Jayapura, Jubi – Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia atau PABSI dan Perkumpulan Angkat Berat Seluruh Indonesia atau Pabersi Provinsi Papua Pegunungan menyiapkan 5 orang atlet untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional XXI di Aceh dan Sumatera Utara, September 2024.
Setelah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Provinsi Papua Pegunungan mencanangkan Training Center (TC) Terpusat sejak 4 April 2024, cabang olahraga yang akan mengikuti PON XXI terus mempersiapkan atletnya.
Di PON Aceh-Sumatera Utara nanti, Papua Pegunungan dan provinsi pemekaran lainnya di Tanah Papua mendapatkan ‘wild card’ untuk berpartisipasi kehusus untuk cabang olahraga perorangan.
Baik cabang olahraga angkat berat maupun angkat besi hingga kini terus mempersiapkan atlet yang akan diturunkan di setiap nomor pertandingan, dengan fokus pada kemampuan atlet itu sendiri.
Manager PABSI dan Pabersi Papua Pegunungan Semmy Hisage yang juga sekretaris umum kedua cabang olahraga itu mengatakan selama proses TC terpusat dua bulan ini perkembangan atlet cukup baik.
“Puji Tuhan sampai hari ini atlet masih sehat dan TC berjalan lancar,” kata Hisage kepada Jubi disela-sela latihan di GOR Cenderawasih, APO Kota Jayapura, Senin (27/5/2024).
Papua Pegunungan akan menurunkan 1 atlet putri dan 2 atlet pada cabang olahraga angkat berat di PON nanti. Mereka adalah Seila Waimuri yang akan turun di kelas 87 kilogram dan saat ini melaksanakan TC di Kalimantan.
Sedangkan untuk putra, Christo Fernando Waromi akan turun di kelas 93 kilogram dan Arni Lokobal di kelas 83 kilogram. keduanya TC terpusat di Kota Jayapura.
Untuk atlet angkat besi, Erni Wuka turun di kelas 76 kg putri dan Yeskiel Halitopo di kelas 64 kg putra. Keduanya juga melaksanakan TC terpusat di GOR Cenderawasih APO, Kota Jayapura.
“Selama TC mandiri tingkat pengawasan makanan atau nutrisi atlet kurang begitu baik, tetapi sejauh ini setelah TC terpusat atlet kami sudah ada peningkatan dalam angkatan maupun kondisi fisik,” kata Hisage.
Dengan sisa waktu tiga bulan ke depan, pengurus terus memberikan perhatian serius memaksimalkan atlet dengan memotivasi untuk jaga kondisi.
Selama menjalani TC terpusat ini, diakuinya jika pengurus masih menunggu kejelasan dari induk olahraga KONI Papua Pegunungan dalam kepengurusan Surat Keputusan atau SK atlet maupun official mengenai hak-hak yang harus diterima.
“Memang setelah masuk TC terpusat sudah diberikan hak-haknya, namun di atas kertas atau dalam bentuk SK belum disampaikan kepada setiap cabang olahraga, di mana di dua cabor ini belum ada SK, sehingga mengenai honorarium berapa sejauh ini belum jelas,” katanya.
Meski begitu tidak menyurutkan semangat atlet maupun tim pelatih untuk tetap fokus berlatih, karena yang ingin dikejar bagaimana meraih hasil maksimal.
Pelatih angkat berat Damianus Marian menyampaikan jika fokus saat ini bagaimana meningkatkan teknik bertanding atlet dengan melakukan tes rekor di setiap akhir pekannya untuk mengukur kemampuan sekaligus evaluasi atlet selama latihan.
“Saat TC mandiri kami sudah lalui program fisik umum selama tiga bulan lalu, saat ini masuk dalam pemusatan latihan teknik tambahan dan teknik bertanding. Sisa waktu dua bulan ke depan fokus kejar untuk masuk di teknik pertandingan yang merupakan teknik lanjutan dari program sebelumnya,” katanya
Pasalnya, masuk pertengahan Agustus itensitas latihan mulai menurun, mengingat jadwal pembukaan PON pada 8 September 2024, sehingga di sisa dua bulan ke depan fokus pada teknik bertanding.
Selain itu, juga untuk cabang olahraga angkat berat tidak ada agenda menggelar kejuaraan dari PB Pabersi. Hanya berlatih secara mandiri sembari memantau perkembangan atlet dari provinsi lain, kaitanya dengan tes rekor yang dilakukan.
“Perkembangan atlet sekarang itu sudah bagus dari program latihan pagi dan sore. Begitu juga terpenuhinya dari sisi kebutuhan asupan suplemen hingga makanan,” katanya.
Dengan fokus pada teknik pertandingan, pelatih ingin melihat sejauh mana setiap rekor yang dicapai, baik di PON Papua 2021 maupun Jawa Barat 2016.
“Kami ingin melihat kemampuan atlet kami bisa bersanding dengan rekor PON sebelumnya atau tidak, karena atlet yang dipersiapkan ini non medali khusus untuk yang putra,” ujarnya.
Pelatih angkat besi Papua Pegunungan Ibrahim menyebut jika dua atletnya juga menunjukkan perkembangan yang baik dari hari ke hari. Dan di sisa tiga bulan ke depan akan terus dimaksimalkan program latihan.
“Pelatih juga tetap pantau lawan dari provinsi lain, di mana atlet putri kami saat ini posisinya urutan kedua dari lawan-lawan yang berlatih di persiapan PON untuk cabang olahraga Angkat Besi Seluruh Indonesia, terutama tuan rumah Aceh. Untuk uji tanding di minggu ke dua Juni ada rencana diadakan kejuaraan di Bali dan sudah dibicarakan dengan pengurus provinsi untuk dikoordinasikan bersama KONI Papua Pegunungan,” katanya.
Atlet angkat berat, Arni Lokobal yang turun di kelas 83 kg mengaku program latihan yang diberikan pelatih berjalan baik, meski ia sempat mengalami cedera.
“Fokus saya sebagai atlet hanya istirahat cukup, jaga kesehatan sambil mengikuti perkembangan kekuatan lawan dari provinsi lain, untuk mengejar poin angkatan,” ujar Arni Lokobal.
Sama halnya dengan Christo Fernado Waromi yang turun di kelas 93 kg fokus untuk meningkatkan latihan di nomor pertandingan yang akan diikuti seperti bench press, squat, dan deadlift.
“Dalam beberapa kali tes rekor, Puji Tuhan sudah mulai mendekati rekor lawan dari daerah lain, baik untuk nomor pertandingan bench press, squat, maupun deadlift,” kata Waromi. (*)
Discussion about this post