Jayapura, Jubi – Mahasiswa Univesritas Cenderawasih atau Uncen Jayapura, Papua akan mendata klan dan sumber daya alam atau SDA di Kabupaten Supiori, Papua.
Pendataan akan dilakukan 100 mahasiswa program studi atau prodi manajemen administrasi perkantoran Uncen, yang melaksanakan kuliah kerja lapangan atau KKL di Kabupaten Supiori selama dua pekan.
Ratusan mahasiswa bersama lima dosen pendamping mereka itu telah diberangkatkan ke Supiori menggunakan kapal laut, Minggu (29/6/2025).
Ketua Program Studi Manajemen Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Uncen, Terianus L. Safkaur mengatakan di Supiori, mahasiswa Uncen akan melaksanakan dua jenis praktik kerja lapangan, yaitu kegiatan fisik dan non fisik.
“Kegiatan fisik ini, mereka akan memperbaiki monografi kampung dan juga pendataan administrasi kampung,” kata Safkaur, Minggu (29/6/2025).
Menurutnya, pendataan administrasi yang akan dilakukan, di antaranya pendataan klan, pendataan penduduk hingga pendataan potensi sumber daya alam di kampung yang ada di sana.
Sementara untuk kegiatan non fisik, di antaranya melakukan berbagai sosialisasi, termasuk kebijakan pemerintah yang menginstruksikan setiap kampung memiliki koperasi merah putih.
“Ini salah satu bagian yang mahasiswa kami akan lakukan di sana, dengan memberikan sosialisasi, memberikan pemahaman awal terutama kepada aparatur kampung,” ucapnya.
Katanya, sosialisi itu untuk memberikan pengetahuan awal kepada aparatur kampung dan masyarakat, agar ketika ada program pemerintah mereka bisa melaksanakannya.
Sebab, selama ini banyak bantuan dana ke kampung dari pemerintah, namun pemerintah kampung memiliki sumber daya aparatur yang terbatas dalam mengerjakan administrasi secara baik.
Situasi itu menyebabkan pemerintah kampung sering menggunakan atau membayar fasilitator di tingkat distrik atau kabupaten, untuk membantu menyelesaikan administrasi atau laporan pertanggungjawaban.
“Ini salah satu, yang juga mahasiswa kami nanti akan memberikan penguatan kepada aparatur kampung. Bagaimana prosedur administrasi harus bisa dikerjakan secara mandiri oleh aparatur kampung yang ada. Mereka juga akan memberikan pelatihan kepada aparatur kampung, cara membuat buku administrasi kampung. Selama ini administrasi itu terkadang diabaikan atau tidak dilakukan dengan baik,” ujarnya.
Safkaur mengatakan, selama KKL para dosen pendamping akan mengarahkan mahasiswa, melaksanakan sosialisasi kepada aparatur kampung dan masyarakat.
Mahasiswa yang melakukan KKL itupun diharapkan, selalu berusaha memberikan kontribusi atau meninggalkan sesuatu yang positif, untuk menjadi bekal aparatur kampung membenahi sistem administrasi atau laporan keuangan dan lainnya.
Ketua Panitia KKL, Luis Penggu mengatakan, sebelum mahasiswa turun lapangan, mereka sudah diberi pembekalan selama satu semester.
“Jadi dasar pembimbing sudah diberikan pembekalan terkait dengan hal-hal yang nanti akan dikerjakan di sana,” kata Penggu. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!