Jayapura, Jubi – Solidaritas Peduli Bencana Banjir Wamena atau SPBBW membuka posko donasi di Jayapura, Papua.
Banjir melanda hampir seluruh wilayah di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan dalam beberapa hari terakhir, akibat tingginya intensitas curah hujan selama April 2025, dan menyebabkan air dari Kali Baliem dan beberapa kali lain meluap.
Ketua Himpunan Mahasiswa Pelajar Jayawijaya atau HMPJ di Kota studi Jayapura, Naila Siep mengatakan, mahasiswa yang tergabung dalam SPBBW membuka posko donasi sejak 28 April 2025 hingga 15 Mei 2025, di Asrama Nayak II, Tanah Hitam Abepura, Kota Jayapura, Papua.

Katanya, pembukaan posko donasi itu untuk membantu masyarakat terdampak banjir di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
HMPJ membuka posko donasi setelah mendapatkan kabar tentang dampak banjir di Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang menyebabkan sejumlah rumah warga, lahan pertanian, tempat ibadah terendam air.
Menurutnya, ada ribuan kepala keluarga atau KK di 40 distrik, empat kelurahan, 328 kampung terdampak bencana itu.
“Kami berharap mahasiswa delapan kabupaten lain di Provinsi Papua Pengunungan, yang berada di Kota Jayapura bahkan beberapa elemen lainnya, berpartisipasi dan membantu kami, berupa pakaian layak dipakai, kebutuhan pokok, dan uang [untuk disalurkan kepada] masyarakat di Jayawijaya yang terkena banjir,” kata Naila Siep di Jayapura, Rabu (30/4/2025).
Menurutnya, selain Kali Baliem, air dari beberapa kali lain di Kabupaten Jayawijaya juga meluap, seperti Kali Ueima, Elagaima dan Kali Kimbim.
Pihaknya menduga bencana banjir disebabkan itu oleh deforestasi hutan dalam skala besar, rusaknya hutan konservasi, membuang sampah sembarangan, pengambilan bahan material di Kali Ueima, Ibele, Kimbim dan rusaknya telaga – telaga kudus yang mana dalam mitologi orang Hubula tempat penyimpanan rahasia mereka.
Selain dampak dari deforestasi hutan, bencana banjir ini juga diduga terjadi akibat pengalian pasir tanpa analisis lingkungan yang baik.
“Akibatnya, ketika intensitas curah hujan tinggi air dari beberapa kali di sana meluap hingga ke kota dan kawasan pemukiman warga,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator SPBBW, Melki Elopere berharap pemerintah Kabupaten Jayawijaya segera memberikan jaminan hidup kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya kelaparan.
Kekhawatiran itu jugalah yang membuat SPBBW tidak tinggal diam, dan akan melakukan penggalangan dana dengan turun ke jalan menggelar aksi donasi
“Selamatkan manusia dan tanah air. Kami berharap kepada Pemerintah Kabupaten Jayawijaya agar segera memberikan jaminan hidup kepada masyarakat selama banjir sampai air surut,” kata Melki Elopere.
Katanya, bantuan dari pemerintah daerah tidak boleh berhenti ketika air telah surut. Akan tetapi, berlanjut selama masyarakat melalukan proses penanaman dan proses perawatan tanaman mereka setelah banjir.
“Pemerintah bisa memberikan bantuan sosial, mencegah masyarakat kekurangan bahan pangan,” ujarnya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!