Timika, Jubi – PT Freeport Indonesia atau PTFI menggelar pelatihan pertukangan bagi 20 pemuda Kamoro dari sejumlah kampung di pesisir selatan Mimika. Mereka melibatkan Keuskupan Timika melalui Koperasi Maria Bintang Laut atau KMBL dalam pelatihan tersebut.
Senior Vice President Sustainable Development PTFI Nathan Kum mengatakan keterampilan pertukangan merupakan salah satu kemampuan dasar untuk mendukung percepatan pembangunan dan peningkatan ekonomi warga. Sebagai fasilitor kegiatan, PTFI mendatangkan ahli pertukangan dari Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) sebagai instruktur pelatihan. IPN merupakan lembaga perguruan tinggi milik PTFI
“Ini merupakan pelatihan sesi kedua pada 2024. Sesi pertamanya berlangsung pada Juli lalu,” kata Nathan dalam keterangan tertulis yang diterima Jubi.id, Minggu (17/11/2024).
Pelatihan pertukangan bagi 20 pemuda Kamoro berlangsung di Kompleks Keuskupan Timika pada 5–15 November 2024. Para pemuda tersebut berasal dari Kampung Nayaro, Kampung Nawaripi, Kampung Koperapoka, Kampung Ayuka, dan Kampung Tipuka. Lima kampung itu merupakan wilayah binaan PTFI di Mimika.
Menurut Nathan, PTFI selalu berkomitmen dalam pemberdayaan masyarakat. Mereka akan terus berupaya meningkatkan keterampilan warga yang berdomisili di sekitar area operasi PTFI.
“PTFI bersama Keuskupan Timika sangat mendukung peningkatan keterampilan pertukangan bagi anak muda Kamoro dari lima kampung [di Mimika]. Para peserta diharapkan dapat mempraktikan ilmu mereka setelah mengikuti pelatihan ini,” kata Nathan.
Para peserta pelatihan dituntun dalam mempelajari berbagai keterampilan dasar pertukangan, seperti perbaikan instalasi listrik, dan membuat campuran semen untuk pengerjaan bangunan. Para peserta mengaku banyak mendapat ilmu baru dari pelatihan selama 10 hari tersebut.
“Pelatihan ini sangat membantu kami dalam menambah ilmu. Kami menjadi tahu bagaimana membangun rumah,” kata Kelik Utauru, peserta dari Kampung Tipuka.
Utauru mengatakan selain mempelajari teori, mereka mempraktik keterampilan pertukangan saat pelatihan. Praktik tersebut termasuk keterampilan memasang rangka besi untuk bangunan, dan mengeramik.
“Pada awalnya, kami tidak tahu [teknik] menempelkan keramik di dinding [bangunan]. Mungkin nanti, kami bisa pasang sendiri keramik untuk di rumah,” ujar Utauru.
Ketua KMBL Benyamin Meo berharap pelatihan pertukangan tersebut meningkatkan kontribusi pemuda Kamoro dalam membangun kampung masing-masing. Mereka tidak perlu lagi mendatangkan pekerja dari luar untuk menangani masalah pertukangan setempat. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!