Kenyam, Jubi – Puluhan ribu warga Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, menyambut Bupati Nduga Dinar Kelnea dan Wakil Bupati Yoas Beon di Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga, pada Kamis (20/3/2025). Dinar Kelnea dan Yoas Beon dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai Bupati dan Wakil Bupati Nduga periode 2025–2030 di Istana Kepresidenan pada 20 Februari 2025 lalu.
Setibanya di Bandara Kenyam, Dinar Kelnea dan Yoas Beon bersama istri disambut tari-tarian dan diiringi ribuan warga, saat menuju kantor bupati untuk serah terima jabatan dari penjabat Bupati Nduga sebelumnya Elai Giban, dan serah terima kepengurusan tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP PKK) Kabupaten Nduga dari ketua sebelumnya Ny. Rode Nirigi Giban kepada Ny. Ona Mince Mofu Kelnea.
Setelah serah terima jabatan dan kepengurusan TP PKK Kabupaten Nduga, Bupati dan Wakil Bupati Nduga melakukan syukuran bersama masyarakat yang dihadiri Dandim dan Kapolres Nduga, pimpinan organisasi perangkat daerah, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan berbagai kalangan lainnya.

Bupati Nduga Dinar Kelnea di hadapan puluhan ribu masyarakat Nduga mengatakan pihaknya bersyukur kepada Tuhan, sebab karena penyertaan-Nya-lah sehingga ia dan Wakil Bupati Yoas Beon terpilih dalam Pilkada 27 November 2024 lalu, untuk memimpin Nduga lima tahun ke depan.
“Kami bersyukur kepada Tuhan sehingga saya dan Bapak Yoas Beon bisa berdiri di sini. Karena Tuhan-lah sehingga kami bisa terpilih. Kami juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat Nduga dan Pemkab Nduga, atas dukungannya kepada kami,” kata Dinar Kelnea saat memberikan sambutan.
Bupati dan Wakil Bupati Nduga juga berterima kasih kepada mantan Pj Bupati Nduga, Elai Gibai yang sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sehingga Pilkada di Nduga berjalan lancar dan aman.
“Kepada masyarakat Nduga di 32 Distrik dan 248 kampung, terima kasih sudah menjaga kedamaian di Nduga dan hari ini kami adalah Bupati dan Wakil Bupati semua masyarakat Nduga di 32 distrik dan 248 kampung. Saya tidak akan membeda-bedakan masyarakat Nduga,” ujarnya.
Dinar Kelnea mengingatkan agar masyarakat Nduga tidak saling bermusuhan. Sebab, masyarakat Nduga satu darah dan suku. Apabila ada masalah di masyarakat Nduga, maka hukum positif harus ditegakkan.
“Tidak boleh lagi ada konflik antarmasyarakat Nduga, antarsesama saudara. Kita mesti bersatu membangun Ndugama. Kita mesti bergandengan tangan membangun Nduga dengan damai dan sejahtera. Kami tidak bisa membalas kebaikan rakyat Nduga. Namun Tuhan-lah yang akan membalasnya,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Nduga, Yoas Beon mengatakan untuk membangun daerah seperti Nduga gampang-gampang susah. Apabila memahami situasi maka terasa mudah, namun jika tidak saling memahami satu sama lain akan terasa susah.
“Saya dan Pak Bupati adalah manusia yang sangat terbatas dan bicara pemerintahan tidaklah mudah. Kami akan memulai pekerjaan dengan mendalami dan melihat situasi, kondisi kantor, dan pegawai,” kata Yoas Beon.
Katanya, dalam 100 hari kerja bupati dan wakil bupati tidak mungkin langsung bisa melaksanakan visi dan misinya. Namun untuk menuju ke sana, pihaknya butuh dukungan semua pihak, terutama ASN dan organisasi perangkat daerah (OPD) untuk bisa menerjemahkan visi serta misi bupati dan wakil bupati, sebab eksekutornya adalah ASN dan OPD.
“Kami akan berusaha melaksanakan bagian dari visi dan misi kami dalam 100 hari kerja. Salah satu hal yang mesti diselesaikan adalah pelantikan anggota DPRD Nduga terpilih periode 2024–2029, yang belum dilantik. Kami akan telusuri masalahnya. Apa hambatannya,” katanya.
Masalah lain yang mesti diselesaikan, kata Yoas Beon, adalah pengumuman anggota DPRK Nduga melalui mekanisme pengangkatan, yang belum dilakukan hingga kini.
“Ini yang akan kami evaluasi beberapa hari ke depan, dan untuk selanjutnya kami akan membenahi apa yang mesti dibenahi. Apa yang menghambat program kerja pemerintah selama ini. Visi misi kami Nduga bersatu untuk perubahan dan keadilan, sehingga rencana rekonsiliasi mesti dilakukan dalam dua bulan ke depan,” ujarnya.
Menurut Yoas Beon ada tiga hal yang perlu dibenahi apabila bicara rekonsiliasi, yakni dari sisi adat, agama, dan pemerintah atau hal ini disebut tiga tungku.
“Kita juga akan melihat kebutuhan, bagaimana penanganan pengungsi hari ini. Kita mesti pikirkan bagaimana nasib pengungsi. Kemudian masalah penerangan mesti dibenahi pelayannya, di mana masalahnya, sehingga hanya bisa menyala dalam waktu beberapa jam. Masalah telekomunikasi atau akses internet, agar pegawai tidak selalu alasan masalah jaringan sehingga mereka kerja di luar Nduga,” kata Yoas Beon.
Bupati dan Wakil Bupati Nduga, juga akan melakukan penataan daerah, terutama di kawasan Kota Kenyam sebagai ibu kota Kabupaten Nduga, membenahi masalah pendidikan dan kesehatan terutama mengenai beasiswa dan kebutuhan tenaga kesehatan.
“Pendidikan untuk mahasiswa dan pelajar jangka panjang mesti dipikirkan. Kami mau pendidikan tidak dijadikan bisnis. Terkadang kita bikin data palsu, misalnya hanya 10 mahasiswa tapi didatangi ada 30 mahasiswa, sehingga anggaran terserap lebih banyak,” ujarnya.
Dari sisi kesehatan, lanjut Yoas Beon, mesti dilakukan pemetaan dan analisis kebutuhan tenaga dokter, dan tenaga medis. Apabila semua kebutuhan dasar masyarakat telah terpenuhi, barulah memikirkan rencana pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang.
“Kita juga akan data soal aset. Aset ini kita tidak jelas padahal ini adalah kekayaan daerah atau milik daerah. Masalah tanah ini juga mesti diperjelas agar tidak ada yang monopoli. Kalau semua ini sudah kita benahi barulah kita pikirkan sarana jalan, jembatan dan perumahan rakyat. Kami ada di sini untuk bekerja membenahi Nduga,” katanya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!