Teminabuan, Jubi – Dewan Adat Wilayah III Domberai, Provinsi Papua Barat Daya mengecam penganiayaan terhadap tiga pemuda di Sorong Selatan atau Sorsel, Papua Barat Daya yang diduga dilakukan sejumlah polisi.
Kejadian itu terjadi di sekitar Pasar Radiasi Sorong Selatan, Jumat (9/5/2025) dini hari. Korban adalah Yampit Kondororik, Eren Skoviai, sama Lukas Kombado, yang merupakan juru parkir di salah satu toko di sana.
Ketua Dewan Adat Domberai, Geologi Ronal Konjol mengatakan, tindakan yang diduga dilakukan sejumlah polisi itu, tidak dapat dibenarkan.
“Kami mempertanyakan insiden pengeroyokan yang dilakukan oleh beberapa anggota kepolisian yang datang dengan dua mobil. Apakah tugas dan wewenang polisi itu langsung ditujukan kepada anak-anak muda Papua ini yang sedang jaga parkir di Indomaret?” kata Konjol, Jumat (9/5/2025).
Menurutnya, pemuda di sana menjadi juru parkir, karena sulitnya lapangan pekerjaan di wilayah itu.
“Kami juga pernah parkir di situ. Kami juga memberikan [uang] parkir kepada adik-adik yang menjaga parkiran. Karena dengan minimnya lapangan pekerjaan di Sorong Selatan, anak-anak yang ada di situ memanfaatkan lokasi itu untuk cari uang,” ujarnya.
Katanya, apabila kehadiran juru parkir di kawasan itu dianggap mengganggu, pemerintah daerah mestinya bertindak bijaksana.
Dewan Adat Wilayah Domberai menyatakan mengutuk tindakan penganiayaan yang diduga dilakukan sejumlah polisi itu.
“Kami minta Kapolres Sorong Selatan menasihati anggotanya. Polisi bukan alat represi. Mereka ditugaskan untuk melindungi, bukan menyakiti. Kami tidak akan diam jika kekerasan terhadap anak muda Papua terus terjadi,” kata Ronal Kanjol.
Salah satu tokoh pemuda setempat, Onay Kondororik mengatakan kejadian berawal ketika seorang anggota polisi bernama Ricky Mansur keluar berbelanja dari toko tempat ketiga korban menjadi juru parkir.
Korban Eren Skoviai kemudian menyuruh rekannya Yampit Kondororik meminta uang parkir kepada Ricky. Namun Ricky merasa dipalak oleh korban. Eren kemudian mengatakan kalau uang tarif parkir hanya Rp2.000.
Ricky Mansur pun kemudian pergi dari lokasi. Namun sebelumnya meninggalkan lokasi ia berkata kepada korban untuk menunggunya, karena ia akan kembali lagi.
“Eren bilang, kakak, Rp2.000 saja, tidak ada tambah-tambah. Tapi dia (Ricky) bilang, oh berarti kamu pajak-pajak. Kamu tunggu saya balik. Dia ke Polres, [kemudian] dia kembali [ke lokasi],” kata Onay Kondororik.
Menurut Kondororik, tak lama setelahnya dua mobil patroli dan sejumlah motor polisi mendatangi lokasi, dan menganiaya ketiga korban.
“Aparat langsung melakukan tindakan kekerasan. Terdengar bunyi tembakan tiga kali. Ketiga pemuda tersebut kemudian dibawa ke kantor polisi, dan baru dipulangkan sekitar jam 11 atau jam 12 siang,” ujarnya.
Jubi sudah berupaya melalukan konfirmasi kepada Kapolres Sorong Selatan, AKBP Gleen Rooi Molle melalui aplikasi pesan singkat, namun belum ada jawaban. Hingga berita ini diterbitkan belum ada pernyataan resmi dari Polres Sorong Selatan. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!