Sentani, Jubi – Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Hana S. Hikoyabi mengatakan, untuk mencapai eliminasi malaria pada 2030, maka pihaknya menurunkan jumlah kasus malaria hingga 200 kasus pada tahun 2027.
Hal itu disampaikan Hikoyabi dalam sambutan pada “Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor Program Malaria di Kabupaten Jayapura” di aula kantor Bupati Jayapura, Sentani, Jumat (25/10/2024).
Sebanyak 200 kasus itu, kata Hikoyabi, penularannya bukan berasal dari wilayah Kabupaten Jayapura. Apabila keadaan tersebut bisa dipertahankan selama tiga tahun dari 2028 hingga 2030, maka Kabupaten Jayapura akan mendapatkan sertifikat eliminasi malaria, dari Kementerian Kesehatan maupun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut dia, kasus malaria di Kabupaten Jayapura tergolong tinggi. Tahun 2022 tercatat 47.953 kasus, pada 2023 sebanyak 45.462 kasus. Hingga Agustus 2024, tercatat 45.253 kasus.
“Ini pekerjaan yang tidak mudah,” katanya.
Oleh karena itu, Hikoyabi mengajak seluruh pemangku kebijakan, untuk bersama-sama mencegah dan menanggulangi malaria.
Dia menyebut beberapa cara mencegah malaria. Diantaranya, rajin membersihkan lingkungan agar tidak ada air yang tergenang yang menjadi sarang jentik nyamuk. Kemudian, bila ada keluarga yang bergejala malaria segera memeriksakan diri. Dan bila positif harus berobat sampai tuntas, agar tidak menular ke orang lain.
“Apabila kita sakit malaria tidak meminum obat sampai tuntas, dan membiarkan lingkungan kotor, maka selain menjadi penderita, kita juga sebagai penular malaria untuk orang lain, melalui gigitan nyamuk yang akan berpindah ke orang lain,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Pungut Sunarto mengatakan, pihaknya sedang melakukan Mass Blood Survey (MBS). MBS dilakukan untuk semua orang, baik yang bergejala, maupun tidak bergejala.
Kadang kala, katanya, ditemukan masyarakat yang merasa dirinya sehat sehingga menolak diperiksa. Padahal, MBS bukan hanya untuk orang yang sakit, melainkan juga bagi mereka yang sehat.
Pungut juga menekankan pentingnya minum obat malaria hingga tuntas, dan pentingnya mengalirkan air yang tergenang.
“Kalau minum obat harus betul-betul tuntas. Jangan sehari-dua sudah merasa enak, obatnya ditinggal [tidak diminum],” katanya.
Pungut menambahkan, untuk mengatasi genangan air, Dinkes Kabupaten Jayapura menyediakan larvago untuk membasmi jentik nyamuk. Air tergenang yang diberikan lavargo pun masih aman bila diminum oleh manusia atau hewan peliharaan. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!