Jayapura, Jubi – Tim gabungan Satgas Damai Cartenz dan Tentara Nasional Indonesia atau TNI telah menemukan 11 jenazah pendulang emas yang di dibunuh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Hal itu disampaikan Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo di Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada Sabtu (12/4/2025).
Pada 6-8 April 2025, TPNPB mengatakan membunuh 11 pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan yang diduga sebagai mata-mata militer Indonesia. Pembunuhan itu dilakukan pasukan Komando Daerah Pertahanan XVI Yahukimo dan Komando Daerah Pertahanan III Ndugama Derakma.
Yusuf mengatakan sebelas jenazah ini ditemukan di lokasi yang berbeda diantaranya satu jenazah ditemukan di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang. Selain itu dua jenazah ditemukan di Camp 22, Yahukimo, satu jenazah ditemukan di Muara Kum, Yahukimo. Lima jenazah ditemukan di Kampung Bingki, Yahukimo dan dua jenazah ditemukan di Tanjung Pamali, Kabupaten Yahukimo.
Telah dievakuasi
Yusuf mengatakan 3 jenazah telah berhasil dievakuasi ke RSUD Dekai, Yahukimo, dan 1 jenazah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan. Selain itu 7 jenazah lainnya direncanakan akan dievakuasi hari ini [Sabtu] ke RSUD Dekai, Yahukimo.
“Tim evakuasi bermalam di lokasi dan direncanakan melakukan evakuasi hari ini,” ujar Yusuf dalam keterangan tertulisnya.
Yusuf mengatakan hingga Sabtu (12/4/2025) tiga jenazah sudah di otopsi oleh Tim DVI RS Bhayangkara Jayapura dan RSUD Dekai. Dua jenazah telah diidentifikasi identitasnya yaitu Wawan dari lokasi Mining 22 dan Stenli dari lokasi Muara Kum.

Sementara satu jenazah yang juga ditemukan di lokasi Mining 22 belum diidentifikasi karena masih mencari data antemortem dari para keluarga korban. “Setelah tiga jenazah teridentifikasi hari ini akan segera diserahkan ke keluarga. Jika tidak ada keluarga maka akan langsung kebumikan di Yahukimo karena kondisi jenazah semakin membusuk dan mengeluarkan cairan,” katanya.
Yusuf mengatakan 307 anggota TNI/Polri dilibatkan dalam proses evakuasi korban. Terdiri atas 167 anggota polisi, 50 anggota tentara dari Kodim Yahukimo, 40 anggota Komando Pasukan Gerak Cepat atau Kopasgat TNI AU, dan 50 anggota marinir.
Karumkit Bhayangkara Tingkat II Jayapura, AKBP dr Rommy Sebastian mengatakan proses identifikasi dilakukan melalui prosedur ketat dalam operasi DVI. Tujuannya agar identitas korban dapat dipastikan secara akurat dan diserahkan kepada keluarga.
“Terkait jenazah yang berada di RSUD Dekai, kami telah melaksanakan tahapan operasi DVI secara teliti,” ujar Rommy dalam keterangan tertulisnya.
Diakui oleh TPNPB
Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom mengatakan sepanjang 2025 TPNPB telah membunuh 19 pendulang emas, diantaranya di Kabupaten Yahukimo (17 orang), dan di Kabupaten Paniai (2 orang). Sambom mengatakan pendulang emas ini merusak alam Papua, dan sebagai mata-mata militer Indonesia.
Sambom meminta semua pendulang emas yang bekerja di wilayah operasi TPNPB agar segera meninggalkan wilayah tersebut. Sambom mengatakan TPNPB telah menetapkan wilayah zona perang yakni di Papua Pegunungan meliputi Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Nduga.
Wilayah di Papua Tengah yang ditetapkan sebagai zona perang meliputi Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Paniai, Kabupaten Deiyai. Serta Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya.
“Yah itu [wilayah-wilayah] yang sudah mulai perang, yang wilayah lain tunggu revolusi total,” kata Sambom kepada Jubi, pada Sabtu (12/4/2025).
Tidak akan selesaikan konflik

Juru Bicara Jaringan Damai Papua atau JDP, Yan Christian Warinussy mengatakan bahwa jalan kekerasan termasuk membunuh siapapun dan oleh siapapun serta mengangkat senjata tidak akan pernah bisa menyelesaikan konflik di Tanah Papua. Warinussy menyampaikan JDP turut berduka cita yang amat mendalam atas peristiwa pembunuhan pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Warinussy
“JDP sangat menyesalkan terjadinya peristiwa pembunuhan ini,” ujarnya.
Warinussy mengatakan hanya pendekatan damai dan nirkekerasan yang dapat menyelesaikan konflik di Tanah Papua. Hal ini tidak saja ditujukan kepada TPNPB, tetapi juga bagi negara yang diwakili TNI, Polri bahkan dan pemerintah daerah maupun pemerintah kabupaten di Tanah Papua.

“Jalan dialog semestinya dipertimbangkan oleh negara termasuk TPNPB dalam merintis upaya penyelesaian damai dan berkeadilan,” kata Warinussy kepada Jubi, pada Sabtu.
Warinussy mengatakan JDP juga meminta negara untuk menghentikan pendekatan keamanan di Tanah Papua. Laporan Aliansi Demokrasi untuk Papua atau AlDP mencatat sepanjang 2024 sebanyak 14.496 anggota TNI dan 913 anggota polisi dikirim dari luar Papua Papua.
“Negara juga untuk mempertimbangkan kembali gagasan dan ide menempatkan personel TNI atau Polri yang berperan sebagai pekerja sipil. [Serta pengiriman tentara/polisi] sama sekali kian menjadi pemicu konflik bersenjata di Tanah Papua,” ujarnya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!