Jayapura, Jubi – Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Papua dan Papua Barat menyebutkan ketersediaan stok beras untuk jelang Pemilu dan akhir tahun 2024 mencapai 24.305 ribu ton.
” Perlu disampaikan beras yang ada di gudang Bulog beras 24.305 ribu ton, tersebar di enam Provinsi di 10 cabang wilayah Bulog. [Sementara] dalam perjalanan ada 11. 318 ribu ton,” kata kepala Bulog Wilayah Papua, Ahmad Mustari di Ruang kerjanya, Jayapura Kota Papua, pada Jumat (18/10/2024) lalu.
Ahmad mengatakan, jelang Pilkada dan akhir tahun 2024 tidak perlu dikhawatirkan, karena pihaknya terus mengupayakan untuk datangkan stok beras dari Jawa Timur, Sulawesi dan Merauke.
” Kami berterimakasih kepada para petani Merauke, karena beras lokal dari Merauke Papua Selatan yang sudah masuk di gudang Bulog hampir 11 ribu ton, maka target kami pada akhir tahun 2024 ini [untuk di Merauke] penerapan 100 persen. Jadi terkait stok tidak usah khawatir,” ujarnya.
Dia mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan program penyaluran bantuan pangan, dan penjualan beras di pasar-pasar, agar tidak terjadi gejolak kenaikan harga.
Dijelaskan beras Bulog tersebut biasanya bersumber dari kiriman luar negeri yakni Vietnam dan Thailand. Namun yang ada saat ini di gudang beras sebagian besar berasal dari dalam negeri yakni Jawa Timur, dan Sulawesi.
Selain itu Ahmad menambahkan, mengenai penerapan program fleksibilitas , program itu berlaku hanya di pulau Jawa sementara di wilayah Papua tidak diizinkan. ” Fleksibilitas itu kita di Papua tidak ada, karena hal itu dipake zona adalah kenaikan ongkos angkut, tapi di Papua program fleksibilitas itu memang tidak ada,” ujarnya.
Sementara itu, pada Sabtu (19/10/2024) sore, Wawan (43), pedagang di Pasar Youtefa, Distrik Abepura Kota Jayapura mengatakan, beras Bulog kemasan 50 kilogram yang dikirim dari Sulawesi, sebagian beras kualitasnya kurang baik.
” Khususnya beras Bulog kemasan 50 kilogram yang dikirim dari Sulawesi itu kurang baik, sementara beras dari Vietnam dan Thailand kualitas lebih baik dan bersih putih,” ujarnya di Pasar Youtefa, Abepura Kota Jayapura pada Sabtu (19/10/2024)
Dijelaskan beras Bulog dari Sulawesi lebih banyak ampas dibandingkan beras Bulog dari Vietnam dan Thailand . Kualitas tersebut mempengaruhi nilai jual. pada pembeli tidak ramaisehingga para pedagang terpaksa menjual perkilogram Rp13 ribu
” Beras Bulog dikirim dari Sulawesi pada bulan Oktober ini banyak kotor, dibandingkan pada bulan September 2024 lalu kualitas lebih baik. Beras Bulog dari Sulawesi kami terpaksa menjual perkilogram Rp13 ribu padahal sebelumnya menjual perkilogram Rp13. 500 ribu. Pembeli juga tidak rame seperti bulan lalu,” ujarnya.
Wawan berharap pemerintah dalam penerapan program pangan nasional harus benar-benar serius agar tidak terjadi gejolak kenaikan harga di pasar. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!