Jayapura, Jubi – Program Pembangunan PBB (UNDP) telah mengirimkan 3.000 obat antiretroviral ke Fiji untuk mendukung respons terhadap HIV.
UNDP mengatakan Fiji mengalami peningkatan kasus HIV baru yang mengkhawatirkan.
Tahun lalu, Kementerian Kesehatan dan Layanan Medis mencatat 552 kasus baru HIV dari Januari hingga Juni 2024. Demikian dikutip jubi.id dari RNZ Pasifik, Sabtu (18/1/2025).
Hingga pertengahan Desember, 19 anak di bawah lima tahun didiagnosis mengidap HIV di Fiji.
FBC melaporkan Konsultan Dokter Anak di Rumah Sakit Colonial War Memorial, Dr Priya Kaur, mengatakan anak-anak tersebut terinfeksi melalui penularan dari ibu ke anak.
“Kami mungkin gagal menguji [sang ibu] atau bahkan jika kami mengujinya, sesuatu terjadi dan ia tidak minum antiretroviral selama kehamilan dan begitulah bayinya tertular. Perjalanan yang panjang bagi seorang anak untuk terinfeksi,” katanya.
Pada Desember 2024, Asosiasi Medis Fiji meminta pemerintah untuk mengumumkan wabah HIV.
Menteri Kesehatan dan Layanan Medis Fiji Dr Atonio Lalabalavu mengatakan kemitraan dengan UNDP memastikan bahwa mereka mempertahankan kesinambungan perawatan dan memperkuat kapasitas untuk mengelola lonjakan saat ini.
Pada Juli 2024, Kementerian Kesehatan dan Layanan Medis dan UNDP menandatangani perjanjian pembiayaan di bawah Program Pasifik Barat Multinegara di Fiji melalui Proyek Pengadaan Kesehatan Fiji.
UNDP mengatakan proyek tersebut akan memastikan bahwa obat-obatan penting untuk HIV, IMS, dan TB, pasokan dan peralatan medis diperoleh dan dikirim ke kementerian secara efisien.
Dr Lalabalavu mengimbau agar pengujian dilanjutkan dan pengobatan tetap dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus lebih lanjut.
Perwakilan tetap UNDP untuk kantor Pasifik di Fiji, Munkhtuya Altangerel mengatakan UNDP bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Layanan Medis untuk memastikan layanan HIV penting tetap tidak terganggu.
“Akses terhadap perawatan yang dapat menyelamatkan nyawa sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mendukung ketahanan masyarakat yang terkena dampak,” ujarnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!