Nabire, Jubi – Pemerintah Kabupaten Paniai dan Polres Paniai telah memulangkan sekitar 2.000 penduduk dari Distrik Bibida dan sekitarnya (Paniai Timur, Dumadama, dan Dogomo) dari lokasi pengungsian di Gereja Katolik Salib Suci Madi, Paniai, Provinsi Papua Tengah pada Selasa (25/6/2024).
Sedangkan 409 pengungsi dari Bibida yang berada di Kabupaten Nabire belum dipulangkan. Hal yang sama juga dialami pengungsi dari Bibida yang berada di kabupaten lain, seperti Mimika, Deiyai, dan Dogiyai.
Koordinator Posko Pengungsi Kabupaten Paniai di Nabire Martinus Zonggonau kepada Jubi mengatakan siap membantu Pemkab Paniai dan Pemprov Papua Tengahuntuk memulangkan pengungsi kembali ke kampung halamannya. Ia juga mengatakan siap membantu untuk pemulangan para pengungsi di beberapa tempat lain.
“Kami mengapresiasi langkah cepat Penjabat Bupati Paniai yang telah memulangkan warga dari Madi, ini sebuah langkah yang diambil Penjabat Bupati dengan strategi yang matang. Sebagai generasi muda Paniai kami mengapresiasi kinerja ini,” katanya, Kamis (27/6/2024).
Zonggonau mengatakan, pada Selasa (25/6/2024) Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua Tengah Nenu Tabuni menghubunginya untuk mengunjungi rumah duka seorang pengungsi yang meninggal di Wadio Atas di kediaman Soter Zonggonau.
Kemudian pihaknya sudah menghubungi Dinas Sosial Pemprov Papua Tengah untuk membantu pemulangan pengungsi yang ada di Kabupaten Nabire. Namun sejauh ini belum ada respon.
“Apabila pemerintah berkenan menghubungi saya bersama tim, kami siap untuk memulangkan pengungsi ke kampung halaman mereka,” katanya.
Menurut Zonggonau respon Pemprov Papua Tengah untuk memulangkan pengungsi saat ini sangat tepat. Sebab, setelah timnya berkomunikasi dengan para pengungsi yang berada di Nabire, mereka sudah ingin pulang ke kampung halaman mereka.
“Setelah melihat pengungsi yang ditampung di Gereja Katolik Paroki Salib Suci Madi itu dipulangkan secara besar-besaran, mereka yang di Nabire juga ingin pulang,” ujarnya.
![2.000 pengungsi Distrik Bibida di Madi dipulangkan, yang di Nabire belum 6 pengungsi](https://jubi.id/wp-content/uploads/2024/06/Pengungsi-3-1.jpg)
Zonggonau mengatakan kepala Dinas Sosial dan Penjabat Gubernur Provinsi Papua Tengah telah berkomitmen untuk memulangkan pengungsi. Hal itu disampaikan saat tim Pemprov Papua Tengah mengantar bantuan di halaman Gereja Katolik di Jayanti pada 17 Juni 2024.
“Kami sangat berharap kepada Pemprov Papua Tengah dan Pemkab Paniai dapat membantu memfasilitasi pengungsi dari Nabire untuk kembali ke kampung halamannya, kami tim siap untuk memulangkan pengungsi,” katanya.
Menurut Zonggonau Pemprov Papua Tengah dan Pemkab Paniai harus membantu transportasi untuk memulangkan pengungsi ke Bibida, Paniai.
“Warga ini memang harus segera dipulangkan ke kampung halaman mereka, karena ternak mereka dan rumah mereka telah dirusak oleh aparat keamanan saat melakukan pengejaran TPNPB-OPM di Distrik Paniai Timur, Bibida, Wayabu, dan Duma Dama,” katanya.
Menurutnya pemulangan pengungsi penting agar mereka bisa secepatnya menata rumah dan kampung mereka seperti sediakala.
“Karena warga yang mengungsi itu punya pikiran sumber hidup rakyat itu ada di kampung halamannya,” ujarnya.
Terkait bantuan untuk pengungsi, Zonggonau mengatakan mahasiswa asal Paniai saat ini melakukan penggalangan dana dan bantuan bahan makanan untuk pengungsi Bibida di Nabire.
