Meksiko, Jubi – Organisasi Konservasi Keanekaragaman Hayati Usumacinta atau Cobius melaporkan sebanyak 146 monyet pelolong mati dalam sebulan terakhir akibat suhu panas ekstrem di Meksiko. Monyet pelolong atau saraguatos merupakan primata endemik dan terancam punah di Meksiko selatan.
Monyet pelolong dikenal berpenampilan tegap dan memiliki lolongan khas. Sejak awal Mei, para ahli lingkungan, serta penduduk di Tabasco, dan Chiapas melaporkan sejumlah primata itu terjatuh dari pohon karena dehidrasi akibat suhu tinggi.
Kementerian Lingkungan Meksiko pada 20 Mei lalu menyatakan mereka akan menyelidiki penyebab kematian terhadap 80 monyet pelolong. Namun, hingga kini, tidak ada pejabat pemerintah setempat menyampaikan data resmi mengenai jumlah kematian itu. Mereka berjanji akan mengungkapkannya dalam sepekan ini. Demikian laporan yang dikutip Anadolu, Rabu waktu setempat.
Sejauh ini, hanya organisasi masyarakat sipil, seperti Cobius yang mendokumentasikan kematian terhadap monyet pelolong di Meksiko selatan. Mereka juga melakukan upaya penyelamatan terhadap spesies yang dinyatakan terancam punah pada 2022 tersebut.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador telah memerintahkan Menteri Dalam Negeri Meksiko melakukan upaya penyelamatan terhadap monyet pelolong. Obrador merupakan penduduk asli Tabasco, salah satu wilayah yang memiliki habitat monyet pelolong.
Meksiko mengalami gelombang panas ketiga secara berturut-turut pada tahun ini. Suhu udara di beberapa wilayah, seperti Tabasco, dan Chiapas, saat ini mencapai 45 derajat celsius. Sejauh ini, sebanyak 26 orang dilaporkan tewas akibat suhu ekstrem tersebut. (*)
Discussion about this post