada orang tua, anak-anak, ibu hamil, yang juga kerabat-kerabat para mahasiswa sendiri, yang sedang mengungsi dan butuh bantuan.
“Kami buka posko ini sepanjang bulan Desember kedepan dan bantuan yang masuk nanti kami akan salurkan ke Pegunungan Bintang di Distrik Oksop tempat dimana pengungsi berada,” katanya.
Aktivis mahasiswa asal Pegunungan Bintang, Donielson Uropmabin mengatakan pengungsian itu terjadi sejak 4 Desember lalu. Namun pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dinilai tidak serius memberikan perhatian kepada masyarakat.
“Pemerintah [mestinya] segera negosiasi kepada pimpinan atau petinggi TNI/Polri, agar ditarik dari Distrik Oksop, karena keberadaan anggota [aparat keamanan] membuat masyarakat merasa terancam dan ketakutan yang luar biasa sehingga mereka harus mengungsi dari rumah ke hutan-hutan,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!