“Saya dapat informasi mahasiswa dan pemuda Paniai di Jayapura dan Manokwari sedang melakukan penggalangan dana dan bantuan buku tulis, dan lain-lain agar dapat disalurkan ke pengungsi yang masih berada di Nabire, karena mudah dijangkau,” katanya.
![2.000 pengungsi Distrik Bibida di Madi dipulangkan, yang di Nabire belum 7 Pengungsi](https://jubi.id/wp-content/uploads/2024/06/Pengungsi-2-1.jpg)
Ia berharap mahasiswa yang menggalang dana dapat melakukan komunikasi ke posko pengungsi di Nabire agar bisa dibantu mendistribusikan. Sebab saat ini pihaknya masih menunggu informasi dari Dinas Sosial Provinsi Papua Tengah untuk pemulangan pengungsi dari Nabire.
“Kalau pengungsi sudah dipulangkan maka bantuan itu dapat disalurkan langsung ke Bibida. Jika masih belum, kami siap untuk memfasilitasi mahasiswa dan pemuda untuk penyaluran bantuan,” ujarnya.
Kepala suku apresiasi Pemkab Paniai
Kepala Suku Muda Papua Tengah Emanuel Mote mengatakan pada Selasa, 25 Juni 2024 Penjabat Bupati Paniai bersama aparat gabungan (TNI-Polri) telah memulangkan warga sipil yang telah mengungsi pasca kontak tembak antara TNI-Polri dan TPNPB di Bibida.
“Jumlah warga berdasarkan data Pemerintah Provinsi Papua Tengah itu 1.500 orang yang telah dipulangkan ke kampung halamannya di Bibida, Dogomo, Paniai Timur, dan Duma Dama,” katanya kepada Jubi, Kamis (27/6/2024).
Terkait dengan 409 pengungsi yang ada di Nabire, kata Mote,Penjabat Bupati Paniai Martha Pigome telah menemui mereka di kamp pengungsi di Jayanti, Nabire, Papua Tengah pada Minggu (16/6/2024) pukul 15.00 Waktu Papua. Waktu itu Penjabat Bupati Paniai meminta pengungsi untuk pulang ke Paniai.
“Pada kesempatan itu, Ibu Penjabat Bupati Paniai Martha Pigome telah menemui masyarakat yang mengungsi, sekaligus menyerahkan uang transportasi dan bantuan bahan makanan, diterima langsung oleh para pengungsi, namun belum ada warga yang pulang ke Paniai, sebagian masih ada di Nabire,” katanya.
Menurut Mote dengan telah dipulangkannya warga yang mengungsi di Gereja Katolik Salib Suci Madi, Paniai diharapkan pengungsi yang ada di Kabupaten Nabire dan lokasi lain untuk bisa pulang ke kampung halamannya.
![2.000 pengungsi Distrik Bibida di Madi dipulangkan, yang di Nabire belum 8 Pengungsi](https://jubi.id/wp-content/uploads/2024/06/Pengungsi-3-ok-1.jpg)
“Kalau ada warga yang memilih mau bertahan di Nabire atau menyekolahkan anak-anaknya di Nabire, bisa saja. Atau semua mau pulang ke kampung halaman boleh juga, tetapi intinya semua dalam kondisi aman sehingga yang di Nabire saya harap agar bisa pulang ke Paniai,” ujarnya.
Pastor Paroki Salib Suci Madi Pastor Herman Betu Pr memperkirakan gelombang pengungsian warga sipil keluar dari berbagai kampung di Bibida terus terjadi sampai Selasa, 18 Juni 2024. Warga yang telah meninggalkan Bibida diperkirakan lebih dari 2.000 orang.
Warga yang mengungsi bukan hanya ke gereja, tetapi ada juga yang mencari perlindungan ke rumah kerabat di sekitar Paniai, bahkan ada yang mengungsi ke hutan.
“Situasi seperti ini belum pernah terjadi selama saya bertugas di Paniai,” katanya.
Pastor Herman Betu Pr mengatakan warga yang mengungsi tersebut telah dipulangkan karena situasi di kampung halaman mereka dinyatakan telah kondusif oleh pemerintah.
“Kami sudah pulangkan mereka ke kampung halamannya masing masing, ada warga dari Distrik Dogomo dan Distrik Duma Dama, Distrik Paniai Timur, dan Distrik Bibida, sebagian yang keluar ke Nabire dan sekitarnya itu belum kembali,” katanya. (*)
Discussion about this post