Jayapura, Jubi – Masyarakat di Vanuatu mulai belajar menanam tanaman tahan iklim, 18 bulan setelah Siklon Lola menghancurkan negara tersebut.
Badai kategori 5 yang melanda pada Oktober 2023 itu membawa angin berkecepatan hingga 215 kilometer per jam, menghancurkan rumah, sekolah, dan perkebunan, serta menyebabkan sedikitnya empat orang meninggal dunia. Kondisi diperburuk oleh siklon kembar Judy dan Kevin yang melanda awal tahun tersebut.
Direktur Save the Children Vanuatu, Polly Banks, mengatakan kepada RNZ Pasifik di Port Vila, sebagaimana dikutip jubi.id pada Selasa (29/4/2025), bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian Vanuatu dan mitra lokal untuk mendukung keluarga melalui Program Pemulihan Siklon Tropis Lola.
“Peristiwa ini sangat memengaruhi kebun rumah tangga dan ekonomi masyarakat di wilayah terdampak, termasuk ketahanan pangan dan gizi mereka,” kata Banks.
Program ini, lanjut Banks, mengamati dampak siklon terhadap kebun rumahan dan ketergantungan ekonomi masyarakat terhadap hasil kebun mereka, lalu mengembangkan rencana pemulihan.
“Kami melatih anggota masyarakat dan menyediakan peralatan untuk mendirikan tempat pembibitan yang tahan badai,” ujarnya.
Ia mencontohkan, pembibitan dirancang agar dapat dipasang dan dibongkar saat cuaca buruk, termasuk saat terjadi angin topan atau hujan lebat.
“Ada fokus pada pembibitan tahan iklim ini, serta pelatihan teknik pertanian cerdas iklim melalui kemitraan dengan Departemen Pertanian,” tambahnya.
Teknik-teknik tersebut meliputi penyerbukan terbuka, pemeliharaan rumput, dan diversifikasi pola makan masyarakat.
Salah satu hasil proyek ini adalah berdirinya bank benih pertama di Pulau Epi.
“Bank benih itu kini memiliki persediaan benih yang siap digunakan. Masyarakat menambahkannya secara berkala dari tanaman yang tahan iklim, sehingga tersedia cadangan aman saat badai datang,” jelas Banks.
Masyarakat juga diajarkan memilih benih yang paling produktif, cara mengeringkan, dan mengawetkannya.
Selain itu, Save the Children bekerja sama dengan Departemen Pertanian untuk menjalankan proyek ketahanan iklim berbasis komunitas yang didanai oleh Dana Iklim Hijau.
Proyek ini diluncurkan di 282 komunitas di seluruh Vanuatu, dengan fokus pada pengembangan kebun rumah tangga yang tangguh terhadap iklim, teknik pengawetan makanan, dan pembibitan tahan badai.
“Kami juga membangun sistem peringatan dini dengan menyediakan akses internet ke komunitas terpencil, sehingga mereka dapat memperoleh informasi lebih cepat tentang badai besar atau siklon yang mendekat dan langkah mitigasi yang harus diambil,” jelasnya.
Namun, Banks mengakui bahwa upaya ini baru setetes air di lautan dibandingkan dengan kebutuhan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!