Jayapura, Jubi – Pulau Biak dikenal dengan kekayaan pengobatan tradisional berbasis tanaman lokal. Salah satu tanaman yang dimanfaatkan adalah daun pandemor, yang kini dijajakan oleh Mama Dimara (50), warga Kampung Bosnik, Kabupaten Biak Numfor.
Mama Dimara berjualan di depan pintu masuk Pelabuhan Laut Biak, Rabu (7/5/2025). Ia menjelaskan, daun pandemor yang dijualnya berasal dari Kepulauan Padaido, tepatnya di kawasan tepi karang.
“Daun pandemor ini kami ambil dari pulau-pulau di Kepulauan Padaido, di daerah karang,” ujarnya kepada Jubi.id.

Menurutnya, daun ini sudah lama digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat Biak sebagai obat tradisional. Khasiatnya dipercaya dapat membantu penyembuhan bengkak, patah tulang, keseleo, hingga pegal-pegal.
“Biasanya dicampur dengan minyak kelapa murni, lalu digosokkan langsung ke bagian tubuh yang sakit, termasuk yang patah tulang,” tambah Mama Dimara, yang telah hampir lima tahun berjualan daun pandemor, serta aksesoris khas Biak seperti gelang sarak, akar bahar, dan lainnya.
Manfaat pandemor juga diakui oleh Ferdinando Fairyo, mantan kapten Persipura Jayapura era 1990-an. Ia menyebut, daun ini pernah digunakan oleh Paitua Simyapen di Jayapura untuk mengobati cedera sejumlah pemain sepak bola.
“Ricardo Salampessy juga pernah diurut pakai minyak pandemor dari Biak,” ujar Fairyo.
Pandemor, yang secara ilmiah dikenal sebagai Pemphis acidula, merupakan semak atau pohon kecil yang tumbuh di daerah pantai berbatu karang. Tumbuhan ini memainkan peran penting dalam pengobatan tradisional masyarakat pesisir Biak.
Penelitian yang dilakukan oleh Program Studi Kehutanan Universitas Papua (Unipa) pada 2022 mengungkap bahwa ekstrak daun pandemor dari wilayah Biak mengandung berbagai senyawa kimia yang bermanfaat. Hasil penelitian ini dikutip Jubi.id dari laman surabaya.suaramerdeka.com, Kamis (8/5/2025).
Penelitian tersebut mengkaji senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak etanol daun pandemor yang dikumpulkan dari Kampung Wari dan Pulau Fani (Kabupaten Biak Numfor), serta Kampung Nyanbarai dan Pulau Auki (Kabupaten Supiori). Daun pandemor diolah menjadi simplisia, lalu diekstraksi menggunakan etanol 96 persen.
Analisis kualitatif menunjukkan keberadaan senyawa-senyawa berikut:
- Flavonoid – Melindungi sel tubuh, meningkatkan efektivitas vitamin C, bersifat antiinflamasi, mencegah osteoporosis, dan berperan sebagai antibiotik.
- Saponin – Berfungsi sebagai antimikroba, antiinflamasi, dan memiliki sifat sitotoksik yang berpotensi sebagai antikanker.
- Tanin – Memiliki sifat antibakteri dan antiseptik, serta membantu mengobati diare.
- Alkaloid – Merangsang sistem saraf, mengurangi nyeri, bersifat antimikroba, dan memberikan efek menenangkan.
- Triterpenoid – Mengandung asiatikosida yang memperkuat sel kulit, mempercepat penyembuhan luka, menstimulasi produksi sel darah, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Juga bertindak sebagai antibiotik alami.
- Steroid – Membantu meningkatkan massa otot. Merupakan turunan hormon testosteron yang penting untuk pertumbuhan otot, bahkan tanpa latihan fisik intensif. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!